c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

17 September 2024

10:59 WIB

Jangan Kalah Dengan Negara Lain, Industri Halal Harus Maksimalkan Potensi Dalam Negeri

Indonesia dengan penduduk muslim mencapai 236 juta memiliki potensi besar sebagai pasar industri halal global.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Jangan Kalah Dengan Negara Lain, Industri Halal Harus Maksimalkan Potensi Dalam Negeri</p>
<p id="isPasted">Jangan Kalah Dengan Negara Lain, Industri Halal Harus Maksimalkan Potensi Dalam Negeri</p>

Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato sambutan dalam acara peresmian Kawasan Indonesia Islamic Center di Menara Danareksa, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024). ANTARA/Andi Firdaus

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan industri halal, termasuk keuangan syariah, harus bisa memanfaatkan potensi besar Indonesia sebagai pasar industri halal global, dengan jumlah penduduk muslim mencapai 236 juta orang. Peluang ini tidak boleh lepas dan dimanfaatkan negara lain.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan Kawasan Indonesia Islamic Center di Menara Danareksa, Jakarta Pusat, Selasa (17/9).

"Kita tahu, negara kita Indonesia memiliki penduduk muslim 236 juta. Ini sebuah market besar, sebuah pasar besar, potensi besar yang harus kita pikirkan agar peluang yang ada tidak lepas ke negara yang lain," katanya dalam pidato sambutan, dikutip dari Antara.

Baca Juga: BI Nilai Kinerja Eksyar Indonesia Jalani Tren Positif

Dalam pernyataannya, Presiden Jokowi mengungkapkan Indonesia memiliki peluang strategis untuk menjadi pusat ekosistem halal dunia. Namun, hal ini memerlukan penguatan ekosistem ekonomi syariah serta penyediaan pelaku profesional di industri tersebut.

Presiden Jokowi mencatat pertumbuhan aset industri syariah di Indonesia menunjukkan hasil yang mengesankan, dengan aset syariah tumbuh sebesar 9,07% dibandingkan dengan aset bank nasional yang tumbuh 8,9%.

Selain itu, Presiden Jokowi menyebutkan bank syariah juga mencatat pertumbuhan yang lebih tinggi yaitu 10,41%, dibandingkan dengan bank nasional yang tumbuh 8,43%.

"Bank Syariah Indonesia sebagai bagian penting bagian ekonomi syariah harus tumbuh maju, harus memiliki manajemen modern, kompetitif, profesional, untuk menjangkau pasar potensial yang kita miliki, 236 juta penduduk muslim," ujarnya.

Presiden Jokowi menekankan pentingnya bank syariah Indonesia untuk terus berkembang dengan manajemen modern, kompetitif, dan profesional.

Tujuannya adalah agar bank syariah dapat memanfaatkan pasar potensial yang ada dan menjadi barometer perbankan syariah di kawasan Asia dan dunia.

Kehadiran kawasan Indonesia Islamic Center, menurut Presiden, merupakan langkah positif untuk mendukung perkembangan ekonomi syariah, termasuk sektor fashion muslim, wisata halal, serta makanan dan minuman halal.

Presiden Jokowi berharap kawasan ini dapat mengoptimalkan potensi industri halal dan mencegah peluang tersebut lepas ke negara lain.

Baca Juga: Produk Keuangan Syariah RI Kalah Saing, Ini Pesan Akademisi Buat Prabowo

Sebagai informasi, dalam Laporan Keadaan Ekonomi Islam Global (SGIE) 2023/24, posisi keuangan syariah Indonesia turun satu peringkat, dari posisi ke-6 menjadi ke-7.

Untuk kategori keuangan syariah (Islamic finance), Indonesia menempati posisi ketujuh setelah Malaysia, Arab Saudi, Iran, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA). Posisi Indonesia berada di atas Oman, Qatar, dan Maldives.

Per Maret 2024, pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia mencapai 7,38%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar