04 Desember 2024
20:38 WIB
Imbas Hilirisasi, Ekspor Nikel 2024 Nyaris Capai US$40 Miliar
Ekspor nikel Indonesia terus meroket hingga lebih dari 10 kali lipat sejak hilirisasi digencarkan
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
Empat unik kendaraan menumpahkan slag nikel di areal pembuangan milik PT Vale Indonesia Tbk di Sorow ako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023). Antara Foto/Jojon
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, hilirisasi komoditas mineral terus memberi imbas positif terhadap pendapatan negara.
Setelah hanya menyumbang nilai ekspor pada kisaran US$3,3 miliar di 2017-2018, angkanya meroket menjadi US$34 miliar pada 2023. Bahkan pada 2024 tahun berjalan, Bahlil mengungkapkan, nilai ekspor nikel hasil hilirisasi sudah menyentuh kisaran US$38-40 miliar.
"Di 2024 saya sudah minta datanya dari perdagangan (Kemendag), hampir mendekati US$38-40 miliar. Ini luar biasa sekali," ungkap dia dalam acara Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta, Rabu (4/12).
Baca Juga: Pemerintah Segera Luncurkan Roadmap Hilirisasi 28 Komoditas Unggulan
Capaian itu, Bahlil nilai, jadi bukti nyata Indonesia punya peran strategis sebagai pemain utama nikel dunia. Bahkan, Badan Geologi Amerika Serikat mencatat ada sekitar 40-42% cadangan nikel dunia berada di Indonesia.
Padahal pada 2022 lalu, Badan Geologi Amerika Serikat hanya mencantumkan sekitar 22%-23%.
"Jadi, kita ini salah satu negara yang mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia," tambah Bahlil.
Mengingat besarnya dampak positif hilirisasi komoditas mineral terhadap penerimaan negara yang digencarkan Presiden Ke-7 Joko Widodo itu, Prabowo Subianto pun punya tekad melanjutkan program tersebut.
Bahkan, Presiden Prabowo Subianto dalam waktu dekat bakal membentuk Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi yang diketuai oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebagai wadah tata kelola hilirisasi komoditas strategis.
"Kemarin saat rapat, Presiden memutuskan untuk membentuk satgas dan secara kebetulan yang ditunjuk sebagai Ketua Satgas Hilirisasi adalah Menteri ESDM," katanya.
Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Dapat Mandat Pimpin Satgas Hilirisasi
Pemerintah sendiri dijelaskannya sudah punya roadmap hilirisasi. Rencana investasi untuk menghilirkan 28 komoditas pun telah dipetakan sejak Bahlil menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM.
Tak tanggung-tanggung, kebutuhan investasi untuk hilirisasi 28 komoditas itu mecapai sekitar US$618 miliar di semua sektor, mulai dari kehutanan, pertanian, perikanan, mineral dan batu bara, hingga minyak dan gas bumi.
"Tapi memang dari total investasi US$618 miliar, (sekitar) 91% itu ada di ESDM," jelas Menteri Bahlil.
Pembentukan satgas itu, tambah Menteri Bahlil, dilakukan untuk mengintegrasikan proses hilirisasi. Selain itu, satgas juga diharapkan bisa mempercepat proses berbagai perizinan yang selama ini memakan waktu.
Artinya, pemerintah berupaya untuk membuat proses hilirisasi menjadi sefleksibel mungkin tanpa harus menabrak aturan dan regulasi yang ada.
"Jadi, ini kita akan melakukan gerakan-gerakan tambahan yang di luar kelaziman. Kalau tunggu AMDAL satu tahun, kalau tunggu RKAB dua tahun, kalau tunggu Minerba One Data Indonsia (MODI) berkelahi terus, sampai ayam tumbuh gigi pun akan susah kita menyelesaikan penciptaan nilai tambah secara baik di Indonesia," tandasnya.