c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 Januari 2025

09:43 WIB

IHSG Diramal Melemah di Kisaran 7.030-7.150

IHSG hari ini (13/1) diprediksi bergerak melemah dalam range 7.030-7.150

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">IHSG Diramal Melemah di Kisaran 7.030-7.150</p>
<p id="isPasted">IHSG Diramal Melemah di Kisaran 7.030-7.150</p>

Pegawai berjalan di bawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (5/8/2024). Antara Foto/Dhemas Reviyanto

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip dari RTI, dibuka di level 7.088,86 pada perdagangan Senin (13/1).

IHSG dari awal dibuka di zona merah. Hingga pada pukul 09.22 WIB, IHSG menguat sebesar 20,02 poin atau 0,28% menjadi ke level 7.068,83.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih memproyeksikan IHSG pada awal pekan akan begerak melemah.

"IHSG hari ini (13/1) diprediksi bergerak melemah dalam range 7.030-7.150," kata Ratih dalam kajian resmi, Senin (13/1).

Sebelumnya, pada perdagangan kemarin, Jumat (10/1), IHSG ditutup naik 0,34% atau 24,27 poin ke level 7.088.

Terdapat beragam sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini. Antara lain dari dalam negeri, jika diakumulasi selama sepekan, yakni periode tanggal 6-10 Januari 2025, IHSG terkoreksi 1,05%. Melemahnya IHSG senada dengan outflow investor asing senilai Rp2,11 triliun.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Melemah Di Perdagangan Awal Pekan

Kondisi rupiah spot tertekan di level Rp16.317 per dolar AS pada Senin (13/1). Pelaku pasar memberikan respons beragam atas bergabungnya Indonesia sebagai bagian dari BRICS pekan lalu. Pasalnya, Amerika Serikat (AS) memberikan ancaman kenaikan tarif bagi anggota BRICS yang berupaya melakukan dedolarisasi.

Mengacu pada rilis data neraca dagang Indonesia periode Januari-November 2024, AS paling banyak menyumbang surplus neraca dagang sebesar US$15,13 milar. Oleh karena itu, hubungan perdagangan internasional antara AS dan Indonesia berpotensi terhalangi oleh kenaikan tarif yang menjadi poin penting kebijakan Presiden Trump dalam masa kepemimpinannya.

Dari mancanegara, indeks utama Wall Street kompak melemah di akhir pekan. Aksi profit taking terjadi setelah rilis data tenaga kerja.

Pada Desember 2024, non-farm payroll naik menjadi sebesar 256 ribu dan tingkat pengangguran turun ke level 4,1%. Solidnya data tenaga kerja tersebut memberikan sinyal atas inflasi yang masih tinggi.

Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak November 2023 sebesar 4,76% pada Jumat (10/1). Di sisi lain, pelaku pasar pekan ini, juga menantikan rilis inflasi AS periode Desember 2024.

Bergerak Konsolidasi
Secara terpisah, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG pada Senin akan bergerak konsolidasi.

"Pada perdagangan Senin (13/1), IHSG diperkirakan bergerak konsolidasi, dengan rentang perdagangan di level 7.050 hingga 7.131. Support di level 7.000," tulis Tim Riset, Senin (13/1).

Rilis data ketenagakerjaan AS untuk bulan Desember, yang dipublikasikan pada Jumat lalu (10/1), menunjukkan kondisi yang jauh lebih baik dari perkiraan.

Salah satu data yang paling diperhatikan oleh pasar adalah non-farm payroll (NF) karena menunjukkan kondisi ekonomi AS saat ini, dan sangat berpengaruh terhadap ekspektasi seberapa besar penurunan FFR tahun ini.

Baca Juga: Bursa Sepekan: IHSG Turun 1,05% Jadi 7.088,86 Poin

NFP untuk bulan Desember tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan konsensus, mencapai 256 ribu dibandingkan konsensus yang sebesar 165 ribu.

Rilis data tersebut menyebabkan tertutupnya kemungkinan akan pemangkasan FFR pada pertemuan FOMC bulan Januari, yang akan diadakan pada tanggal 28 dan 29.

Tidak hanya itu, bahkan kemungkinan tidak akan ada pemangkasan FFR sepanjang semester I/2025. Saat ini, pasar hanya memperkirakan satu kali pemangkasan FFR tahun ini, sebesar 25 bps menjadi 4,25%.

"Namun menurut kami, persepsi pasar akan selalu berubah, tergantung kepada perkembangan data ketenagakerjaan ke depan," katanya.

Rilis NFP tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan rupiah. Pada hari Jumat indeks USD (DXY) menguat mendekati level 110 dan imbal hasil surat-surat berharga AS atau US Treasury yields (UST) tenor 10 tahun terus mengalami kenaikan, semakin mendekati level 5%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar