c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

18 Desember 2023

17:32 WIB

Kemenkeu: Utang Baru Rp600 T Untuk Tutup Defisit APBN 2024

Melansir Buku Nota Keuangan 2024, pemerintahan bersiap menarik utang baru atau pembiayaan utang senilai Rp648,1 triliun sebagaimana RAPBN 2024, atau naik 14,9% year on year (yoy) dibandingkan 2023.

Kemenkeu: Utang Baru Rp600 T Untuk Tutup Defisit APBN 2024
Kemenkeu: Utang Baru Rp600 T Untuk Tutup Defisit APBN 2024
Petugas merapihkan uang pecahan dolar Amerika Serikat (AS) di gerai penukaran mata uang asing Dolarasia Money Changer, Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi, Jumat (24/11/2023). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Pemerintah akan menarik utang baru senilai Rp600 triliun pada tahun 2024. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan utang baru tersebut untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang ditargetkan naik menjadi sebesar 2,9% atau senilai Rp522,8 triliun, dibandingkan target defisit 2023 sebesar 2,27%.

"Secara nominal utang kita bertambah. Tahun depan dengan defisit sekitar 2,9% rata-rata kemungkinan kalau enggak ada penurunan defisit, utang kita bertambah Rp600 triliun," ujar Deni dalam Peluncuran Electronic Indonesia Bond Market Directory (E-IBMD) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (18/12).

Deni melanjutkan naiknya angka penarikan utang pada 2024 akan menambah pembiayaan untuk utang pokok dan bunga, namun, menurutnya, rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih terbilang aman.

"Kalau kita bandingkan dengan negara peer, kita dengan debt to GDP makin kecil sekarang sekitar 37%. Kalau awal pandemi 40%, ini relatif masih rendah let's say ASEAN country Malaysia, Filipina, Thailand mencapai 70%," ujar Deni.

Baca Juga: Sri Mulyani: APBN 2023 Defisit Rp35 T, Lebih Kecil Dari Desain Awal

Melansir Buku Nota Keuangan 2024, Presiden Joko Widodo bersiap menarik utang baru atau pembiayaan utang senilai Rp648,1 triliun sebagaimana RAPBN 2024, atau naik 14,9%year on year (yoy) dibandingkan outlook tahun ini yang senilai Rp406,4 triliun.

Namun demikian, target pembiayaan utang itu menurun apabila dibandingkan target tahun ini dalam APBN 2023 yang senilai Rp696,3 triliun.

Adapun, pembiayaan utang senilai Rp648,1 triliun itu untuk menutup defisit anggaran tahun depan yang ditargetkan senilai Rp522,8 triliun atau 2,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Belum lama ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih menuturkan, minim menarik utang baru untuk kebutuhan pembiayaan APBN 2023 hingga akhir tahun. Hingga realisasi per 12 Desember 2023, pembiayaan utang hanya sebesar Rp345 triliun.

Jumlah tersebut hanya setara 49,6% dari rancangan awal APBN 2023 sebesar Rp696,3 triliun. 

Baca Juga: Sri Mulyani: Defisit APBN 2,9% Masih Suportif Jaga Ekonomi 2024

Bahkan ini baru 81,9% dari target APBN 2023 hasil revisi berdasarkan Perpres Nomor 75 Tahun 2023 sebesar Rp421,2 triliun. Dibanding 12 Desember 2022 yang mencapai Rp544,4 triliun pun menyusut 36,6%.

Minimnya penarikan utang baru itu disebabkan realisasi defisit APBN 2023 hingga 12 Desember 2023 hanya sebesar Rp35 triliun, jauh lebih rendah dari target awal Rp598,2 triliun, dan target Perpres 75/2023 sebesar Rp479,9 triliun.

"Dengan tadi defisit yang lebih rendah dan dari sisi primary balance yang surplus, pembiayaan sampai dengan 12 Desember 2023, hanya mencapai Rp345 triliun," kata Sri Mulyani saat konferensi pers APBN di Jakarta, Jumat (15/12).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar