25 Juli 2025
20:45 WIB
Kadin-TUV Rheinland Targetkan 800 Ribu PMI Profesional Per Tahun
Kadin berharap kerja sama dengan TUV Rheinland dapat memunculkan 800 ribu PMI profesional setiap tahun lewat pelatihan intensif. Target ini naik dari sebelumnya hanya 425 ribu PMI.
Editor: Khairul Kahfi
Penandatanganan nota kesepahaman antara Kadin Indonesia dengan TUV Rheinland untuk memperkuat pelatihan dan sertifikasi pekerja migran Indonesia di Jakarta, Kamis (24/7/2024). Antara/HO-Kadin
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap kerja sama yang dilakukan dengan TUV Rheinland bisa memperkuat pelatihan dan sertifikasi Pekerja Migran Indonesia (PMI), serta meningkatkan jumlah pekerja profesional dari target awal 425 ribu orang per tahun menjadi 800 ribu orang.
Wakil Ketua Umum Bidang Perlindungan Pekerja Migran Kadin Indonesia Nofel Saleh Hilabi menyampaikan, kerja sama ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing PMI di pasar kerja internasional, terutama melalui program pelatihan keterampilan dan bahasa yang bersertifikat, serta diakui di 56 negara.
"Kadin ingin mendorong kalau bisa itu double jadi 800 ribu setahun PMI, dan TUV Rheinland Indonesia menyanggupi dengan kepiawaiannya yang sudah lama di Indonesia bisa melatih di seluruh provinsi," katanya melansir Antara, Jakarta, Jumat (25/4).
Baca Juga: Dari 1,4 Juta Lowongan Di Luar Negeri, Indonesia Baru Bisa Suplai 300 Ribu Tenaga Kerja
Info saja, TUV Rheinland merupakan lembaga sertifikasi yang telah diakui secara global, termasuk di Jerman, negara-negara Eropa, Timur Tengah, dan Asia Pasifik.
Nantinya, proses pelatihan akan dilakukan di Indonesia sehingga calon PMI tidak perlu mengikuti pelatihan di luar negeri.
Nofel menambahkan, skema ini memungkinkan para PMI diberangkatkan sebagai pekerja dengan status pekerja penuh dan memperoleh gaji sesuai standar negara tujuan, bukan lagi sebagai peserta magang.
"Kalau magang, mereka pergi ke sana dengan gaji magang dan harus pulang kembali. Kalau sekarang setelah pelatihan berangkat langsung dengan gaji pekerja, Kadin bersama dengan TUV Rheinland Indonesia melatih skill, bahasa saat di Indonesia," jelasnya.
Program ini digagas dalam rangka merealisasikan salah satu Quick Wins Kadin yaitu Pekerja Migran Indonesia Gotong Royong sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan jumlah pekerja profesional Indonesia di luar negeri.
Sejumlah pekerja migran tujuan Port Dickson Malaysia antre di tempat pemeriksaan imigrasi Terminal Keberangkatan Pelabuhan Pelindo Dumai, Riau, Kamis (30/1/2025). Antara Foto/Aswaddy Hamid
Lebih lanjut, Wakil Ketua Umum Bidang Vokasi dan Sertifikasi Kadin Indonesia Adi Mahfudz Wuhadji menekankan, pentingnya sertifikasi sebagai bentuk perlindungan terhadap PMI.
Baca Juga: Pemerintah Tempatkan 918.905 Pekerja Migran Indonesia Ke Luar Negeri 4 Tahun Terakhir
Ia menyebut, ada tiga komponen penting dalam pembekalan sebelum pemberangkatan yaitu pelatihan teknis, sertifikasi kompetensi profesi, dan pengakuan oleh lembaga berwenang di Indonesia.
“Sebaik-baiknya bentuk perlindungan adalah membekali para PMI sebelum berangkat. Yang pertama itu pelatihan dengan sertifikasi kompetensi teknis, dan yang kedua sertifikasi profesi oleh BNSP,” ujar Adi.
Managing Director TUV Rheinland Indonesia Nyoman Susila menyatakan, kesiapan lembaganya dalam mendukung program peningkatan penempatan PMI yang dijalankan Kadin.
Dia menyebut kerja sama ini sejalan dengan kompetensi inti TUV Rheinland Group, terutama dalam layanan pasar tenaga kerja.
“Ini adalah program pemerintah untuk meningkatkan penempatan pekerja migran Indonesia di luar negeri. Kadin ditunjuk oleh pemerintah, dan kami memiliki layanan labor market services yang sesuai,” ujar Nyoman.