13 Januari 2024
13:51 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana menjelaskan komitmen transisi energi merupakan respons Pemerintah Indonesia dalam menjawab tren masyarakat global.
Tak hanya permasalahan lingkungan semata, Dadan menerangkan transisi energi lebih jauh juga dilakukan untuk menjaga daya saing produk dalam negeri dengan negara lain.
"Jadi kita merespons, global itu inginnya seperti ini. Tujuannya adalah untuk tetap menjaga daya saing kita. Jadi saya memberikan planning-nya sesuatu yang sangat umum untuk semua. Bukan keperluannya ESDM, bukan keperluannya lingkungan saja," tutur Dadan lewat keterangan tertulis, Sabtu (13/1).
Pemanfaatan produk energi bersih, sambung Dadan, akan menjadi sebuah persyaratan masyarakat global dengan konsekuensi pajak yang lebih tinggi jika dalam proses produksinya menggunakan bahan bakar yang menghasilkan emisi tinggi.
Beberapa negara dilaporkan sudah meminta pajak yang tinggi untuk produk yang terbukti menggunakan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan dan sebaliknya yang memiliki sertifikat penggunaan energi bersih untuk menghindari pajaknya.
Baca Juga: Transisi Energi Butuh Pendanaan Yang Kuat, BUMDes Bisa Dilibatkan
Berdasarkan kabar terakhir yang ia terima, negara-negara Eropa berencana menerapkan carbon border tax dua tahun mendatang. Artinya, industri dalam negeri harus memastikan produk mereka bisa masuk Eropa pada 2026 mendatang dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Nantinya, produk-produk yang masuk Eropa akan dilakukan pengecekan soal sertifikasi dan proses produksinya. Pengecekan itu dilakukan untuk memastikan seberapa besar emisi yang dikeluarkan dalam proses produksi.
"Ketemu misalkan untuk produknya kalau 1 ton menggunakan apa, mengeluarkan emisinya sekian nanti disana ada batas batasnya itu batas maksimumnya sekian. Kalau terlewati, boleh produknya masuk kesini saya kasih pajak tambahan, sehingga barang yang diproduksi bertambah harganya," kata dia.
Baca Juga: Melihat Peran Gas Bumi Sebagai Jembatan Transisi Energi
Dengan ilustrasi itu, maka harga produk yang proses produksinya menggunakan energi dengan emisi yang tinggi akan lebih mahal harganya dibandingkan dengan produk yang sama namun menggunakan energi yang ramah lingkungan dalam proses produksinya karena perbedaan besaran pajak emisinya.
Untuk itu, dia mengingatkan industri dalam negeri harus menerapkan prinsip-prinsip energi bersih supaya produk yang dihasilkan bisa bersaing dengan negara lain, serta menjaga market di luar negeri.
"Jadi, kira-kira tujuan besarnya seperti itu, jangan dibalik. Justru kita mendorong kemanfaatan energi terbarukan, kita ingin meningkatkan daya saing kita," ucap Dadan.