Indonesia dan Vietnam menyepakati penguatan kerja sama bilateral perikanan. Khususnya pada bidang pengembangan budi daya lobster, tuna, dan rumput laut.
Wakil Menteri Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam Phung Duc Tien berjabat tangan dengan Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono seusai penandatangan dokumen Implementing Arrangement (IA) di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/3). Dok KKP
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Vietnam menyepakati penguatan kerja sama bilateral perikanan, khususnya pada bidang pengembangan budi daya lobster, tuna, dan rumput laut. Kerja sama ini menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif yang bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vietnam.
Peningkatan kerja sama budi daya itu ditandai dengan penandatanganan dokumen Implementing Arrangement (IA) antara Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia dengan Direktorat Perikanan dan Pengawasan Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam.
"Penguatan kerja sama ini akan mendekatkan pada cita-cita bersama menjadikan Indonesia dan Vietnam sebagai juara penghasil produk perikanan di kawasan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam siaran resmi, Jakarta, Selasa (11/3).
Baca Juga: KKP Fokuskan Rumput Laut Sebagai Salah Satu Komoditas UnggulanNantinya, Indonesia dan Vietnam akan melakukan pertukaran informasi terkait regulasi dan data akuakultur, meningkatkan kerja sama dalam teknologi budi daya, perdagangan, dan pemasaran produk perikanan, serta mendorong investasi dan kemitraan antara pelaku usaha di sektor ini.
Kerja sama yang sama juga mencakup aspek pendidikan dan pelatihan. Seperti pertukaran pejabat pemerintah dan ilmuwan dalam rangka pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang akuakultur.
Perjanjian kerja sama ini berlaku selama lima tahun sejak tanggal penandatanganan dan dapat diperpanjang melalui kesepakatan tertulis antara kedua belah pihak.
Saat ini, Indonesia menjadi produsen rumput laut terbesar kedua di dunia dengan rata-rata produksi lebih dari 9 juta ton per tahun. Pemerintah sedang mengembangkan program hilirisasi untuk meningkatkan daya saing rumput laut yang dihasilkan.
Sehingga produk produk rumput laut yang dihasilkan menjadi lebih beragam dengan nilai jual lebih tinggi. Salah satunya, budi daya rumput laut ramah lingkungan seluas 50 hektare di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Baca Juga: Vietnam Sukses Budi Daya Lobster, Menteri KP: Benihnya 100% Dari RIProses budi daya di Wakatobi tidak lagi menggunakan plastik sebagai pelampung rumput laut, melainkan batok kelapa sehingga aman bagi ekosistem.
"Kami menunjukan komitmen dalam mengelola sumber daya perikanan berkelanjutan. Potensi kami sangat besar dan kami ingin memaksimalkannya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga keberlanjutan ekosistem," imbuh Trenggono.
Melalui penguatan kerja sama dalam pengembangan perikanan berkelanjutan, Wakil Menteri Pertanian dan Lingkungan Hidup Vietnam Phung Duc Tien berharap, dukungan pemerintah Indonesia untuk mendorong kerja sama lebih dalam dan nyata dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan perdagangan perikanan.
Kedua negara juga sepakat bersama-sama memerangi praktek penyelundupan benih bening lobster. Pemerintah Vietnam pun telah mengambil langkah tegas dalam memberantas praktek penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU Fishing).