c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

25 September 2025

14:55 WIB

IEU-CEPA Rampung, Kemendag Optimis Peluang Ekspor Barang dan Jasa Indonesia Naik

Kementerian Perdagangan meyakini peluang ekspor barang dan jasa Indonesia, serta peluang investasi akan naik usai IEU-CEPA rampung.

Penulis: Erlinda Puspita

<p id="isPasted">IEU-CEPA Rampung, Kemendag Optimis Peluang Ekspor Barang dan Jasa Indonesia Naik</p>
<p id="isPasted">IEU-CEPA Rampung, Kemendag Optimis Peluang Ekspor Barang dan Jasa Indonesia Naik</p>

Menko Ekonomi Airlangga dan Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maroš Šefčovič menandatanganani kesepakatan substantif IEU-CEPA, Bali, Selasa (23/9). Dok Kemenko Ekonomi

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyebut, rampungnya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) secara substantif, maka menjadi babak baru bagi kemitraan yang seimbang dan saling menguntungkan dalam jangka panjang antara Indonesia dan Uni Eropa.

"Momentum ini merupakan babak baru dalam hubungan bilateral Indonesia dan Uni Eropa. IEU-CEPA mencerminkan komitmen kedua pihak untuk menciptakan kemitraan yang seimbang, adil, dan saling menguntungkan untuk jangka panjang," kata Budi Santoso dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/9).

Seperti diketahui, penyelesaian substantif  IEU-CEPA ini ditandai dengan Joint Announcement oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto dan EU Commissioner for Trade and Security Maroš Šefčovič di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa, (23/9).

Baca Juga: IEU-CEPA Diteken, APINDO: 79% Pengusaha Belum Manfaatkan CEPA

Menurut Menteri Perdagangan Budi Santoso, kemitraan ekonomi ini bisa menjadi jalan Indonesia dalam membangun kemitraan yang solid dan progresif dalam menghadapi dinamika perdagangan global saat ini.

"Selain menegaskan posisi strategis Indonesia dalam perdagangan global khususnya di Uni Eropa, IEU-CEPA juga memberikan kepastian bisnis berbasis aturan yang akan mendorong tingkat kepercayaan pelaku bisnis," imbuh Budi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen PPI) Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono menilai IEU-CEPA ini membuka peluang luas bagi Indonesia untuk mendiversifikasi perdagangan dan mengurangi ketergantungan terhadap mitra dagang tertentu.

"Adanya perjanjian ini juga mendorong peningkatan standar produksi di Indonesia, yang juga akan mendorong daya saing, serta peluang ekspansif produk Indonesia ke pasar lainnya di dunia," ungkap Djatmiko.

Target Penandatanganan dan Implementasi
Dia menambahkan, usai penyelesaian substantif, maka kedua pihak akan melakukan proses telaah hukum (legal scrubbing) dan prosedur domestik lainnya agar Indonesia IEU-CEPA dapat segera ditandatangani pada 2026, dan dilanjutkan dengan proses ratifikasi di parlemen kedua pihak.

"Kedua pihak menargetkan agar perjanjian ini bisa diimplementasi pada Januari 2027," tambah Djatmiko.

Melalui kemitraan IEU-CEPA ini, maka ada 98% pos tarif yang tereliminasi, menghapus hampir seluruh hambatan perdagangan kedua pihak, baik di bidang jasa dan barang, serta membuka jalan untuk investasi.

"Manfaatnya akan dirasakan oleh sektor-sektor kunci bagi kedua pihak, mulai dari produk sawit, tekstil, dan alas kaki bagi Indonesia, hingga produk makanan, pertanian, otomotif, dan industri kimia bagi Uni Eropa," jelas Djatmiko.

Lebih lanjut, adanya IEU-CEPA tentu menawarkan peluang bisnis yang sangat menjanjikan bagi dunia bisnis Uni Eropa dan Indonesia. 

Menurut Mendag Budi, perjanjian ini juga memberikan pendalaman akses pasar dan kepastian bagi sektor-sektor utama Indonesia untuk memanfaatkan besarnya pasar Uni Eropa, terutama di sektor padat karya, seperti industri dan pertanian.

Baca Juga: Uni Eropa Sah Teken Perjanjian IEU-CEPA, RI Untung Besar!

IEU-CEPA juga menawarkan akses luas untuk penyediaan jasa Indonesia dan Uni Eropa. Penyedia jasa Indonesia dan generasi muda dapat memanfaatkan prospek menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga profesional ke Uni Eropa, seperti penasihat hukum, arsitek, tenaga profesional bidang teknologi informasi (IT), bidan, perawat, dan insinyur.

Sementara di sisi Uni Eropa, kawasan ini akan menciptakan iklim investasi yang kondusif, sehingga berpotensi mendorong arus masuk investasi yang mendukung ekonomi hijau, khususnya di bidang energi terbarukan, kendaraan listrik, serta industri berbasis teknologi dan riset di berbagai bidang, antara lain, teknologi informasi dan komunikasi (ICT), elektronik, dan farmasi.

"Pada akhirnya, seluruh aspek kerja sama dan integrasi ekonomi yang terbentuk melalui IEU-CEPA juga akan mendukung kebijakan hilirisasi Indonesia dan pengembangan industri manufaktur untuk produk bernilai tambah," tandas Budi.

Berdasarkan catatan Kemendag, total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa pada periode Januari-Juli 2025 tercatat sebesar US$18 miliar, atau naik 4,34% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Pada 2024, total perdagangan kedua pihak ini mencapai US$30,40 miliar.

Ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat senilai US$17,40 miliar dan impor Indonesia dari Uni Eropa mencapai US$13 miliar. Artinya, Indonesia masih mengalami surplus US$4,4 miliar.

Adapun produk ekspor utama Indonesia ke Uni Eropa antara lain minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga dan konsentrat, asam lemak monokarboksilat, industri alas kaki dengan sol luar dari karet, plastik, atau kulit dan bagian atas dari kulit, serta bungkil minyak dan residu pada lainnya.

Sedangkan produk utama impor Indonesia dari Uni Eropa antara lain obat-obatan, mesin pembuat bubur kertas dari bahan selulosa berserat, mobil atau kendaraan bermotor, kendaraan bermotor dan angkutan barang, serta mesin dan peralatan mekanis dengan fungsi individual.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar