02 September 2025
16:38 WIB
Jauh Dari Target, Distribusi Beras SPHP Baru Capai 20,53%
Perum Bulog saat ini baru merealisasikan distribusi beras SPHP 307.999 ton atau sekitar 20,53% dari target 1,5 juta ton sepanjang tahun ini.
Penulis: Erlinda Puspita
Sejumlah pekerja mengemas beras ke dalam karung berukuran lima kilogram di Gudang Bulog Baru Salahuddin Kota Ternate, Maluku Utara, Jumat (29/11/2024). Antara Foto/Andri Saputra.
JAKARTA - Perum Bulog melaporkan, penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) sejak Januari hingga 2 September 2025 tercatat 307.999 ton atau 20,53% dari target 1,5 juta ton. Penyaluran ini masih memerlukan percepatan distribusi sehingga target bisa segera tercapai.
“Sampai dengan tadi pagi, realisasi kita (SPHP) adalah 307.999 ton atau 20,53% dibandingkan dengan target 1,5 juta ton. Realisasi tertinggi pada hari Sabtu (30/8) kemarin yaitu sekitar 9.673 ton. Kemudian secara rerata realisasi sekitar 5.000 sampai 6.000 ton/hari,” kata Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Perum Bulog, Epi Sulandri dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah secara virtual, Selasa (2/9).
Epi mengaku, Perum Bulog akan terus meningkatkan jumlah realisasi per harinya dengan target minimal 7.000 ton/hari. Koperasi Merah Putih dan jaringan distribusi beras di kecamatan, menurut dia, akan digunakan sebagai percepatan realisasi penyaluran.
Baca Juga: Pasokan Beras Cukup, Bulog Diminta Percepat dan Jaga Kualitas Distribusi
Sementara itu, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Nita Yulianis dalam kesempatan yang sama menyampaikan, ada lima langkah yang perlu dilaksanakan untuk mempercepat pendistribusian beras SPHP.
Pertama adalah memperbanyak outlet saluran seperti jumlah pasar dan pedagang di seluruh Indonesia, jumlah ritel modern dan jangkauan semua wilayah. Kedua, pemerintah daerah perlu lebih masif lagi dalam melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) setiap pekan atau setiap daerah, dengan melibatkan TNI, Polri, serta instansi pemerintah lainnya.
Ketiga adalah percepatan proses verifikasi mitra penyalur beras SPHP oleh Bulog dengan dibantu dari Dinas Pangan atau Perdagangan dan Satgas Pangan.
“Keempat, pendampingan dan sosialisasi kepada mitra penyalur beras SPHP terutama terkait dengan aplikasi Klik SPHP. Dan dengan memperhatikan keterbatasan sarpras kendaraan dan SDM, maka Perum Bulog dapat bekerja sama dengan pihak ekspedisi untuk pendistribusian beras SPHP ke mitra penyalur SPHP,” tutur Nita.
Baca Juga: Tetap Rp12.500/kg, Pemerintah Pastikan Harga Beras SPHP Tak Akan Naik
Plt Deputi II Bidang Perekonomian dan Pangan Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono turut menambahkan bahwa dalam beberapa waktu ini harga beras medium memiliki disparitas harga 20,44% dan masuk dalam disparitas level tinggi.
Oleh karena itu, Edy meminta agar distribusi beras SPHP yang Bulog lakukan bisa memprioritaskan pada wilayah yang mengalami kenaikan harga beras tinggi. Distribusi ini memerlukan peran aktif pemerintah daerah untuk melapor pada Perum Bulog.
“Kami mohon pada teman-teman Bulog, selain fokus pada volume atau jumlah (realisasi distribusi beras SPHP), maka penyaluran SPHP juga mesti mempertimbangkan level harga. Mohon diprioritaskan untuk daerah-daerah yang memang harganya sangat tinggi dibandingkan daerah lain,” pungkas Edy.