c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

22 Agustus 2025

20:23 WIB

Inovasi Anyar, PTBA Kembangkan Kalium Humat Dari Batu Bara

Hilirisasi batu bara menjadi kalium humat diklaim bisa meningkatkan produktivitas pertanian sampai 30%.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Inovasi Anyar, PTBA Kembangkan Kalium Humat Dari Batu Bara</p>
<p id="isPasted">Inovasi Anyar, PTBA Kembangkan Kalium Humat Dari Batu Bara</p>

Ilustrasi Faba untuk Pertanian. Shutterstock/Singkham

JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk resmi meluncurkan pilot project hilirisasi batu bara menjadi kalium humat untuk mendukung sektor pertanian di Indonesia. Kalium humat merupakan salah satu turunan dari asam humat yang mulanya menjadi fokus riset PT Bukit Asam Tbk.

Lewat hasil riset bersama Universitas Gadjah Mada (UGM), emiten tambang pelat merah berkode saham PTBA tersebut menghadirkan produk kalium humat yang diklaim bisa meningkatkan produktivitas pertanian sampai 30%.

Direktur Utama Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) Maroef Sjamsoeddin menegaskan proyek hilirisasi batu bara menjadi kalium humat jadi upaya perusahaan untuk mendukung program pemerintah menuju swasembada pangan.

Baca Juga: Infrastruktur Jadi Kendala Utama PTBA Hilirisasi Batu Bara Jadi Gas Sintetis

"Ini adalah wujud konkret kontribusi Grup MIND ID dalam menghadirkan manfaat yang lebih luas bagi bangsa. Hilirisasi batu bara ini dapat langsung memberi dampak positif pada kesejahteraan masyarakat termasuk petani," ujarnya lewat siaran pers, Jumat (22/8).

Produk kalium humat lahir dari hilirisasi batu bara berkalori rendah di IUP Peranap milik PTBA. Batu bara kalori rendah tersebut diolah menjadi pupuk hayati dan pembenah tanah untuk meningkatkan hasil panen dan menekan ketergantungan petani pada pupuk kimia.

PTBA diketahui telah melakukan riset bersama UGM sejak tahun 2023 silam. Hasilnya, ialah pilot project kalium humat dengan kapasitas maksimal 144 ton per tahun. Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengungkapkan proyek tersebut mencerminkan komitmen perusahaan untuk memberi nilai tambah pada komoditas batu bara.

Dengan adanya proyek itu, Arsal menekankan batu bara kini tak sekadar dimanfaatkan sebagai sumber energi, melainkan juga produk yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, terutama kalangan petani.

"Inisiatif ini membuktikan bahwa batu bara dapat diolah menjadi produk bernilai tambah yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat nyata, khususnya bagi para petani," sebut Arsal.

Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada Ova Emilia mengatakan upaya PTBA untuk mengembangkan batu bara menjadi kalium humat bisa disebut sebagai langkah yang berani, termasuk menjadikan UGM sebagai tempat pengembangan dan penelitian alat produksi kalium humat.

"Namanya penelitian, hasilnya dan waktunya kan belum tentu dan keberanian itu kami apresiasi. Saya kira hasil ini nantinya juga akan dinikmati oleh semua pihak," tandasnya.

Kalium humat sendiri merupakan terobosan baru setelah proyek hilirisasi batu bara menjadi asam humat dikemukakan PTBA di Gedung DPR beberapa waktu lalu.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR, Arsal menjelaskan pihaknya dan UGM sedang mengulik potensi hilirisasi batu bara menjadi asam humat.

"Jadi asam humat yang dihasilkan dari konversi batu bara ini memiliki manfaat yang signifikan, salah satunya untuk meningkatkan kualitas dan kesuburan tanah untuk mendukung produktivitas agroindustri nasional," tuturnya di Gedung Parlemen, Senin (5/5).

Baca Juga: Bos PTBA Dalami Kajian Agar Proyek DME Tak Rugikan Perusahaan

Dengan memanfaatkan batu bara kalori rendah, emiten pertambangan pelat merah berkode saham PTBA itu tengah menyiapkan pembangunan prototipe produksi asam humat skala awal.

"Kami tentu sedang mempersiapkan pembangunan prototipe skala awal dengan memanfaatkan batu bara kalori rendah dari salah satu tambang kami di Peranap, Riau," imbuh Arsal.

Dirinya memperkirakan biaya yang diperlukan untuk proyek prototipe asam humat hanya sebesar Rp5,74 miliar dan akan dimulai tahun ini. Sebelumnya pada 2024, PTBA telah menyusun dokumen penelitian serta pre-feasibility study.

Pada tahap awal, PTBA hanya akan mengolah sebanyak 60 ton batu bara per tahun yang diharapkan bisa menghasilkan 21 ton asam humat per tahun.

"Kapasitas awal yang direncanakan 60 ton batu bara per tahun dengan estimasi produksi 21 ton asam humat per tahun. Dari sisi pendanaan, tentunya kami harapkan dari kas internal kami," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar