20 Oktober 2023
09:55 WIB
Editor: Fin Harini
NEW YORK - Indeks-indeks utama Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB (20/10) dipicu kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS usai pidato Ketua The Federal Reserve Jerome Powell.
Dikutip dari Antara, indeks S&P 500 turun 36,6 poin atau 0,85% ke 4.278, Indeks Komposit Nasdaq melemah 128,13 poin atau 0,96% ke 13.186,18, dan Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 250,91 poin atau 0,75% ke 33.414,17.
Ketua bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (Fed) Jerome Powell di Economic Club of New York pada Kamis (19/10) waktu setempat menyebut kekuatan perekonomian Amerika Serikat dan pasar tenaga kerja yang ketat memerlukan kondisi pinjaman yang lebih ketat untuk mengendalikan inflasi.
Namun, langkah kenaikan suku bunga pasar tidak harus dilakukan oleh bank sentral.
Dilansir dari Reuters, pandangan Powell itu sejalan dengan rekan-rekannya di The Fed yang baru-baru ini mengatakan bahwa pasar obligasi kini melakukan sebagian upaya bank sentral untuk mencapai hal tersebut.
Dalam sambutannya, Powell setuju "secara prinsip" bahwa kenaikan imbal hasil (yield) membantu mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut, memperketat kondisi keuangan dan mungkin mengurangi kebutuhan kenaikan tambahan suku bunga Fed.
Powell menambahkan, kekuatan perekonomian dan pasar tenaga kerja yang terus ketat dapat mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Suku bunga obligasi Treasury 10 dan 30 tahun naik seiring pernyataan Powell.
Baca Juga: Dolar AS Tampil Perkasa Usai Pidato Ketua The Fed
Menanggapi pernyataan Powell, para investor menilai The Fed telah selesai menaikkan suku bunga acuan jangka pendeknya. Pasar kini memperkirakan peluang kenaikan suku bunga berikutnya di tahun ini lebih kecil dari sepertiga, turun dari sekitar 40% sebelum dia berbicara.
"Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kelihatannya akan membentuk tren baru yang lebih tinggi yang akan memberikan tekanan terhadap saham, setidaknya dalam jangka pendek," kata Senior Vice President Welthspire Advisors Oliver Pursche di Westport, Connecticut.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terus naik hingga hampir menyentuh 5%, level tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Sementara itu, Indeks Volatilitas Cboe melonjak ke level tertingginya sejak Maret.
Data pekan ini menunjukkan permintaan konsumen yang kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat. Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa mencatat jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah dalam sembilan bulan.
Pasar tenaga kerja AS menunjukkan kekuatan meski bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 525 basis poin sejak Maret 2022.
Pergerakan Saham
Saham Tesla anjlok sehari setelah kinerja kuartal ketiga produsen mobil listrik itu meleset dari ekspektasi pasar baik dari sisi marjin kotor, laba, dan pendapatan. CEO Tesla Elon Musk menyatakan kekhawatirannya tentang kenaikan suku bunga yang mempengaruhi permintaan.
Sektor real estat yang sensitif terhadap suku bunga turun 2,4 % dan menjadi sektor dengan kinerja terburuk di S&P 500.
Saham Netflix melonjak 16,1% setelah menaikkan harga untuk sejumlah paket di Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis usai menambah sembilan juta pengguna pada kuartal ketiga.
Baca Juga: Jerome Powell Sebut Disinflasi, Dolar Terjun Bebas
Sementara itu, saham American Airlines naik 0,8% setelah perusahaan menunjukkan laporan yang optimistis. Pada Rabu (19/10), saham-saham maskapai turun tajam setelah United Airlines memperkirakan laba kuartal berjalan di bawah ekspektasi analis.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,82 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,5 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Jumlah saham-saham yang turun melebih jumlah saham yang naik dengan rasio 3,96 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 2,96 : 1.
S&P 500 mencatatkan 2 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 37 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 15 titik tertinggi baru dan 370 titik terendah baru.