c

Selamat

Senin, 20 Mei 2024

EKONOMI

02 November 2023

20:50 WIB

Gapki: Peremajaan Sawit Bantu Tingkatkan Ketahanan Industri Sawit

Pemerintah telah mencanangkan program peremajaan sawit sejak 2017 untuk meningkatkan produktivitas melalui penggantian tanaman tua dan tidak produktif.

Editor: Fin Harini

Gapki: Peremajaan Sawit Bantu Tingkatkan Ketahanan Industri Sawit
Gapki: Peremajaan Sawit Bantu Tingkatkan Ketahanan Industri Sawit
Ilustrasi - Pekerja merawat tanaman bibit kelapa sawit di lahan pembibitan Lubuk Minturun, Padang, Sumatera Barat. ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/Lmo/hp/pri.

BALI - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan program replanting atau peremajaan kelapa sawit sangat membantu meningkatkan ketahanan industri sawit.

"Saat ini pemerintah menggenjot program peremajaan untuk meningkatkan produktivitas tanaman tersebut, mengingat sawit salah satu komoditas perkebunan yang memberikan kontribusi besar bagi pendapatan negara," kata Ketua Umum Gapki Eddy Martono saat menghadiri kegiatan 19th Indonesian Palm Oil Conference and 2024 Price Outlook di Bali, Kamis (2/11), dilansir dari Antara.

Pemerintah telah mencanangkan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sejak 2017. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas melalui penggantian tanaman tua dan tidak produktif dengan benih unggul yang berkualitas, sekaligus juga upaya memperbaiki tata kelola perkebunan kelapa sawit nasional secara umum dan kelapa sawit rakyat secara khusus.

Pemerintah memperkirakan terdapat 2,8 juta Ha perkebunan sawit rakyat yang perlu diremajakan. Adapun luas perkebunan sawit rakyat, menurut Statistik Perkebunan Unggulan 2020-2022, diperkirakan mencapai 6,37 juta ha pada 2022.    

Baca Juga: Wamenkeu: Indonesia Mesti Tingkatkan Industrialisasi Kelapa Sawit

Sejak tahun 2017, program PSR telah dilaksanakan di 21 provinsi dan 123 kabupaten sentra kelapa sawit dengan target seluas 180.000 hektar per tahun sesuai arahan Komite Pengarah BPDPKS.

Kementan mencatat, hingga Juli 2023, Sumatra Selatan yang merupakan sekaligus pelopor program PSR di Indonesia menjadi provinsi dengan capaian realisasi program PSR terluas di Indonesia. Yakni, seluas 59.329 Ha. Sedangkan, Ogan Komering Ilir merupakan kabupaten dengan realisasi program PSR terluas di Indonesia, yaitu seluas 27.955 Ha.

Ia menjelaskan, replanting untuk meningkatkan produktivitas menjadi langkah untuk menaikkan daya saing di tengah ketidakpastian dalam perdagangan global.

"Kondisi terkini ekonomi global menarik dibahas secara mendalam untuk penguatan ketahanan bisnis, dan penerapan kebijakan oleh pemerintah sangat memberikan dampak positif bagi keberlanjutan industri ke depan," demikian Eddy.

Ia mengidentifikasi, sejumlah tantangan harus dihadapi industri sawit nasional. Di tengah melemahnya laju ekonomi global dan inflasi yang dialami oleh sepertiga negara di dunia, terdapat masalah geopolitik dunia seperti perang Rusia dan Ukraina, serta konflik terkini perang Israel dan Palestina.

Baca Juga: Tahap Awal Jalur Kemitraan Peremajaan Sawit Di Kalbar Capai 1.000 Ha

Meski demikian, Gapki industri sawit optimistis menyambut peluang 2024. Pasalnya, sawit memiliki keunggulan di tengah persaingan pasar minyak nabati utama global seperti kedelai, rapeseed dan bunga matahari.

Menurut data produktivitas tanaman kelapa sawit, katanya, komoditas itu dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 3,36 ton per hektare per tahun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman nabati lainnya. Sebagai contoh, kedelai 0,47 ton per hektare per tahun, bunga matahari 0,78 ton per hektare per tahun dan rapeseed 0,74 ton per hektare per tahun.

“Kami yakin dengan kebijakan pemerintah yang tepat, industri kelapa sawit dapat tumbuh dengan mantap di tengah dinamika pasar dan perekonomian,” ujarnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar