c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

04 Desember 2024

14:18 WIB

Investasi Rp3,19 T, PepsiCo Siap Buka Pabrik di Indonesia

PepsiCo Indonesia telah berinvestasi sekitar US$200 juta atau setara dengan Rp3,19 triliun, dan bakal segera meresmikan pabrik makanan ringan atau snack.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p dir="ltr" id="isPasted">Investasi Rp3,19 T, PepsiCo Siap Buka Pabrik di Indonesia</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Investasi Rp3,19 T, PepsiCo Siap Buka Pabrik di Indonesia</p>

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Delegasi Bisnis Kanada yang tergabung pada Canada-ASEAN Business Council (CABC) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (3/12). Dok Humas KLIP Kemenko Perekonomian

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, perusahaan PT PepsiCo Indonesia Food and Beverages atau PepsiCo Indonesia tengah mempersiapkan peresmian pabrik di Indonesia.

Adapun, perusahaan terkait telah berinvestasi sekitar US$200 juta atau setara dengan Rp3,19 triliun (asumsi kurs: Rp15.958,20 per dolar AS) dan bakal segera meresmikan pabrik makanan ringan atau snack.

“Yang baru dan akan segera diresmikan pabriknya, itu Pepsi Cola, Pepsi Coke. Tapi, yang dia produksi adalah makanan, snacks lah. Sudah investasi, tinggal diresmikan,” kata Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (3/12).

Asal tahu saja, rencana mengenai PepsiCo yang akan membangun pabrik baru di Indonesia memang sudah terdengar sejak lama. PepsiCo dikabarkan akan membangun pabrik di atas lahan seluas 6 hektare di Cikarang. Proses produksi diharapkan sudah bisa dimulai pada awal 2025 mendatang.

Sebelumnya, PepsiCo pernah mengumumkan keputusannya untuk hengkang dari Indonesia. Bahkan, produk-produk PepsiCo mulai lenyap dari pasar Indonesia selama beberapa bulan pada medio akhir 2019. Tapi teranyar, PepsiCo justru memutuskan berinvestasi dengan membangun pabrik pertamanya di tanah air.

Baca Juga: ICA-CEPA Ditandatangani, Ini Keuntungannya Bagi Indonesia-Kanada

Menko Airlangga melanjutkan, selain sektor makanan dan minuman, pihaknya juga telah membahas berbagai peluang bisnis di berbagai sektor strategis, seperti sektor energi, farmasi dengan perusahaan Kanada.

Diskusi itu berlangsung dalam pertemuan dengan Delegasi Bisnis Kanada yang tergabung dalam Canada-ASEAN Business Council (CABC) di kantornya.

“Terutama juga investasi yang dilakukan untuk Carbon Capture and Storage (CCS), baik oleh BP maupun ExxonMobil. Kemudian juga rencana di sektor farmasi, di mana sektor farmasi juga minta agar obat-obat yang baru itu bisa lebih mudah masuk dan juga sebagian ada yang diproduksi di Indonesia,” ujarnya.

Pertemuan dengan delegasi perusahaan Kanada itu juga menjadi tindak lanjut dari pembicaraan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara sebelumnya, yang bertujuan untuk memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia-Kanada.

Dalam pertemuan di Kantor Kemenko Perekonomian, Delegasi Bisnis Kanada dipimpin oleh Wayne Farmer, Presiden CABC, dan dihadiri oleh sembilan perwakilan perusahaan Kanada, di antaranya Sun Life Financial, CG Wellington Inc, TISEC Inc, Natural Resources Canada, Concordia University, AtkinsRealis, dan perusahaan besar Kanada lainnya.

Pertemuan memusatkan perhatian pada prioritas pemerintahan baru dan potensi kerja sama kedua negara di sektor strategis.

Presiden Farmer menyoroti fokus sektor swasta Kanada yang ingin bekerja sama secara intensif dengan Indonesia pada sektor energi bersih termasuk energi nuklir sebagai pembangkit listrik, ketahanan pangan dan pertanian, serta niaga elekronik (e-commerce) dan kecerdasan artifisial (AI).

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Pada sektor energi bersih, CABC menyatakan kesiapan untuk membantu mempercepat transisi energi di Indonesia. Kanada menawarkan kolaborasi untuk pengembangan energi terbarukan, dan penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit listrik.

“Kami memiliki pengalaman yang luas dalam pengelolaan energi nuklir, dan senang dapat bermitra dengan Indonesia untuk peningkatan kapasitas dalam mengelola keamanan energi nuklir dan operasionalisasi nuklir sebagai pembangkit listrik,” ungkap Presiden Farmer dalam keterangan resmi, Selasa (3/12).

Baca Juga: RI-Kanada Perkuat Kerja Sama Transisi Energi 

CABC juga menyatakan siap mendukung ASEAN dalam memanfaatkan energi nuklir sebagai bagian dari upaya bersama untuk mencapai tujuan dekarbonisasi global.

Menanggapi hal tersebut, Airlangga menyambut baik tawaran Kanada untuk bermitra pada pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia.

“Indonesia saat ini telah memiliki lokasi untuk pengembangan PLTN pertama yaitu di Kalimantan Barat melalui teknologi SMR, kami senang jika Kanada dapat melakukan kajian kelayakan (feasibility study) di Indonesia,” ujar Airlangga.

Sebagai tambahan, Airlangga menyatakan minatnya untuk mengirimkan delegasi Indonesia guna mempelajari teknologi SMR dan peningkatan kapasitas operasionalisasi PLTN.

Pada sektor energi bersih, Airlangga menawarkan sejumlah potensi kerja sama antara lain energi surya dan hydroenergy di Jawa Barat, energi panas bumi (geothermal) di Sulawesi dan Jawa, hingga energi angin di Sulawesi.

Pada sektor pangan dan pertanian, CABC mendukung penyediaan pangan dan produk pertanian yang di kawasan Asia Tenggara dan berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi pertanian di Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan melalui peningkatan kapasitas pertanian dan mempelajari teknologi pertanian.

“Pemerintah terbuka jika Kanada membantu program ketahanan pangan Indonesia dan peningkatan teknologi pertanian untuk peningkatan produktivitas,” jawab Airlangga.

Indonesia dan Kanada sendiri sudah menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada (ICA-CEPA). Dengan ICA-CEPA, ekosistem investasi di Indonesia kurang lebih sudah setara dengan apa yang diharapkan oleh investor di Kanada, apalagi Indonesia merupakan negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar