09 Juli 2025
19:33 WIB
Kemenko Ekonomi: Indonesia Siapkan Strategi Hadapi Negosiasi Tarif AS Yang Buntu
Pemerintah berharap Indonesia bisa mendapatkan pengurangan tarif dagang yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto dalam media briefing di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (9/7/2025). Antara/Bayu Saputra
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Koordinator Perekonomian RI Haryo Limanseto membeberkan sejumlah strategi dan antisipasi, jika negosiasi tarif yang masih Indonesia upayakan dengan Amerika Serikat tidak kunjung menemukan kesepakatan.
Haryo menyebut, Menteri Koordinator Airlangga Hartarto yang saat ini sedang berada di Washington DC akan menekankan bahwa Indonesia merupakan negara mitra yang sangat strategis bagi Amerika Serikat.
“Pak Menko (Airlangga) akan menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat strategis dengan segala sumber daya alam yang dimiliki. Jadi kita berharap pihak dari Amerika juga mempertimbangkan lagi posisi Indonesia,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (8/7).
Baca Juga: Kemenko Ekonomi Terkejut Trump Umumkan Tarif Dagang Sebelum 9 Juli
Di lain sisi, Haryo juga menyebut, Pemerintah Indonesia tidak bisa berharap sepenuhnya untuk keberhasilan negosiasi sesuai dengan yang diinginkan, melihat situasi yang AS tampilkan 'negatif' tidak hanya berhubungan dengan Indonesia, namun juga dengan negara lainnya.
Sebagai alternatif, Jubir Kemenko Ekonomi mengatakan pemerintah telah mencari target pasar baru untuk menjaga kinerja perdagangan nasional, seperti di antaranya melalui IEU-CEPA dan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif dengan mitra lainnya.
“Indonesia juga sudah mencoba mencari target pasar baru IEU-CEPA dan CEPA-CEPA yang lain sudah sedang dalam proses untuk mendukung kerja sama bilateral, karena untuk membuka pangsa pasar yang lain,” tambahnya.
Bicara mengenai kemungkinan tidak tercapainya kesepakatan final mengenai tarif dagang pada 1 Agustus mendatang, Haryo mengatakan, negosiasi tarif dagang sejatinya merupakan proses yang akan berlangsung secara terus-menerus.
Baca Juga: Tetap Kena Tarif 32%, Menko Airlangga Langsung Negosiasi Ke AS
Sehingga, dirinya memastikan Indonesia dan AS akan terus mengupayakan negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang bisa memuaskan dan menguntungkan kedua belah pihak.
“Perlu disampaikan di sini bahwa negosiasi perdagangan itu sebenarnya seumur hidup bisa dibilang gitu, terus berlangsung gitu. Jadi apabila saat ini Amerika menyampaikan ini karena kepentingan nasional mereka ke beberapa negara, ya tentu kita melihat, pertama tadi kita bilang bahwa Indonesia negara yang strategis, anda (AS) mungkin harus mempertimbangkan ulang,” imbuhnya.
Terkait perbandingan dengan Vietnam sebagai negara satu rumpun yang mendapat tarif lebih rendah menjadi 20%, Haryo mengatakan kepentingan yang dimiliki setiap negara sejatinya berbeda.
Baca Juga: Sederet Penyebab Negosiasi Tarif dengan AS Gagal, Kekosongan Dubes Disorot
Namun, dirinya menyorot posisi Indonesia yang pada awal pengumuman tarif diberikan angka terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Terkait hal ini, pihaknya mengaku berharap Indonesia bisa mendapat tarif yang lebih rendah dibandingkan negara tetangga lainnya.
“Selama ini kita juga termasuk yang tinggi di ASEAN. Jadi kita ingin di kawasan ASEAN ini, khususnya mungkin juga Asia, bahwa kita bisa mendapatkan tarif yang rendah atau lebih rendah,” kata Haryo.