17 Juni 2025
13:02 WIB
Investor Belanda Jajaki Keikutsertaan Bangun Giant Sea Wall
Menko AHY menekankan, proyek Giant Sea Wall bagi Presiden Prabowo bukan lagi pilihan. Melainkan sudah menjadi keharusan. Investor Belanda diajak ikut serta.
Editor: Rikando Somba
Pekerja menggunakan ekskavator, membangun tanggul laut di Cilincing, Jakarta. Proyek raksasa tembok laut yang membentengi pulau Jawa, seperti ini akan dibangun untuk tujuan serupa, ke depan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengundang pelaku usaha atau investor dari Belanda untuk berkolaborasi membangun proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall.
Ia mengundang para pelaku usaha Belanda untuk kembali terlibat secara aktif dan menjalin kolaborasi jangka panjang setelah terlibat di awal.
“Saya percaya Anda semua memiliki pengalaman dan keahlian untuk membantu kami mencapai tujuan ini. Mari kita eksplorasi kolaborasi baru yang lebih erat dan bermanfaat bagi kedua negara,” katanya di Jakarta, Selasa (17/6).
AHY menyampaikannya dalam forum The Netherlands–Indonesia CEO Roundtable Discussion yang mempertemukan pimpinan perusahaan dari kedua negara, termasuk 14 perusahaan Belanda yang tergabung dalam Misi Ekonomi Belanda ke Indonesia.
Katanya, pemerintah Indonesia terus mempererat kerja sama konkret dengan Belanda dalam pengembangan infrastruktur strategis, khususnya di bidang ketahanan iklim dan pembangunan kawasan perkotaan berkelanjutan.
Salah satu proyek yang menjadi sorotan dalam forum ini adalah pembangunan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall di pesisir utara Pulau Jawa. AHY menegaskan bahwa proyek ini telah menjadi prioritas nasional, mengingat ancaman penurunan muka tanah yang mencapai 10–15 cm per tahun di sejumlah wilayah.
“Proyek Giant Sea Wall bagi Presiden kami bukan lagi pilihan. Melainkan sudah menjadi keharusan. Anda semua mendengar bahwa beliau ingin memulainya sekarang, atau secepat mungkin,” katanya.

Dia juga menambahkan, peluang kerja sama Indonesia–Belanda juga terbuka luas dalam sejumlah proyek strategis lainnya, seperti pengembangan Smart Cities, Transit-Oriented Development, program perumahan berkelanjutan, hingga proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya.
Proyek 20 Tahun
Dikutip dari Antara, dalam International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, di JICC, Jakarta, Kamis (12/6), Presiden Prabowo menjelaskan bahwa proyek tanggul laut raksasa yang membentang sepanjang 500 kilometer di Pantai Utara Jawa, dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur, membutuhkan biaya pembangunan sebesar 80 miliar dolar AS atau setara Rp1.297 triliun.
Prabowo memperkirakan, pembangunan tanggul laut raksasa ini diperkirakan bakal membutuhkan waktu hingga 20 tahun. Dan, sebagai langkah awal, ia akan membentuk lembaga khusus bernama Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa.
Baca juga: Seskab: Giant Sea Wall Melindungi Pantai Utara Jawa
Pada kesempatan berbeda, Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelumnya mengungkapkan bahwa sejumlah negara, seperti China, Korea Selatan, Jepang, Timur Tengah, hingga Belanda telah menyatakan minatnya pada proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall.
AHY mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengidentifikasi berbagai proyek infrastruktur potensial untuk kerja sama, sekaligus mematangkan rencana detail dari proyek-proyek tersebut.
Baca juga: Inisiatif Giant Sea Wall Untuk Melindungi Pesisir Jawa
Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri Belanda Michiel Sweers menyatakan minat negaranya terhadap proyek tanggul laut raksasa di Indonesia. Ia bahkan menyatakan bahwa Belanda sudah terlibat dalam proyek ini selama beberapa waktu.
Sweers mengatakan bahwa Belanda siap menyediakan keahlian dari perusahaan-perusahaan pengerukan dan teknik mereka.