20 Juni 2025
19:19 WIB
Dari 1,4 Juta Lowongan Di Luar Negeri, Indonesia Baru Bisa Suplai 300 Ribu Tenaga Kerja
Secara keseluruhan, kini terdapat sekitar 700 jenis lowongan jabatan yang dibuka di pasar kerja internasional. Permintaan tenaga kerja belum bisa dipenuhi Indonesia.
Editor: Rikando Somba
Ilustrasi sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) tengah antre untuk melakukan pengecekan dokumen perjalanan di Pelabuhan Internasional Batam Centre, Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu. Antara Foto/Teguh Prihatna
PONTIANAK - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir, mengungkapkan hingga Mei 2025, terdapat lebih dari 1,7 juta permintaan tenaga kerja dari berbagai negara. Sayangnya, Indonesia baru mampu mengisi sekitar 297 ribu posisi dariu tawaran itu. Hingga kini, lebih dari 1,4 juta lowongan kerja masih belum terpenuhi.
"Peluang ini sangat besar. Tapi jika tidak digarap secara serius, terutama melalui sosialisasi dan pelatihan ke daerah serta sekolah-sekolah vokasi, maka kesempatan ini bisa hilang begitu saja," kata Abdul Kadir di Pontianak, Jumat (20/6).
Menurut dia, sektor yang paling banyak membutuhkan tenaga kerja saat ini antara lain bidang hospitality, perawatan (caregiver), operator komputer, teknisi mesin, dan pilot. Secara keseluruhan, terdapat sekitar 700 jenis jabatan yang dibuka di pasar kerja internasional.
"Saya mengajak seluruh pemerintah daerah untuk bersama-sama menyiapkan SDM yang kompeten dan siap diberangkatkan ke luar negeri. Kita punya bonus demografi, jadi ini adalah saat yang tepat," katanya.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat upaya penyebaran informasi, sekaligus membentuk sistem pelatihan dan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja luar negeri.
Abdul Kadir juga menggarisbawahi pentingnya perlindungan hukum bagi pekerja migran.
"Masalah besar justru muncul pada mereka yang berangkat secara ilegal, seperti melalui pelabuhan tidak resmi ke negara tujuan, contohnya Malaysia. Mereka sangat rentan menjadi korban kekerasan, eksploitasi, bahkan perdagangan manusia," katanya.

300an Pegawai Baru
Di kesempatan berbeda, perusahaan kelapa sawit SD Guthrie Berhad menyatakan, membuka rekrutmen 3.000 lowongan bagi pekerja migran Indonesia asal Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk dikirim bekerja di sektor perkebunan di Malaysia Barat.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB, Baiq Nelly Yuniarti mengatakan proses perekrutan PMI harus berjalan sesuai regulasi dan menjunjung tinggi prinsip etika.
"Jadi ada peluang 3.000 orang bagi PMI kita untuk dikirim ke Malaysia," ujarnya di Mataram, Kamis.
Baca juga: Semester I 2025, Polri Menangani 189 Kasus TPPO
Tumbuh 19,5%, Saldo Tabungan PMI Di BNI Capai Rp2,14 Triliun
Dikutip dari Antara, Nelly mengatakan bahwa pengiriman PMI ini melalui enam Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang telah mendapatkan izin. Di antaranya PT Cipta Rizki Utama, PT Cahaya Lombok, PT Sudinar Arta Andi, PT Dian Jogja, PT Wirakaritas, dan PT Primadaya.
"Kami menekankan agar masyarakat berhubungan dengan P3MI tersebut," kata Nelly.
Nelly menegaskan skema pengiriman PMI ke Malaysia ini adalah zero cost atau tanpa biaya. Karenanya, dia mengingatkan enam P3MI, pihaknya menekankan untuk tidak memungut biaya kepada para calon PMI.
"Jadi betul-betul agar di implementasi-kan terkait zero cost tersebut, masyarakat bisa melapor kalau ada diminta biaya," kata Nelly.
Untuk itu Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) NTB ini berharap rekrutmen tidak hanya soal menyalurkan tenaga kerja, tetapi juga menyertakan pembinaan dan edukasi.