09 Juli 2025
16:05 WIB
Kemenko Ekonomi Terkejut Trump Umumkan Tarif Dagang Sebelum 9 Juli
Pemerintah Indonesia terkejut AS mengumumkan tarif resiprokal baru lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan, 9 Juli 2025. AS meminta Indonesia tidak kecewa atas tidak adanya perubahan tarif dagang 32%.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan kepada awak media usai KTT BRICS 2025 yang digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7). Dok Kemenko Ekonomi
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Haryo Limanseto mengungkapkan, pemerintah Indonesia tak menyangka Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan tarif resiprokal baru lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan, 9 Juli 2025.
"Jadi tentu kita surprise juga ya dengan keputusan pertama bahwa dia (tarif dagang) keluar sebelum tanggal 9, tapi kami melihat bahwa sekarang pemerintah Amerika Serikat tentu mempertimbangkan secara global bahwa dia mungkin tidak lagi menghitung negara per negara, jadi pertimbangan secara global," ujar Haryo dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (9/7).
Baca Juga: Tetap Kena Tarif 32%, Menko Airlangga Langsung Negosiasi Ke AS
Tanggapan tersebut disuarakan, menyusul respons Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sendiri, yang menanggapi keputusan tarif untuk Indonesia juga sebagai perkembangan yang mengejutkan.
Padahal menurutnya, Indonesia sudah melakukan upaya 180 derajat terkait negosiasi yang diberikan, namun hasil tarif yang diputuskan Trump sama sekali tidak berubah dari angka 32%.
"Ini mengejutkan... Kita sudah bergerak 180 derajat, dan AS tidak bergerak sama sekali. Nol... (Padahal) ada banyak hal yang sudah kita bahas secara detail," ujar Airlangga kepada Washington Post, dikutip Rabu (9/7).
Terkait negosiasi tarif, Haryo mengungkap mengenai proposal Indonesia yang saat awal negosiasi di April lalu mendapat pujian lantaran kelengkapan dokumen, bahkan dijadikan rujukan untuk negara lain. Namun dirinya menegaskan, hasil akhir tentunya tetap berada di tangan Donald Trump.
Baca Juga: Nego Tarif Dagang 32% Dengan AS Dilanjut, Menperin: Bukan Saatnya Panik
Lebih lanjut, Haryo kembali menegaskan, saat ini keputusan mengenai tarif antara AS-RI belum bersifat final. Hal tersebut merujuk pada surat Donald Trump yang ditujukan untuk Presiden Prabowo Subianto, bahwa pihak AS masih membuka peluang negosiasi, terutama kebijakan tarif yang rencananya baru akan berlaku tanggal 1 Agustus mendatang.
"Dari surat itu kita menganggap bahwa kita masih punya peluang untuk berdiskusi lagi. Pihak Kementerian Sekretariat juga menyampaikan bahwa mereka akan merespons apa sikap Indonesia, jadinya ini belum final (tarif dagang 32%)," tambah Haryo.
Baca Juga: Menkeu AS 'Tambah Waktu' 3 Pekan Untuk Negosiasi Tarif Dagang
Di saat bersamaan, Haryo juga mengatakan, pemerintah AS menyampaikan agar pemerintah Indonesia tidak kecewa atas tarif impor yang diumumkan.
"Pemerintah AS menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia juga tidak perlu kecewa dengan Pemerintah AS. Kami pun juga menyampaikan bahwa Pemerintah AS juga tidak perlu kecewa dengan Indonesia,” imbuhnya.
Adapun menurut Haryo, ungkapan tersebut menjadi sinyal bahwa pemerintah AS masih menerima perundingan, dan membuat Pemerintah Indonesia masih optimistis bisa mengoptimalkan negosiasi.
"Artinya ini masih terbuka, mereka juga menginginkan respons positif dari kita dan kita tentu juga berharap dapat deal yang lebih baik," jelas Haryo.