c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

17 Januari 2024

11:47 WIB

Jelang BI-Rate Pertama 2024, Ketidakpastian Ekonomi Dunia Tinggi

Ekonom menilai, kondisi ketidakpastian ekonomi global yang tinggi turut menciptakan ketidakpastian arah suku bunga selanjutnya, yang bisa berpengaruh pada BI Rate.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Jelang BI-Rate Pertama 2024, Ketidakpastian Ekonomi Dunia Tinggi
Jelang BI-Rate Pertama 2024, Ketidakpastian Ekonomi Dunia Tinggi
Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI di Kantor BI, Jakarta, Kamis (21/12/2023). Antara Foto/Hafidz Mubarak A

JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan, perkembangan kondisi ekonomi global mengindikasikan ketidakpastian masih tinggi saat ini. Hal ini menciptakan ketidakpastian arah suku bunga selanjutnya.

“Data inflasi global terkini di negara-negara maju, terutama AS, masih menunjukkan tekanan inflasi yang masih berlanjut. Sehingga menimbulkan ketidakpastian mengenai arah suku bunga kebijakan global ke depan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Jakarta, Rabu (17/1).

Info saja, Bank Indonesia akan melaporkan suku bunga BI Rate pertamanya siang ini pukul 14.00 WIB. Sebelumnya, otoritas moneter menutup 2023 dengan menetapkan BI Rate di level 6%, sejauh ini level suku bunga telah bertahan tiga bulan lamanya atau sejak Oktober 2023.

Josua melanjutkan, tingkat inflasi di AS pada Desember 2023 tercatat sebesar 3,4% (yoy), atau terpantau meningkat dari 3,1% (yoy) di November 2023. Capaian inflasi akhir tahun Negeri Paman Sam pun berada di atas ekspektasi pasar yang sebesar 3,2% (yoy). 

Capaian tersebut diwarnai dengan tertahannya penurunan harga energi global akibat eskalasi konflik di Timur Tengah, terutama terkait gangguan di Laut Merah. Lagi-lagi, kondisi yang ada membuat ekspektasi penurunan inflasi AS segera menuju target kembali tertunda. 

“Kami mengantisipasi, bahwa inflasi AS belum akan turun dengan cepat menuju target 2%. Sehingga kami masih melihat kemungkinan The Fed memangkas suku bunga acuan pada paruh kedua tahun 2024,” ujarnya.

Baca Juga: BI Prediksi The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan Pada Semester II/2024

Kendati global runyam, Josua memandang, perkembangan ekonomi domestik Indonesia terus menunjukkan ketahanan. Dibuktikan dengan capaian inflasi Desember 2023 yang tercatat rendah di level 2,61% (yoy), terlihat menurun dari 2,86% (yoy) di bulan sebelumnya.  

Menurutnya, penurunan ini sejalan dengan normalisasi harga energi dan harga input produksi, yang mendukung terjaganya tingkat inflasi harga yang diatur pemerintah dan inflasi inti. Sementara itu, dampak El Nino terhadap peningkatan inflasi harga bergejolak tetap terkendali secara efektif. 

“Secara keseluruhan, tingkat inflasi (Indonesia) berhasil dikelola dalam kisaran target 2-4%,” jelasnya.

Di sisi eksternal, surplus perdagangan Indonesia bertahan hingga akhir 2023. Indonesia berhasil mencapai surplus dagang sebesar US$3,3 miliar di Desember 2023, meningkat dari US$2,41 miliar di bulan sebelumnya. 

“Berlanjutnya surplus perdagangan ini berhasil mendukung cadangan devisa yang mencapai US$146,4 miliar di akhir tahun 2023, dan meningkat dari US$137,2 miliar di tahun 2022,” paparnya. 

Oleh karena itu, sambungnya, nilai tukar Rupiah berhasil menguat sebesar 1,11% dari akhir 2022, menjadi Rp15.397 per dolar AS pada akhir 2023. “Pada minggu kedua Januari 2024, Rupiah cenderung bergerak sideways di kisaran Rp15.400-15.600 per dolar AS,” jabarnya.

Pemangkasan BI Rate Semester II/2024
Dengan capaian yang ada, Josua memperkirakan, BI akan mulai memangkas suku bunga acuannya pada paruh kedua 2024. Kendati suku bunga acuan pada Januari 2024 masih bertahan di level yang sama sejak Oktober 2023.

“Mengingat perkembangan terakhir, baik dari sisi global maupun domestik, kami memperkirakan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga BI rate di level 6,00% pada RDG bulan Januari 2024 ini,” ungkapnya.

Baca Juga: Gubernur BI Buka Ruang Penurunan Suku Bunga pada Semester II/2024

Hitungannya, BI diperkirakan memiliki ruang untuk menurunkan BI-Rate pada paruh kedua tahun 2024. Berkaca pada sikap hati-hati The Fed terkait penurunan suku bunga 2024, ditambah dengan risiko inflasi domestik yang sedang berlangsung di paruh pertama 2024 akibat El Nino.

“Oleh karena itu, kami terus mempertahankan perkiraan kami bahwa BI-Rate akan berada di level 5,50% pada akhir tahun 2024,” katanya.

Senada, BI juga memperkirakan, The Fed berpeluang menurunkan suku bunganya pada paruh kedua 2024. Untuk itu, BI akan meninjau The Fed terlebih dahulu dengan analisis fundamental mengenai berbagai hal, sebelum memutuskan kebijakan moneter.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar