c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

18 Oktober 2024

13:08 WIB

Indonesia Tawarkan Investasi Parekraf Hijau Bali Ke Singapura

Saat ini, pengembangan investasi di Pulau Dewata itu berfokus pada wisata kesehatan dan kebugaran yang berlokasi di KEK Sanur dan KEK Kura-kura Bali.

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Indonesia Tawarkan Investasi Parekraf Hijau Bali Ke Singapura</p>
<p id="isPasted">Indonesia Tawarkan Investasi Parekraf Hijau Bali Ke Singapura</p>

Ilustrasi wisatawan mancanegara sedang berwisata di Bali. Dok Kemenparekraf

BALI - Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno memperkenalkan peluang investasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Bali kepada Singapura. Adapun peluang investasi yang ditawarkan Indonesia khususnya Bali adalah investasi hijau. 

Saat ini, pengembangan investasi di Pulau Dewata itu berfokus pada wisata kesehatan dan kebugaran yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan KEK Kura-kura Bali.

"Nantinya, di dua KEK ini juga akan diperuntukkan berbagai kegiatan wisata olahraga hingga creative events. Dan kita juga melihat Bali sebagai salah satu pasar potensial bagi family office," kata Menparekraf Sandiaga dalam forum Bank of Singapore, Jakarta, Kamis (17/10).

Sebagai info, family office merupakan konsultan keuangan yang dibentuk oleh keluarga besar untuk mengelola kekayaan mereka, menyediakan berbagai layanan keuangan dan manajemen, termasuk pengelolaan investasi.

Pemerintah Indonesia meyakini, inisiasi menghadirkan family office di Bali memberikan manfaat bagi perekonomian Indonesia melalui peningkatan investasi dalam negeri. 

Kemenparekraf mencatat, hingga pertengahan 2024, nilai investasi di sektor parekraf Indonesia sudah mencapai US$1,58 juta. Angka ini diproyeksi akan tumbuh hingga 38,3%.

Baca Juga: Menparekraf: Rata-Rata Pengeluaran Wisman Capai US$1.500

Sandiaga juga berencana mengarahkan KEK tersebut untuk menyambut beberapa family office di tanah air. Belum usai, pemerintah juga sedang berupaya memberikan insentif pemotongan pajak dan insentif non-pajak lainnya. 

"Relaksasi kebijakan ini sesuatu yang sedang dalam proses. Mudah-mudahan dengan adanya forum ini akan membuka lebih banyak peluang untuk investasi di Indonesia," harapnya.

Sandiaga mengatakan, sektor pariwisata menunjukkan pemulihan yang luar biasa bagi Indonesia. Pada 2023, sebanyak 11,7 juta wisatawan mancanegara (wisman) telah berkunjung ke Indonesia. 

"Pengeluaran wisatawan hampir dua kali lipat. Rata-rata pendapatan per kedatangan telah mencapai 45-50% sejak pandemi covid-19," bebernya.

Hal tersebut dipengaruhi oleh pergantian paradigma pariwisata yang semula berdasarkan kuantitas, berubah menjadi pariwisata berbasis kualitas.

"Bali yang dulu dikenal sebagai sun, sea, and sand, sekarang lebih dikenal sebagai serenity, spritituality, sustainability," ujar Sandiaga.

Terpisah, Menparekraf Sandiaga juga menyempatkan bertemu dengan pelaku industri parekraf Bali sambil berpesan, agar seluruh pihak terus menjaga dan memegang teguh komitmen mengembangkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.

Baca Juga: Selama Agustus 2024 Kunjungan Wisman Capai 1,17 Juta Orang

Saat ini pengembangan pariwisata Bali menyebar ke bagian Bali Barat dan Bali Utara. Namun Sanur, Bali Selatan menjadi awal mula kemajuan pariwisata di Bali.

"Jadi saya akan titipkan kepada insan pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali, jadikan ini lebih berkualitas dan teguhkan komitmen terhadap sustainable," katanya dalam visitasi ‘Sanur Village Festival 2024’, Kamis (17/10).

Lebih lanjut, Sandiaga berharap, seluruh ekosistem parekraf nusantara bukan hanya Bali, memasuki masa keemasan pada masing-masing bidang parekraf yang semakin inklusif dan menyejahterakan masyarakat.

Pada kesempatan itu, pemerintah juga mengapresiasi seluruh industri pariwisata Bali atas upaya kolaboratif dalam meningkatkan perekonomian nasional. Apresiasi juga disampaikan kepada para pelaku usaha, komunitas, dan masyarakat Bali yang terus menjaga nilai budaya dan keindahan alam Bali.

"Saya harapkan industri pariwisata Bali terus berinovasi dan beradaptasi menghadapi tantangan global, termasuk perubahan tren wisata dan kebutuhan wisatawan yang semakin dinamis dengan terus memperkuat pariwisata berkelanjutan," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar