29 Juli 2025
19:25 WIB
Kemenko Ekonomi: Ekonomi Global Goyang, Pembayaran DHE Macet
Kemenko Ekonomi menyampaikan tantangan perekonomian global saat ini menganggu kelancaran pembayaran DHE pengusaha. Banyak pembeli di luar negeri menunda pembayaran ke eksportir RI.
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, tantangan perekonomian global saat ini turut berdampak terhadap penundaan pembayaran Devisa Hasil Ekspor (DHE) pengusaha.
“Urusan DHE misalkan, ternyata pembayaran pihak pembeli di luar negeri kepada eksportir kita mengalami penundaan. Saya baca detail tadi pagi, diskusi panjang dengan BI, dengan teman-teman Kementerian Keuangan, Bea Cukai, confirmed betul,” ujar Susi melansir Antara, Jakarta, Selasa (29/7).
Baca Juga: BI: Transaksi DHE Eksportir Melonjak US$1 Miliar Per Hari
Susi menilai, siklus ekspor memang tidak pendek, namun keterlambatan pembayaran ini membuat aliran DHE ke dalam negeri menjadi kurang optimal. Pemerintah menyampaikan, kondisi ini menjadi catatan penting karena bakal berdampak pada ekonomi Indonesia.
Selain itu, dia menyoroti bahwa perubahan iklim ekonomi global tidak hanya memengaruhi pertumbuhan ekonomi dan perdagangan, tetapi juga mengubah perilaku para pelaku ekonomi internasional.
“Artinya, perubahan global yang selama ini kita bayangkan, ekonomi terpengaruh, sektor perdagangan terpengaruh, semuanya (terpengaruh), ternyata perilaku para aktor global juga berubah semuanya,” jelas dia.
Tantangan global yang ia maksud saat ini tak lepas dari kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump. Kebijakan tersebut memberi efek lanjutan terhadap rantai pasok global, biaya logistik, hingga ketidakpastian perdagangan internasional
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global dan Aliran DHE
Adapun sejumlah lembaga internasional terus merespons dinamika yang terjadi dengan terus merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari waktu ke waktu.
Bank Dunia dalam laporan Juni 2025 memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global tahun ini hanya sebesar 2,9% (berdasarkan PPP), turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,2%.
Baca Juga: Cadangan Devisa RI Juni 2025 Meningkat Tipis Di US$152,6 M
Sementara, OECD juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global dari 3,1% menjadi 2,9% pada tahun yang sama.
Lebih lanjut, sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa aliran DHE dari sektor Sumber Daya Alam (SDA) yang masuk ke rekening khusus (reksus) mencapai US$22,9 miliar selama Maret-April 2025.
Dari total DHE SDA tersebut, sekitar US$7,6 miliar masih disimpan dalam bentuk valuta asing (valas), sementara US$14,4 miliar telah digunakan oleh eksportir.
Dari jumlah yang digunakan, US$12 miliar telah dikonversi ke rupiah sehingga membantu menambah pasokan valas domestik.