c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

01 Agustus 2025

11:45 WIB

Inflasi AS Naik, Rupiah Melemah Tertekan Indeks Dolar AS

Nilai tukar rupiah melemah dipengaruhi data indikator inflasi AS yang lebih tinggi dari ekspektasi. Kenaikan inflasi AS disebabkan pertimbangan arah suku bunga The Fed yang masih belum terang.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Inflasi AS Naik, Rupiah Melemah Tertekan Indeks Dolar AS</p>
<p>Inflasi AS Naik, Rupiah Melemah Tertekan Indeks Dolar AS</p>

Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Bank Mandiri Syariah, Jakarta, Senin (20/4/2020). Antara Foto/Nova Wahyudi/wsj

JAKARTA - Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah melemah dipengaruhi data indikator inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari ekspektasi.

Semalam data indikator inflasi AS bulan Juni yaitu Core PCE (Personal Consumption Expenditures) Price Index (yoy) dirilis lebih tinggi dari ekspektasi atau tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya, naik 2,8% (dari) 2,7%,” katanya melansir Antara, Jakarta, Jumat (1/8).

Baca Juga: Keputusan Bunga Acuan The Fed Juli Lemahkan Rupiah

Berdasarkan pantauan, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Jumat pagi (1/8) di Jakarta melemah sebesar 0,36% atau 59 poin, dari sebelumnya Rp16.456 menjadi Rp16.515 per dolar AS.

Melansir Bloomberg, pada perdagangan Jumat (1/8), Indeks Dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja terhadap mata uang lainnya, termasuk EUR, JPY, GBP, CAD, CHF, dan SEK terpantau menguat ke level 100,03 poin atau naik 0,07 persen poin dibandingkan penutupan sebelumnya yang berkisar 99,96 poin.

Adapun pergerakan DXY sementara ini (1/8) berkisar antara 99,95-100,14 poin atau cenderung sedikit menguat dibanding kondisi beberapa waktu belakangan terhadap rentang level DXY 52 pekan terakhir di kisaran 96,37-110,17 poin

Di sisi lain, dolar AS yang dipantau pada pukul 11.08 WIB hari ini (1/8) terpantau menguat 0,22% atau naik sekitar Rp36 terhadap mata uang rupiah. Sementara ini, rupiah ditransaksikan Rp16.492 per dolar AS, dengan proyeksi pergerakan harian sekitar Rp16.480-16.516 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Menguat! Terpicu Data Ketenagakerjaan AS di Bawah Ekspektasi

Mengutip Xinhua, kenaikan inflasi AS disebabkan pertimbangan Federal Reserve (The Fed) yang masih belum terang akan mempertahankan atau menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini. Data tersebut muncul sehari pasca The Fed mengumumkan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuannya. 

Secara tahunan, PCE naik menjadi 2,6%, lebih tinggi dari perkiraan. Adapun PCE Inti, naik 0,3% (mtm) dan 2,8% (yoy).

Di sisi lain, Ariston juga menilai, data klaim tunjangan pengangguran mingguan dalam posisi bagus, menunjukkan jumlah klaim yang lebih rendah di kisaran 218 ribu, dari ekspektasi 222 ribu.

“Data ini memberikan dukungan untuk Bank Sentral AS tidak menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat, jadi mendukung penguatan dolar AS,” kata Ariston.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah berkisar Rp16.450-16.500 per dolar AS dengan potensi support di angka Rp16.350 per dolar AS.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar