11 Agustus 2025
20:45 WIB
Investasi Sektor ESDM Tembus US$13,9 Miliar Sepanjang Semester I/2025
Migas dan minerba mendominasi capaian investasi maupun realisasi PNBP sektor ESDM sepanjang paruh pertama tahun ini.
Penulis: Yoseph Krishna
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Antara Foto/Aditya Pradana Putra
JAKARTA - Realisasi investasi sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berhasil mencapai US$13,9 miliar sepanjang Januari-Juni 2025 lalu.
Subsektor minyak dan gas bumi (migas) tercatat menjadi yang paling dominan dengan realisasi investasi US$8,1 miliar, diikuti subsektor mineral dan batu bara di angka US$3,1 miliar.
Kemudian untuk ketenagalistrikan, investasi yang tercatat pada paruh pertama 2025 adalah sebesar US$1,9 miliar, serta subsektor energi baru, terbarukan, dan konservasi energi (EBTKE) menjadi 'anak bontot' dengan realisasi investasi hanya sekitar US$800 juta.
Berdasarkan historikal, realisasi investasi sektor ESDM semester I/2025 itu tercatat menjadi yang tertinggi dibandingkan capaian periode yang sama sejak tahun 2021.
Pada semester I/2021, realisasi investasi hanya di kisaran US$10,9 miliar, lalu jeblok ke angka US$9,6 miliar semester I/2022, naik jadi US$11,8 miliar semester I/2023, dan kembali turun ke level US$11,2 miliar pada semester I/2024.
Baca Juga: Bahlil: Realisasi Investasi Sektor ESDM Capai US$32,3 Miliar pada 2024
"Kemudian di semester I/2025 US$13,9 miliar, kebanyakan ini dari minerba dan migas. Jadi, US$13,9 miliar ini hampir sekitar Rp200 triliun lah," ujar Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam sesi konferensi pers di kantornya, Senin (11/8).
Dari realisasi investasi sepanjang semester I/2025, sektor ESDM pun mampu menyerap lebih dari 750 ribu tenaga kerja dari seluruh subsektor.
"Penyerapan tenaga kerja selama semester I/2025 subsektor migas, minerba, ketenagalistrikan, dan EBT sebesar 753.578 orang. Ini tenaga kerja yang kita serap sejauh semester I terhadap investasi Rp200 triliun lebih, ini tenaga kerjanya," sambung Bahlil.
Lebih lanjut, Menteri Bahlil turut mengungkap realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor ESDM telah mencapai Rp138,8 triliun atau 54,5% dari target yang dipatok tahun ini sebesar Rp254,5 triliun.
Terkait realisasi PNBP semester I/2025 itu, subsektor minerba menjadi yang paling dominan dengan capaian Rp74,2 triliun, diikuti minyak dan gas bumi Rp57,3 triliun, lainnya Rp6,2 triliun, dan EBTKE Rp1,09 triliun.
"Realisasi sudah 54,5%. Sekalipun begini, kami tetap tidak meminta tambahan anggaran. Kalau tidak dikasih, kita tidak minta. Tapi kalau tidak dikasih-kasih juga, berarti sudah tidak tahu diri itu namanya," gurau dia.
Baca Juga: Kementerian ESDM Bidik Investasi Hilirisasi Tembus US$618 Miliar Hingga 2040
Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) itu juga menggarisbawahi sektor ESDM punya peran vital terhadap pendapatan negara. Target PNBP yang dipatok untuk tahun 2025 itu mencapai sekitar 10%-12% dari total penerimaan negara.
Belum lagi jika ditambah pajak maupun PPh badan usaha migas, sumbangsih sektor ESDM bisa menyentuh 15,5% dari total pendapatan negara. Artinya, sektor tersebut menjadi kunci agar negara bisa meraup pendapatan, sekaligus menjalankan amanat Pasal 33 UUD 1945.
"Bayangkan di tengah gejolak harga minyak turun, harga komoditas batu bara turun, tapi kami harus berusaha tetap mencapai Rp254,5 triliun dan ini adalah target yang diberikan oleh Bapak Presiden. Bapak Presiden memberi target kepada kami jangan sampai PNBP turun," tandas Menteri Bahlil.