c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

23 Agustus 2025

13:50 WIB

GAPKI Catat Kenaikan Produksi CPO Dan PKO Juni 2025 Capai 6,5%

GAPKI menyatakan adanya kenaikan produksi CPO dan PKO di Juni 2025. Kenaikan ekspor di sisi jumlah dan nilai juga terjadi pada periode ini.

Penulis: Erlinda Puspita

<p id="isPasted">GAPKI Catat Kenaikan Produksi CPO Dan PKO Juni 2025 Capai 6,5%</p>
<p id="isPasted">GAPKI Catat Kenaikan Produksi CPO Dan PKO Juni 2025 Capai 6,5%</p>

Foto udara truk muatan kelapa sawit antre memasuki pabrik Permata Bunda di Pematang Panggang, Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (17/7/2023). Antara Foto/Budi Candra Setya

JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan produksi Crude Palm Oil (CPO) pada Juni 2025 mengalami kenaikan 15,79% menjadi 4.823 ribu ton dibandingkan bulan Mei 2025 yang hanya 4.165 ribu ton. Hal serupa juga terjadi dengan produksi Palm Kernel Oil (PKO) di bulan Juni yang bertambah 17,41% menjadi 465 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya yang sebanyak 396 ribu ton.

"Secara year on year (yoy) sampai dengan bulan Juni, produksi CPO ditambah PKO tahun 2025 mencapai 27.889 ribu ton atau naik sekitar 6,51% lebih tinggi dari produksi tahun 2024 sebesar 26.185 ribu ton," jelas Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (23/8).

Baca Juga: Harga CPO Agustus Naik 3,76% Terpicu Permintaan India dan China

Selain produksi yang meningkat, Mukti menyampaikan total konsumsi juga meningkat tipis di Juni tahun ini. Ini tercatat dalam kenaikan konsumsi oleokimia menjadi 192 ribu ton atau bertambah 2,64% dari bulan sebelumnya yang sebanyak 187 ribu ton.

Kemudian juga konsumsi biodiesel bertambah menjadi 1.080 ribu ton atau naik 3,95% dari bulan Mei 2025 yang sejumlah 1.039 ribu ton. Sementara untuk konsumsi pangan mengalami penurunan dari 803 ribu ton di Mei 2025 menjadi hanya 800 ribu ton pada Juni 2025 atau merosot -0,37%.

Adapun untuk ekspor, Mukti menuturkan total pengapalan produk sawit di Juni lalu naik 35,37%.

"Total ekspor produk sawit pada bulan Juni naik menjadi 3.606 ribu ton atau naik 35,37% dari ekspor bulan sebelumnya sebesar 2.664 ribu ton," tambah Mukti.

Kenaikan ekspor terbesar ini, terjadi pada minyak sawit olahan yang naik menjadi 2.599 ribu ton dari 1.967 ribu ton pada bulan sebelumnya, atau naik 32,12%. Ekspor kedua terbanyak adalah CPO yang tumbuh 155,67% dari 164 ribu ton pada Mei 2025 menjadi 418 ribu ton pada Juni 2025. Berbeda dari keduanya, ekspor oleokimia mengalami penurunan -3,74% dari 437 ribu ton menjadi 420 ribu ton saja.

Secara rinci, Mukti menyampaikan beberapa negara tujuan ekspor yang mengalami kenaikan jumlah dibandingkan bulan Mei 2025 antara lain ekspor ke China sebanyak 283 ribu ton, ke India 224 ribu ton, Afrika 125 ribu ton, Pakistan 69 ribu ton, Rusia 65 ribu ton, Amerika Serikat (AS) 58 ribu ton, Bangladesh 47 ribu ton, Malaysia 39 ribu ton, dan EU-27 10 ribu ton.

Baca Juga: Kementan Dorong Peningkatan Ekspor CPO, Kopi, Hingga Karet Ke Belarus

Seiring kenaikan volume ekspor produk sawit di bulan Juni, nilai ekspor produk sawit di Juni 2025 juga meningkat 28,84% dibandingkan Mei 2025. Tepatnya naik dari US$2,822 miliar pada Mei menjadi US$3,636 miliar di Juni.

"Secara yoy sampai dengan bulan Juni, nilai ekspor 2025 mencapai US$17,277 miliar atau lebih tinggi 34,64% dari ekspor tahun 2024 sebesar US$12,832 miliar," tutur Mukti.

Peningkatan nilai ekspor tersebut terjadi menurut Mukti, selain karena kenaikan volume ekspor juga karena kenaikan harga rata-rata di Januari-Juni 2025 sebesar US$1.180/ton Cif Rotterdam yang lebih tinggi dibandingkan periode tahun lalu sebesar US$1.000/ton Cif Rotterdam.

"Dengan stok awal bulan Juni sebesar 2.916 ribu ton, produksi CPO ditambah PKO naik menjadi 5.289 ribu ton, konsumsi dalam negeri naik menjadi 2.072 ribu ton dan ekspor naik menjadi 3.606 ribu ton, stok di akhir Juni turun menjadi 2.530 ribu ton," tandas Mukti.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar