06 Juli 2023
20:15 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
KEEROM - Presiden Joko Widodo memastikan program lumbung pangan nasional atau food estate komoditas jagung di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua dapat berjalan cukup baik. Saat ini, rata-rata produksi jagung di food estate di Keerom, Papua mencapai 7 ton/hektare.
"Kita lihat hanya dalam waktu tiga bulan hasilnya sudah bagus sekali, memang beberapa masih jelek tapi yang gede-gede dan bagus juga banyak, semakin baik dan nanti akan direalisasikan dalam kegiatan kegiatan berikutnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (6/7).
Yang pasti, lanjutnya, setiap tahun perlu ada evaluasi untuk melakukan perbaikan maupun penambahan yang diperlukan untuk keberlangsungan proyek terkait. Menurut presiden, salah satu perbaikan yang perlu dilakukan paling dekat adalah sistem aliran air.
Perbaikan ini ditujukan agar jarak antara parit dan lahan persawahan tidak terlalu jauh. Namun secara keseluruhan, presiden menyimpulkan, tanah di lahan Keerom sangat subur.
"Memang ada yang perbaiki seperti parit karena terlalu banyak air paritnya harus bisa diberikan jarak. Jangan berpikiran hasilnya tinggi, tapi ini pun hasil sekarang sudah sangat tinggi karena kira kira 7 ton/hektare karena standar nasionalnya 5,6 ton/hektare,” katanya.
Di lokasi sama, Bupati Keerom Piter Gusbager memastikan, bahwa perkembangan lumbung pangan nasional atau program food estate di wilayahnya cukup pesat. Apalagi rata-rata produksi dalam panen jagung tahun ini mencapai 7,5 ton per hektare.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Evaluasi Kebijakan Food Estate
Piter mengatakan, selama ini kesuburan jagung di wilayahnya ditopang berbagai bantuan dari Kementerian Pertanian. Bahkan, sebutnya, Mentan juga memberi motivasi kepada petani agar terus berproduksi.
"Kita bersyukur karena baik Bapak Presiden maupun Pak menteri pertanian sama-sama memberi perhatian terhadap food estate keerom. Beliau (Mentan) juga berjanji akan kembali ke Keerom, karena masih ada 45 hektare untuk dipanen sesuai dengan rotase musim tanam," ungkap Piter.
Piter mengatakan, sekitar 60% lebih pendapatan masyarakat Keerom bersumber dari sektor pertanian. Kabupaten Keerom merupakan salah satu daerah basis pertanian terluas di Provinsi Papua.
Karena itu, Piter meyakini cara ampuh memperbaiki ekonomi di wilayahnya adalah dengan memperbaiki sektor pertanian.
"Jadi kalau mau bereskan masalah Keerom bereskan pertaniannya, kalau mau atasi kemiskinan di wilayah ini selesaikan pertaniannya, kalau mau meningkatkan kesejahteraan masyarakat bereskan pertaniannya," katanya.
Bagi Piter, selama ini pertanian telah menjadi simbol utama pemberdayaan masyarakat dalam memperkokoh perekonomian di Kabupaten Keerom. Karena itu, dirinya mengapresiasi perhatian besar presiden dan jajaran Kementan terhadap komoditas jagung di wilayahnya.
"Saya apresiasi setinggi-tingginya kepada bapak Menteri Pertanian, utamanya bapak Presiden Joko Widodo yang memberi perhatian besar terhadap sektor pertanian di Keerom," sebutnya.
Baca Juga: Bantah Food Estate Kalteng Gagal, Kementan: Butuh Proses
Diketahui, kegiatan panen jagung di food estate keerom digelar di lahan 2 hektare dari total luas lahan 500 hektare. Rencananya, perluasan jagung akan diperbesar hingga menjadi 10 ribu hektare. Saat ini, petani Keerom juga sukses menanam komoditas sawit di lahan 12.000 hektare.
"Kita bersyukur karena Pak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) juga akan langsung mengulurkan alsintan untuk mendukung investasi jagung yang akan terintegrasi atau tumpeng sari dengan jenis tanaman lain," katanya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku siap melaksanakan semua arahan presiden dalam mendukung pengembangan food estate di tanah papua. Di antaranya mempersiapkan benih unggul dan sarana produksi yang sudah menggunakan teknologi mekanisasi.
Mentan berjanji akan menyiapkan sebanyak 20 unit traktor, cultivator, planter jagung, sarana produksi pertanian (saprotan), pupuk, benih unggul, hingga bahan kimia pengendali hama.
"Intinya kita siap melaksanakan arahan Bapak Presiden," jelas Mentan Syahrul.