03 September 2025
17:41 WIB
Jaga Harga, Bapanas Terus Intervensi Pasokan Beras di 214 Daerah
Bapanas menegaskan pemerintah akan memfokuskan intervensi pasokan beras di 214 kabupaten/kota yang harganya masih di atas HET. Caranya, dengan menyalurkan beras Bulog yang dijual lebih murah di pasar.
Editor: Khairul Kahfi
Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog. Antara/HO-Humas Bulog
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan, intervensi harga pangan akan difokuskan pada 214 kabupaten/kota yang harga berasnya masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Langkah stabilisasi pasokan dan harga beras terus berjalan masif di berbagai daerah, khususnya di 214 kabupaten dan kota yang harga beras masih di atas HET," kata Arief di Jakarta, Rabu (3/9) melansir Antara.
Baca Juga: Jauh Dari Target, Distribusi Beras SPHP Baru Capai 20,53%
Dia menyampaikan, intervensi dilakukan secara spesifik melalui penyaluran beras Perum Bulog yang dijual lebih murah dari harga pasar.
“Kalau HET untuk beras medium di zona 1 itu Rp13.500 per kilogram, maka Bulog hadir dengan beras seharga Rp12.500 per kilogram. Dengan begitu, masyarakat punya akses ke beras lebih murah dan ini diharapkan memberi dampak nyata dalam menekan harga di pasaran,” ujar Arief.
Selain intervensi harga, Bulog sesuai penugasan Bapanas juga terus menyempurnakan penyaluran bantuan pangan beras kepada 18,2 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Program itu sudah terealisasi hampir 99%, di mana setiap keluarga menerima 20 kg beras.
"Ini bantuan yang langsung menyasar masyarakat yang paling membutuhkan, sekaligus menjaga daya beli mereka di tengah dinamika harga,” tambahnya.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan, kenaikan harga beras medium dari Rp12.500 menjadi Rp13.500 per kg merupakan bentuk penyesuaian wajar mengikuti perkembangan harga gabah di tingkat petani yang kini berada di kisaran Rp6.500-7.000/kg. Menurutnya, penyesuaian ini penting agar rantai usaha tani hingga penggilingan tetap berkelanjutan.
“Kalau harga gabah tinggi, maka harga beras medium pun perlu menyesuaikan. Yang penting, Bulog hadir untuk memberikan opsi harga lebih murah kepada masyarakat,” jelasnya.
Klaim Kondisi Pangan RI Dalam Tren Positif
Sementara itu, Mentan Andi Amran Sulaiman menekankan, kondisi pangan nasional saat ini berada dalam tren positif. Produksi beras nasional hingga Oktober 2025 diproyeksi dapat mencapai 31,04 juta ton, bahkan diperkirakan menembus 34 juta ton sepanjang tahun.
“Yang terpenting, tahun ini Indonesia tidak melakukan impor beras dan justru memiliki stok berlimpah. Ini patut kita syukuri sebagai buah dari kerja sama lintas kementerian dan lembaga di bawah arahan Bapak Presiden Prabowo,” kata Amran.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan, meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras merupakan sinyal positif dari program intervensi stabilisasi pangan yang terus digalakkan pemerintah.
Baca Juga: Tetap Rp12.500/kg, Pemerintah Pastikan Harga Beras SPHP Tak Akan Naik
Namun demikian, program intervensi beras akan diintensifkan pada kabupaten/kota yang masih mengalami kenaikan harga beras.
“Jumlah daerah yang harga berasnya turun meningkat dari 51 menjadi 58 kabupaten/kota. Ini artinya Gerakan Pangan Murah yang kita lakukan bersama berjalan efektif dan bermanfaat langsung bagi masyarakat," kara Mendagri dalam Rakor Pengendalian Inflasi, Selasa (2/9).
Meski begitu, pemerintah mengidentifikasi, masih ada 214 kabupaten/kota yang harga berasnya berada di atas harga acuan pemerintah.
"Minggu ini kami akan fokus ke daerah-daerah tersebut dengan langkah bersama yang melibatkan Badan Pangan Nasional, Bulog, dan Kementerian Pertanian,” ujar Tito.