c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 Agustus 2024

14:28 WIB

Menparekraf: Rata-Rata Pengeluaran Wisman Capai US$1.500

Pengeluaran wisman selama berwisata di Indonesia pada 2024 mencapai US$1.500 atau sekitar Rp23,1 juta per kunjungan, 50% lebih tinggi dibandingkan masa sebelum pandemi covid-19

<p>Menparekraf: Rata-Rata Pengeluaran Wisman Capai US$1.500</p>
<p>Menparekraf: Rata-Rata Pengeluaran Wisman Capai US$1.500</p>

Ilustrasi. Wisatawan mancanegara berkeliling area Pura Taman Ayun di Desa Mengwi, Badung, Bali, Selasa (25/6/2024). Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo

DENPASAR - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebutkan, rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara (wisman) selama berwisata di Indonesia pada 2024 mencapai US$1.500 atau sekitar Rp23,1 juta per kunjungan dengan kurs Rp15.459 per dolar AS.

“Capaian itu sekitar 50% lebih tinggi dibandingkan masa sebelum pandemi covid-19,” kata Sandiaga di sela menghadiri Konferensi Internasional Kualitas Pariwisata ke-1 di Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (30/8).

Ia menjelaskan peningkatan pengeluaran wisman itu dicapai melalui fokus pengembangan 3S yakni serenity, spiritual dan sustainability (ketenangan, spiritual dan keberlanjutan).

“Dulu kami fokus 3S yang lain yakni sun, sea dan sand,” imbuhnya.

Terkait jumlah kunjungan wisman, Sandiaga memperkirakan hingga Agustus ini sebanyak 13 juta wisatawan asing mengunjungi Indonesia. Ada pun rata-rata lama tinggal wisman di Indonesia per Mei 2024 selama 7,51 malam atau lebih rendah dibandingkan periode Mei 2023 mencapai 7,87 malam.

Pemerintah sendiri, memiliki target kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia pada 2024 mencapai 17 juta orang, sebanyak tujuh juta di antaranya diharapkan disumbangkan melalui Bali. Untuk mendorong pariwisata tanah air, ia memaparkan strategi komunikasi dalam pemasaran pariwisata 2024-2025 yakni menyentuh pasar wisatawan generasi milenial dan generasi Z.

Selain itu, pekerja yang bisa melakukan mobilitas (remote worker), keluarga muda, pelancong dan komunitas dengan pengeluaran tinggi di antaranya para pensiunan.

“Khususnya generasi Z, mereka familiar dengan geografi, keluarga dewasa muda yang mencari pengalaman pertama di Indonesia, tidak hanya di Bali tapi lima super prioritas lainnya seperti Labuan Bajo, Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Likupang,” tuturnya.



Indeks Pariwisata
Di sisi lain pemerintah juga menargetkan peningkatan peringkat indeks pariwisata Indonesia yang saat ini berada di posisi ke-22 dunia, meningkat dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi ke-32. Kemenparekraf optimistis, indeks kinerja pariwisata atau travel tourism development index (TTDI) Indonesia berpeluang tembus 15 besar dunia pada tahun mendatang.

“Tantangannya kolaborasi lintas sektor yang perlu dilakukan lebih optimal karena ini bukan peran utama di Kemenparekraf saja,” kata Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf Dessy Ruhati baru-baru ini.

Peluang besar itu, lanjut dia, melanjutkan tren positif pertumbuhan pariwisata Indonesia setelah mati suri akibat pandemi covid-19. TTDI Indonesia pada 2023 yang berada di peringkat ke-22 sendiri, sejatinya naik dibandingkan 2021 yang berada pada posisi ke-32 dunia berdasarkan penilaian Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang diumumkan dua tahun sekali.

Sementara itu, Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Marves) Odo RM Manuhutu dalam kesempatan yang sama menambahkan, untuk mendorong peningkatan indeks itu perlu dukungan kebijakan dari pemerintah daerah yang selaras dengan kualitas pariwisata. Kemudian, lanjut dia, pemerintah daerah juga diharapkan mengalokasikan anggaran cukup minimal satu persen dari APBD, untuk pariwisata dan memperbaiki infrastruktur dasar.

Sejumlah perbaikan juga perlu dilakukan di antaranya terkait penanganan atau pengelolaan sampah termasuk dari plastik. “Kalau fokus seluruh sektor melakukan perbaikan, untuk mencapai peringkat 15 besar, kami optimistis, karena ada modal selama empat tahun terakhir ada kesepahaman dan keseragaman melakukan langkah dan tindakan nyata,” imbuhnya.

Selain kebersihan, Kemenparekraf juga memetakan sejumlah pekerjaan rumah untuk mendorong indeks pariwisata Indonesia di antaranya kesehatan hingga ketersediaan jaringan informasi dan komunikasi serta peningkatan layanan kepada wisatawan.

 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar