17 Mei 2024
19:57 WIB
Industri Elektronika dan Telematika RI Bidik Pasar Asia Tengah Dan Eurasia
Kemenperin membidik kerja sama, perluasan jaringan usaha, serta penjajakan antar pelaku industri dengan negara-negara Asia Tengah hingga Eurasia melalui perhelatan POWER Uzbekistan 2024.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Kementerian Perindustrian dan KBRI Tashkent sukses menggelar forum bisnis dalam rangkaian pameran POWER Uzbekistan 2024 untuk membuka peluang kerja sama bisnis yang komprehensif antara pelaku industri Indonesia dengan Uzbekistan. Dok. Kemenperin
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar forum bisnis POWER Uzbekistan 2024 guna membuka peluang kerja sama bisnis yang komprehensif antara pelaku industri Indonesia dan Uzbekistan.
Direktur Industri Elektronika dan Telematika (IET) Kemenperin Priyadi Arie Nugroho mengatakan, Kemenperin membidik Asia Tengah dan Eurasia untuk melakukan penjajakan kerja sama antar industri.
Menurutnya, kegiatan strategis seperti forum bisnis POWER Uzbekistan 2024 merupakan ajang fasilitasi untuk memperluas jaringan antar-perusahaan. Selain itu, menampilkan potensi Indonesia sebagai tujuan investasi yang menggiurkan.
"Pemerintah Indonesia sedang berupaya melakukan penjajakan kerja sama perdagangan internasional dengan beberapa negara, khususnya yang berada di wilayah Asia Tengah dan Eurasia (gabungan benua Eropa dan Asia)," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (17/5).
Baca Juga: Pemerintah Klaim Manufaktur RI Ekspansif Di Tengah Perlambatan Global
Priyadi menyampaikan pertimbangan menyelenggarakan kerja sama dengan Uzbekistan, yakni karena negara dengan jumlah penduduk lebih dari 35 juta orang itu berperan penting dalam lingkup kawasan Asia Tengah dan Eurasia. Utamanya, dalam perluasan kerja sama industri dan perdagangan dengan Indonesia.
"Dikarenakan pasar Asia Tengah merupakan pasar nontradisional, maka keterlibatan dalam pameran perdagangan, forum bisnis, dan kegiatan promosi ekspor lain di kawasan ini dapat membantu ekspansi produk unggulan Indonesia," tuturnya.
Priyadi juga menjelaskan pelaksanaan forum bisnis ini merupakan wujud kerja sama Kemenperin dan KBRI Tashkent. Forum juga menggelar diskusi yang menghadirkan beberapa pembicara pelaku usaha Indonesia. Di antaranya, dari PT Sharp Electronics Indonesia, PT. Rainbow Tubulars Manufacture, dan Indonesia Pomalaa Industry Park.
Selain diskusi, ada juga sesi jejaring bisnis sebagai wadah yang memfasilitasi pertemuan secara one-on-one antara pengusaha Indonesia dan Uzbekistan. Partisipan pun diberikan waktu untuk berkunjung ke meja co-exhibitor Indonesia guna menjajaki potensi kemitraan, kolaborasi, dan peluang investasi.
"Selain diskusi tentang potensi kerja sama dan pengembangan usaha, para pengusaha Indonesia dan Uzbekistan diberikan kesempatan untuk melakukan business networking," kata Priyadi.
Baca Juga: Industri Manufaktur RI Catat Rekor Baru
Pada kegiatan forum bisnis, hadir pula Duta Besar RI untuk Uzbekistan Sunaryo Kartadinata. Ia menilai, Indonesia telah lama memandang Uzbekistan sebagai salah satu negara kunci di Asia Tengah yang memiliki peran strategis sebagai hub bagi perdagangan regional dan internasional.
Secara keseluruhan dalam ajang POWER Uzbekistan 2024 di Uzexpocentre Tashkent, Kemenperin dan KBRI Tashkent menghadirkan Paviliun Indonesia yang menampilkan 7 pelaku usaha Indonesia dari berbagai sektor. Ada industri elektronika dan telematika, industri pipa minyak bumi dan gas, industri alat ukur, serta kawasan industri.
Adapun ketujuhnya mencakup PT Sharp Electronics Indonesia, PT Communication Cable Systems Indonesia, PT Sinar Baja Elektrik, Bandung Techno Park, PT Rainbow Tubulars Manufacture, PT 3S International, dan PT Indonesia Pomalaa Industry Park.