08 April 2025
15:07 WIB
Hasil Pertanian Dorong Inflasi Perdagangan Besar Maret 2025 Jadi 0,75%
Indeks Harga Perdagangan Besar (IPHB) umum pada Maret 2025 secara bulanan mengalami inflasi 0,75% (month to month/mtm). Inflasi tertinggi berasal dari seksi hasil pertanian.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
Aktivitas pedagang botol minum dan tempat makan plastik di pusat grosir Pasar Asemka, Jakarta, Selasa (22/8/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni
JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah menyampaikan, Indeks Harga Perdagangan Besar (IPHB) pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 0,75% mtm. Inflasi IPHB pada Maret 2025 berasal dari seluruh seksi, dengan inflasi tertinggi adalah seksi hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan yang sebesar 2,95% (mtm) serta memberikan andil inflasi 0,54% mtm.
Sementara IPHB secara tahunan mengalami inflasi sebesar 1,58% (year on year/yoy) yang didorong oleh inflasi terbesar dari seksi produk logam, mesin, dan perlengkapannya sebesar 2,61% (yoy) dan memberikan andil pada inflasi tahunan sebesar 0,55% (yoy). Sedangkan secara tahun kalender, IPHB mengalami inflasi 1,69% (year to date/ytd).
Lebih rinci, Habibullah menyampaikan untuk inflasi IPHB pada kelompok pembangunan konstruksi, secara bulanan terjadi inflasi sebesar 0,14% (mtm) dan secara tahunan inflasi 1,00% (yoy).
Baca Juga: BPS: Produksi Beras Januari-Mei 2025 Capai 16,62 Juta Ton
"Seluruh jenis pembangunan mengalami inflasi secara month to month maupun year on year. Secara (mtm) inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pembangunan pekerjaan yang membutuhkan jalan, jembatan, dan pelabuhan," ujar Habibullah dalam konferensi pers rilis BPS, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (8/4).
Ia menyebutkan, komoditas yang menjadi penyumbang inflasi IPHB konstruksi di Maret 2025 adalah balok kayu 0,05% mtm, adukan semen atau mesin mixing 0,02% (mtm), dan kerangka kusen pintu/jendela dari aluminum 0,02% (mtm). Sedangkan yang menyumbang deflasi adalah cat tembok -0,01% (mtm), batu fondasi -0,01% (mtm), dan semen -0,01% (mtm).
Sebelumnya, BPS juga menyampaikan bahwa Indonesia mengalami inflasi sebesar 1,65% (mtm) di bulan Maret 2025. Dengan demikian, terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK), dari 105,48 poin pada Februari 2025 menjadi 107,22 poin di Maret 2025.
Ini artinya, terjadi inflasi tahunan sebesar 1,03% (year on year/yoy). Sedangkan inflasi nasional sepanjang tahun berjalan mencapai 0,39% (year to date/ ytd).
"Tingkat inflasi Maret 2024 lebih tinggi dari bulan sebelumnya dan Maret 2024," jelas Habibullah.
Baca Juga: BPS: Inflasi Maret 1,65%, Tarif Listrik Jadi Biang Kerok
Dari catatan Validnews, pada bulan Februari 2025, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,48% (mtm) atau alami penurunan IHK dari 105,99 poin pada Januari 2025 menjadi 105,48 poin di Februari 2025. Sementara inflasi Maret 2024, tercatat sebesar 0,52%.
Kelompok pengeluaran yang menjadi penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Maret 2025 adalah perumahan, air, listrik, serta bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesar 8,45% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 1,18%. Adapun komoditas yang mendorong secara dominan inflasi di kelompok ini adalah tarif listrik dengan andil sebesar 1,18%.