13 Januari 2025
08:39 WIB
IHSG Berpotensi Melemah Di Perdagangan Awal Pekan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan melemah pada perdagangan Senin (13/1), di tengah melemahnya Wall Street dan bursa regional.
Editor: Fin Harini
Pekerja membersihkan papan digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (14/11/2022). ValidNewsID/Fikhri Fathoni
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan melemah pada perdagangan Senin (13/1), di tengah melemahnya Wall Street dan bursa regional.
“Pagi ini, Kospi tercatat melemah 0,30%, sementara Nikkei tutup. Kami memperkirakan IHSG bergerak melemah, didorong sentimen melemahnya pasar AS dan regional,” tulis Samuel Sekuritas Indonesia dalam laporan riset harian, Senin (13/1).
Pasar saham AS ditutup melemah pada Jumat (10/1), dengan Dow turun 1,63%, S&P 500 terkoreksi 1,54%, dan Nasdaq melemah 1,63%.
“Pasar AS ditutup melemah didorong oleh data pekerjaan AS yang di atas ekspektasi, meningkatkan ketidakpastian akan suku bunga AS,” imbuh Samuel Sekuritas.
Yield UST 10Y menguat 1,95% atau 0,091 bps ke 4,762%, dan USD Index naik 0,43% ke 109,7.
Pasar komoditas mayoritas bergerak menguat Jumat kemarin (10/1). Harga minyak WTI naik 0,82% ke level US$73,92/bbl, begitu pula harga minyak Brent naik 1,38% ke level US$77,23/bbl. Harga CPO naik 2,28% ke level MYR 4.393 per ton, sedangkan emas terpantau menguat 0,83% ke level US$2.690/toz. Sementara itu, harga batu bara turun 1,12% di level US$115,0/ton.
Bursa Asia ditutup melemah Jumat kemarin (10/1). Kospi turun 0,24%, Hang Seng susut 0,92%, Nikkei melemah 1,05 dan Shanghai terkoreksi 1,33%.
“IHSG ditutup menguat 0,34% ke level 7.088,9. Investor asing kemarin mencatatkan keseluruhan net sell sebesar Rp201,5 miliar,” lanjut Samuel Sekuritas.
Di pasar reguler, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp200,7 miliar, dan pada pasar negosiasi tercatat net sell asing sebesar Rp0,8 miliar.
Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak oleh BMRI (Rp137,5 miliar), BBRI (Rp101 miliar), dan GOTO (Rp60,4 miliar).
Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan oleh BRMS (Rp45,5 miliar), TLKM (Rp43,6 miliar), dan MDKA (Rp27,8 miliar). Top leading movers emiten BREN, BRMS, TLKM, sementara top lagging movers emiten BMRI, BBCA, DCII.
Turut memengaruhi IHSG, Indonesia mencatatkan tingkat inflasi terendah sepanjang sejarah (1,57%) pada tahun 2024, serta penurunan defisit anggaran menjadi 2,3% dari PDB.
Hal ini memungkinkan investasi yang signifikan dalam program sosial dan infrastruktur, seperti pembangunan IKN, tetapi masih ada masalah keberlanjutan jangka panjang.
Sektor manufaktur menunjukkan tanda-tanda pemulihan, didorong oleh produksi elektronik, otomotif, dan pangan. Langkah-langkah pengetatan ekspor, termasuk peraturan retensi mata uang asing yang lebih ketat, bertujuan untuk menstabilkan rupiah, meskipun pembatasan ekspor komoditas utama seperti tembaga bisa mempengaruhi hubungan perdagangan.
Indeks keyakinan konsumen naik menjadi 127,7, didukung oleh belanja rumah tangga yang kuat dan membaiknya pasar tenaga kerja. Ekonomi digital berkembang pesat, terlihat dari pertumbuhan transaksi kripto yang mencapai 68% YoY.
Namun, terjadi peningkatan utang BNPL (paylater) hingga 48%, yang meningkatkan kekhawatiran terkait stabilitas keuangan.
Di sisi perkembangan lingkungan dan energi, keberlanjutan lingkungan tetap menjadi masalah yang perlu diperhatikan dengan risiko deforestasi dan dampak lingkungan dari penambangan nikel memicu perdepatan.
Upaya ekspansi proyek energi terbarukan dan konversi limbah menjadi energi di perkotaan menandakan adanya kemajuan, tetapi masih ada kendala regulasi dan keuangan.
Reformasi elektoral dan langkah-langkah antikorupsi yang semakin intensif mendominasi agenda domestik, sementara keanggotaan BRICS dan penguatan kolaborasi pertahanan menyoroti meningkatnya keterlibatan geopolitik Indonesia. Perubahan ini akan menguji stabilitas politik dan dinamika koalisi pada tahun 2025.
Pagi ini terdapat emiten yang menjadi sorotan yakni INDY, PGAS, PTRO dan SSIA.