13 Juni 2025
08:44 WIB
Seskab: Giant Sea Wall Melindungi Pantai Utara Jawa
Seskab Teddy sebut Giant Sea Wall proyek sepanjang 500 km membutuhkan waktu 20 tahun pembangunan dengan anggaran ratusan triliun rupiah
Editor: Leo Wisnu Susapto
Pohon bakau tumbuh di samping tanggul laut di kawasan Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Rabu (5/2/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
JAKARTA - Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyatakan, Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa menjadi infrastruktur vital untuk melindungi kawasan pantai utara Pulau Jawa dari ancaman rob dan perubahan iklim ekstrem.
“Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah untuk segera memulai pembangunan tanggul laut sebagai proyek strategis nasional,” jelas Seskab Teddy dikutip dari Antara di Jakarta, Kamis (12/6) malam.
Seskab memaparkan bahwa proyek Giant Sea Wall sejatinya telah masuk dalam perencanaan Badan Perencanaan Nasional sejak tahun 1995.
Tanggul laut raksasa itu akan dibangun membentang sejauh 500 kilometer dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur. Pembangunan tahap awal di wilayah Teluk Jakarta yang diperkirakan membutuhkan waktu delapan hingga 10 tahun.
Baca juga: Tak Buru-Buru, Pemerintah Masih Pelajari Proyek Tanggul Laut Raksasa Pantura
Dalam sambutannya saat menutup forum Konferensi Internasional Infrastruktur Tahun 2025 yang dihadiri peserta lebih dari 7.000 orang dari 33 negara itu, Presiden memaparkan pembangunan tanggul laut raksasa membutuhkan waktu hingga 20 tahun.
"Kalau sampai ke Jawa Timur mungkin membutuhkan waktu 20 tahun. Lima belas sampai dua puluh tahun. Tidak ada masalah. Ada pepatah kuno, perjalanan 1.000 kilometer dimulai oleh satu langkah. Kita akan segara mulai itu," kata Presiden Prabowo.
Pembangunan mega proyek itu membutuhkan biaya sedikitnya US$80 miliar atau setara Rp1.297 triliun.
Khusus tanggul di Teluk Jakarta, pemerintah membutuhkan alokasi anggaran melalui APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebesar US$8 miliar sampai US$10 miliar.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggada, proyek Giant Sea Wall untuk melindungi wilayah pesisir dan masyarakat.
Proyek-proyek lainnya seperti Jakarta Sea Wall dan Tol Semarang-Demak yang terintegrasi tanggul laut raksasa membuka peluang untuk menarik investasi jangka panjang terkait ketahanan perubahan iklim yang terintegrasi.
Saat ini peningkatan permukaan air laut terjadi di wilayah pesisir pantai utara Jawa, seperti misalnya di wilayah utara Jakarta yang mengalami penurunan permukaan tanah atau land subsidence.
Dengan demikian dibutuhkan langkah-langkah strategis yang lebih berkelanjutan (sustainable) dalam rangka melindungi masyarakat pesisir.
Kementerian PU telah bekerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan sejak tahun 2016 untuk kajian pembangunan tanggul laut mulai dari Cilegon hingga Gresik dengan proyeksi panjang mencapai 946 km.