c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 Juli 2024

19:58 WIB

Inflasi Amerika Membaik, Harga Bitcoin Ikut Terkerek Naik Capai US$63.000

Bitcoin terpantau menghijau hampir 6% pasca rilis data tersebut dari level US$60.000 ke US$63.500 pada 1 dan 2 Juli setelah melemah selama beberapa pekan sebelumnya.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Inflasi Amerika Membaik, Harga Bitcoin Ikut Terkerek Naik Capai US$63.000</p>
<p id="isPasted">Inflasi Amerika Membaik, Harga Bitcoin Ikut Terkerek Naik Capai US$63.000</p>

Pelaku bisnis Kripto memantau grafik perkembangan nilai aset kripto, Bitcoin di Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2023). ValidNewsID/Arief Rachman

JAKARTA - Pemulihan harga Bitcoin dan sinyal awal pembalikan arah tren harga mulai terlihat pasca rilis data inflasi indeks Harga Belanja Personal (PCE) terbaru Amerika Serikat akhir pekan lalu. Hal ini membawa Bitcoin melonjak mencapai US$63.000.

Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, dinamika yang terjadi akhir-akhir ini semakin menyoroti pengaruh perkembangan situasi ekonomi AS terhadap pasar kripto.

“Upaya The Fed untuk mencapai soft landing pada ekonomi pasca pelonggaran besar-besaran imbas pandemi covid-19 terlihat telah memasuki babak akhir. Jika diibaratkan pertandingan sepak bola, saat ini kita di menit ke 80 dan unggul tipis satu angka. Kemenangan sudah di depan mata, namun apapun masih bisa terjadi,” kata Fahmi dalam pernyataan resmi, Rabu (3/7).

Sebagai informasi, Indeks PCE AS bulan Mei secara tahunan (YoY) turun menjadi 2,6% dari 2,7% di bulan April, senada dengan ekspektasi para ekonom.

PCE inti, yang tidak memperhitungkan kenaikan harga makanan dan energi, naik sebesar 0,1% secara MoM di bulan Mei, kenaikan terkecil sejak November 2023, yang disebabkan oleh penurunan harga barang dan kenaikan minor pada harga layanan-layanan di sektor jasa.

Bitcoin terpantau menghijau hampir 6% pasca rilis data tersebut dari level US$60.000 ke US$63.500 pada 1 dan 2 Juli setelah melemah selama beberapa pekan sebelumnya.

Fahmi menyebut, recovery tersebut juga tergambar pada sejumlah aset kripto lainnya, terlebih aset kripto dari sektor infrastruktur seperti ENS, ZRO, TAIKO, dan meme coin seperti WIF, POPCAT, WEN, dan MOG.

Baca Juga: Investor Kripto RI Tembus 20 Juta Orang, Sepertiganya Gunakan Indodax

Selain itu, aset kripto utama seperti Solana (SOL) dan Toncoin (TON), juga turut terapresiasi. Ketika berita ini ditulis, Bitcoin terkoreksi dan berada di level US$60.900.

“Dengan pertumbuhan GDP kuartal I AS yang mengalami kenaikan di 1,4%, dampak membaiknya inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan masih berada pada kadar yang normal,” ucap dia.

Hal ini, lanjut Fahmi, dapat turut menjadi faktor fundamental untuk mendukung skenario di mana suku bunga tidak diturunkan karena adanya kontraksi ekonomi yang perlu segera diatasi, melainkan karena memang kondisi ekonomi secara umum telah membaik.

“Meskipun pasar merespon dengan cukup positif perkembangan tersebut, langkah The Fed selanjutnya kemungkinan besar masih akan bergantung pada data inflasi lebih lanjut dan laporan ketenagakerjaan bulan Juni,” terang Fahmi.

Sehingga dia menilai koreksi harga mungkin masih akan mengiringi dinamika pasar pada setiap kenaikan yang terjadi. Namun, apabila perubahan arah tren kemudian terjadi, potensi terjadinya pemulihan yang cepat sangat terbuka.

“Pasar saat ini memperkirakan prospek penurunan suku bunga sebesar 68% pada bulan September,” imbuh Fahmi.

Kendati masih perlu menanti perkembangan data selanjutnya, dia melihat membaiknya inflasi Amerika Serikat turut menggambarkan potensi positif bagi investor untuk masuk ke instrumen aset kripto.

“Sebab, sinyal pelonggaran kebijakan ekonomi AS dapat berpotensi menarik minat investor untuk berinvestasi pada instrumen yang cenderung berisiko seperti kripto. Namun, dengan dinamika yang sangat tinggi di pasar kripto, investor perlu berhati-hati dan selalu membuat keputusan investasi dengan bijak,” jelas Fahmi.

Potensi Altcoin
Dari sisi aset kripto sendiri, beberapa indikator seperti Alts Buy Signal yang dikompilasi oleh Cryptokoryo di platform Dune, saat ini mengindikasikan situasi strong buy untuk altcoin pada strength level yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Hal ini mengindikasikan masih besarnya potensi yang ada pada aset kripto alternatif selain Bitcoin pada kondisi saat ini.

“Kendati demikian, perlu diingat bahwa altcoin cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan Bitcoin,” tekan Fahmi.

Dia menjelaskan, selain karena kapitalisasi pasar dan likuiditas Bitcoin yang lebih besar, popularitas altcoin juga tidak setinggi Bitcoin. Namun, saat ini tidak sedikit altcoin yang memiliki potensi teknologi menjanjikan, yang bahkan apabila kelak mencapai skala tertentu dapat memiliki nilai manfaat yang berpotensi jauh lebih besar dibandingkan yang Bitcoin bisa tawarkan.

Baca Juga: Pergerakan Bitcoin Pekan Ini Diwarnai Dua Peristiwa

“Periode awal pertumbuhan industri kripto, selayaknya pada industri lainnya, menawarkan banyak inovasi menarik yang berpotensi membentuk cara kerja baru di masa depan,” imbuhnya.

Di tengah potensi yang ada, Reku terus menghimbau investor untuk mengambil keputusan yang cermat dan tidak tergesa-gesa. Fahmi mengatakan, investor bisa melakukan menabung rutin dan memantau kondisi pasar secara reguler.

Investor juga bisa melakukan diversifikasi ke altcoin lainnya, yang mana Reku juga rutin menambah coin listing di setiap minggunya. Selain itu, investor juga lebih mudah untuk melihat rangkuman investasinya melalui fitur Portfolio Analysis yang tersedia di Reku.

“Sehingga performa investasi secara periodik dan koin pun dapat dipantau secara real-time tanpa harus menghitung secara manual,” tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar