c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

06 September 2025

09:40 WIB

JP Morgan Proyeksi IHSG Anteng di 7.500-8.000 Hingga Akhir 2025

JP Morgan Indonesia memproyeksi IHSG akan bergerak anteng di kisaran 7.000-8.000 hingga akhir 2025. Adapun optimisme ini menguat setelah IHSG belum lama ini menyentuh 8.000-an.

Penulis: Ahmad Farhan Faris

Editor: Khairul Kahfi

<p>JP Morgan Proyeksi IHSG Anteng di 7.500-8.000 Hingga Akhir 2025</p>
<p>JP Morgan Proyeksi IHSG Anteng di 7.500-8.000 Hingga Akhir 2025</p>

Ilustrasi - Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Antara Foto/Sigid Kurniawan/aww/pri.

JAKARTA - Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo memproyeksi, IHSG akan bergerak anteng di kisaran 7.000-8.000 hingga akhir 2025. Adapun IHSG pekan ini ditutup melemah 0,23% atau sekitar 18,51 poin ke level 7.867,35 pada Kamis (4/9), jelang libur panjang akhir pekan ini. 

“Sebenarnya target (IHSG) yang kita set itu adalah 7.500, tapi sudah terlampaui belum lama ini, baru kena level 8.000. Mungkin dalam waktu sekarang sampai akhir tahun, kita merasa akan bergerak di level 7.500 sampai 8.000,” kata dia dalam media briefing, Jakarta, Kamis (4/9).

Baca Juga: OJK: IHSG Agustus Sentuh ATH 8.022, Kapitalisasi Pasar Rp14.377 T

Menurut dia, pergerakan optimis IHSG beberapa waktu terakhir dipengaruhi oleh pertumbuhan laba dari emiten di pasar modal. Kondisi ini membaik ketimbang kondisi pasar saham semester I/2025 yang bergejolak menghadapai berbagai sentimen negatif global.

“Volatilitas pasar ini (semester I) sangat tinggi dikarenakan banyaknya eksternal faktor, ada perang dagang, lalu geopolitik issue, dan pelemahan mata uang,” ujarnya.

Karena itu, kondisi pasar saham yang cukup positif pada awal semester II ini akan jadi modal yang berharga menatap 2026. Paling kentara, sinyal belanja pemerintah yang cukup besar di semester II/2025 dan 2026 bisa ikut menguatkan konsumsi domestik, sehingga bisa mendorng pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Oleh karena itu, Henry mengungkapkan bahwa JP Morgan saat ini menyukai sektor-sektor ekonomi domestik, terutama sektor konsumer, yang diharapkan akan diuntungkan oleh kenaikan belanja pemerintah dalam 12 bulan ke depan.

“Kita juga suka sektor metal and mining, terutama sektor yang berhubungan dengan emas, nikel, dan juga kita suka sektor-sektor yang cukup sensitif dengan pergerakan suku bunga seperti properti dan otomotif,” jelasnya.

Di sisi lain,  JP Morgan menilai, dunia akan segera mengalami siklus pelonggaran moneter (monetary easing cycle) dengan kecenderungan penurunan suku bunga acuan.

“Di Amerika Serikat, JP Morgan Global Economic Team memprediksi (penurunan) 75 bps suku bunga. Di Indonesia, kita kebetulan memprediksi angka yang sama 75 bps penurunan suku bunga dari sekarang 5% menjadi 4,25%,” ungkapnya.

Sentimen Positif dari Kebijakan Pemerintah
Sementara itu, CEO and Senior Country Officer JP Morgan Indonesia Gioshia Ralie menambahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bertahan pada posisi yang sama sampai akhir 2025. 

Baca Juga: Rekor Baru! Investor Pasar Modal Tembus 17 Juta, Investor Baru Lampaui 2 Juta

Untuk itu, pihaknya mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam menjaga kondusivitas ekonomi ke depan, lewat pembenahan birokrasi dan memerangi korupsi. Hal ini sesuai dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto yang akan memberantas korupsi dan menderegulasi birokrasi.

“Kalau itu terjadi akan membawa satu confidence yang lebih baik. Sehingga perusahaan-perusahaan dan investor-investor bisa menjadi lebih nyaman, confident, lebih cepat. (Harapannya), sentimen (IHSG) menjadi lebih baik dan profitnya bisa terjadi dan sahamnya lebih baik,” jelas Gioshia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar