13 Juni 2025
12:19 WIB
Bos PTBA Dalami Kajian Agar Proyek DME Tak Rugikan Perusahaan
Pembicaraan dengan ECEC masih terus berjalan untuk mengimplementasikan proyek hilirisasi batu bara menjadi DME.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail dalam konferensi pers selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bukit Asam Tbk Tahun Buku 2024 di Jakarta, Kamis (12/6). ValidNewsID/ Yoseph Krishna
JAKARTA - Kajian mendalam terus dilakukan oleh PT Bukit Asam Tbk supaya agenda gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) bisa tetap berjalan sesuai dengan harapan pemerintah.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail mengungkapkan kajian proyek gasifikasi batu bara menjadi DME itu dilakukan bersama pemangku kepentingan lain, seperti dengan konsultan dan sebuah perusahaan asal China sebagai calon investor.
"Kami sekarang ini kalian mendalam, kami bekerja sama dengan konsultan, dengan yang tadi berkoordinasi bersama yang ingin menyediakan teknologi itu ECEC," ungkap Arsal dalam konferensi pers selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bukit Asam Tbk Tahun Buku 2024 di Jakarta, Kamis (12/6).
Kali ini, emiten pertambangan pelat merah berkode saham PTBA itu semakin serius melakukan kajian supaya gasifikasi coal to DME benar-benar bisa diimplementasikan dan layak untuk dijalankan dari sisi keekonomian.
Baca Juga: Bahlil Ancam Ambil WIUP PTBA Jika Tak Jalankan Proyek DME
Arsal berharap, pemerintah terus mendukung proses kajian yang tengah dijalani PTBA agar proyek hilirisasi kebanggan Presiden ke-7 Joko Widodo itu bisa terealisasi.
Sebagai Anggota Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), PTBA berkomitmen menjalani seluruh arahan dari pemerintah. Tetapi menurut Arsal, proyek arahan itu harus dikaji supaya tak merugikan perusahaan di kemudian hari.
"Karena ini kita PTBA sebagai perusahaan terbuka yang harus disampaikan juga. Jangan sampai kegiatan-kegiatan yang dilakukan memberikan efek negatif untuk perusahaan," kata dia.
Pada kesempatan itu, Corporate Secretary PTBA Niko Chandra menambahkan pada dasarnya, perusahaan terus mendukung program hilirisasi yang kini masuk dalam Asta Cita racikan Presiden Prabowo Subianto.
"Khusus tadi terkait DME memang kami sedang melakukan kajian mendalam, termasuk penjajakan dengan mitra-mitra potensial dalam rangka memastikan proyek ini secara keekonomian juga memadai," tutur Niko.
Lebih lanjut, Arsal mengungkapkan salah satu perusahaan yang berpeluang menjadi mitra pengganti Air Products dalam proyek gasifikasi batu bara ialah East China Engineering Science and Technology Co., Ltd (ECEC).
Baca Juga: Sebelum Garap Grafit Sintetis, ESDM Minta PTBA Laporkan Hasil Kajian DME
Jika kerja sama terwujud, perusahaan dari Negeri Panda itu bakal memegang porsi terbesar pada agenda hilirisasi batu bara menjadi DME, yakni sekitar 55%. Sementara itu, PTBA ke depan hanya berperan sebagai pemasok batu bara dengan porsi 15% dari keseluruhan proyek gasifikasi.
"PTBA hanya coal supply, kalau strukturnya hanya 15%, processing company-nya sendiri mungkin 55%. Nah, offtaker-nya itu kan dalam hal ini kami mungkin dengan PT Pertamina akan duduk bareng lagi, bicara supaya bagaimana program ini bisa dijalankan," ungkapnya.
Pembicaraan dengan ECEC, sambung Arsal, terus dilakukan secara intens sampai saat ini. Dengan begitu, diharapkan proyek DME bisa ekonomis untuk digarap sebagai substitusi Liquified Petroleum Gas (LPG).
"Pembicaraan sudah, ya proposal sedang dianalisa. Kami juga masih melihat karena usulan yang diajukan itu masih kami negosiasikan, kalau bisa diturunkan lagi supaya ini bisa layak," pungkas Arsal Ismail.