c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

05 September 2024

14:12 WIB

Gapmmi Targetkan Penurunan Impor Bahan Baku 30%

Asosiasi industri mamin, Gapmmi menargetkan terjadi penurunan impor bahan baku sebesar 30%. Ini merupakan rencana jangka menengah panjang, karena tidak bisa dilakukan spontan dan instan.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>Gapmmi Targetkan Penurunan Impor Bahan Baku 30%</p>
<p>Gapmmi Targetkan Penurunan Impor Bahan Baku 30%</p>

Sejumlah truk melintas saat proses bongkar muat peti kemas berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (13/2/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S Lukman menargetkan dalam jangka menengah panjang, pelaku industri sektor makanan dan minuman (mamin) di Indonesia bisa mengurangi impor bahan baku sampai 30%.

Adhi menyampaikan, penurunan impor bahan baku mamin sebesar 30% tidak bisa spontan dilakukan tahun ini. Dia mengingatkan, industri, terutama mamin, di dalam negeri masih masif mengimpor bahan baku. Contohnya, gula, tepung, gandum, dan garam.

"Pak menteri (Menteri Perindustrian) kan mengharapkan secara total di industri itu pengurangan 30% lebih ya untuk impor (bahan baku)," ujarnya saat ditemui awak media di Jakarta, Rabu (5/9).

Untuk mencapai target penurunan impor bahan baku tersebut, Adhi mengatakan, Indonesia harus menggenjot kinerja industri bahan baku atau food ingredients

Selain itu, industri antara atau intermediate industry untuk mengolah bahan baku lokal menjadi bahan mentah atau setengah mentah.

Ketum Gapmmi berharap ke depannya makin banyak investor yang masuk untuk membangun pabrik bahan baku makanan di Tanah Air. Bisa juga, menggaet investor untuk menyuntikkan modalnya di industri antara.

Baca Juga: Gapmmi Akui Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Lesu Dan Tekan Industri Mamin

"Ini yang kita harapkan, banyak investor baru yang bisa mengolah bahan baku lokal menjadi bahan baku di industri hilir, seperti pengawet, pewarna, ekstraksi, dan sebagainya, ini yang kita harapkan terus tumbuh," ucapnya.

Kenapa perlu digenjot, karena menurut Adhi, sekarang ini industri antara yang ada di Indonesia kinerjanya belum optimal. Imbasnya, para pelaku industri, terutama sektor mamin tetap harus mengimpor bahan baku untuk proses produksi.

"(Industri intermediate di Indonesia) sudah ada, dan sekarang tiap tahun terus tumbuh, cuma sementara ini masih banyak yang kita harus impor memang," imbuh Bos Pengusaha mamin.

Sejalan dengan itu, Adhi menyampaikan perlunya menyusun strategi guna menurunkan impor bahan baku  makanan hingga 30% dalam jangka menengah panjang. Sekali lagi, dia menekankan perjalanan ini tidak bisa dilakukan secara instan.

"Oh ini enggak bisa tahun ini (2024). Ini jangka menengah panjang ya, enggak bisa langsung," tambahnya.

Impor Gula, Garam, Gandum, dan Tepung
Seperti diketahui, industri makanan dan minuman di Indonesia masih banyak bergantung pada bahan baku impor. Sebagai contoh, kita kerucutkan menjadi empat jenis komoditas, seperti gula (HS 17), garam (HS 25), gandum dan meslin (HS 10), serta tepung gandum dan meslin (HS 11).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Validnews, Kamis (5/9), dari empat komoditas tersebut, terbagi lagi menjadi 15 jenis bahan baku yang diimpor Indonesia berdasarkan kode HS delapan digit angka.

Untuk gula, ada empat jenis gula yang diimpor dengan total volume 3,06 juta ton sepanjang Januari-Juli 2024. Itu terdiri dari other cane sugar atau gula tebu lainnya (HS 17011400) yang mendominasi impor, yaitu sebanyak 2,95 juta ton.

Kemudian, ada cane or beet sugar and chemically pure sucrose, in solid form, other than raw sugar not containing added flavouring or colouring matter, other than refined sugar (HS 17019990).

Baca Juga: Banyak Pasal Tak Sinkron, Gapmmi Desak Revisi PP Kesehatan

Ada refined sugar atau gula dimurnikan/rafinasi (HS 17019910); dan cane or beet sugars, chemically pure sucrose, in solid form, containing added flavouring or colouring matter (HS 17019100).

Untuk gandum dan meslin, total volume impornya sepanjang Januari-Juli 2024 mencapai 7,45 juta ton. Ini meliputi tiga jenis bahan baku, yaitu wheat grain without extreme outer layer, other than seed, fit for human consumption (HS 10019912).

Kemudian, ada impor wheat, other than durum wheat and wheat grain, other than seed, fit for human consumption (HS 10019919); serta durum wheat, other than seed (HS 10011900).

Untuk tepung gandum dan meslin, volume impornya mencapai 50.743 ton pada Januari-Juli 2024. Ada tiga jenis bahan baku yang diimpor, yaitu wheat flour, other than fortified (HS 11010019); wheat flour, fortified (HS 11010011); dan meslin flour (HS 11010020).

Untuk garam, Indonesia mengimpor sebanyak 1,6 juta ton pada Januari-Juli 2024. BPS mencatat, ada lima jenis garam yang diimpor. Itu meliputi salt with sodium chloride content 97 % or more, calculated on a dry basis (HS 25010093); table salt (HS 25010010); unprocessed rock salt (HS 25010020).

Kemudian, ada salt (including table salt and denatured salt) and pure sodium chloride, w.o.n in aqueous solution or containing added anti-caking or free-flowing agents other than HS 25010010 to 25010093 (HS 25010099); serta salt with sodium chloride content more than 60 % but less than 97%, calculated on a dry basis, fortified with iodine (HS 25010091).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar