c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

25 September 2024

15:41 WIB

Emas Masih Bisa Naik, Pengamat: Jangan Dijual Dulu!

Jika harga emas dunia sudah menyentuh level US$2.700 per troy ounce, ada kemungkinan besar masih akan terus merangkak naik.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p>Emas Masih Bisa Naik, Pengamat: Jangan Dijual Dulu!</p>
<p>Emas Masih Bisa Naik, Pengamat: Jangan Dijual Dulu!</p>

Petugas menunjukkan emas batangan di salah satu toko emas di Jakarta, Kamis (2/4/2024). Antara Foto/ Akbar Nugroho Gumay

JAKARTA - Harga emas dunia saat ini sudah mencapai level resisten kunci di US$2.650 per troy ounce, dan bahkan sudah sempat menyentuh level US$2.671,50 per troy ounce.

Ke depan, harga emas dunia masih diproyeksikan bakal terus naik dan bisa menyentuh level US$2.700 per troy ounce.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai bahwa ada kemungkinan besar harga emas dunia masih akan terus mengalami penguatan yang cukup signifikan karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi penguatan terhadap harga emas dunia. 

Salah satunya adalah ada kemungkinan besar Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) di pertemuan bulan November akan menurunkan suku bunga 50 basis poin (bps).

"Ini cukup luar biasa terhadap kondisi perekonomian yang kembali menggeliat. Nah, informasi tentang penurunan suku bunga 50 bps di bulan November ini pun juga sudah didukung oleh beberapa pejabat Bank Sentral Amerika yang kemungkinan besar bahwa penurunan 50 bps itu akan terjadi di bulan November," kata Ibrahim kepada media, Rabu (25/9).

Faktor berikutnya, lanjut dia, Bank Sentral Tiongkok menggelontorkan stimulus secara besar-besaran. Tujuannya, untuk kembali menggerakkan perekonomian Tiongkok yang sampai saat ini masih terus mengalami permasalahan akibat krisis properti di Tiongkok. 

Baca Juga: Harga Emas Reli, Gimana Kinerja Saham Emitennya?

Artinya, ada kemungkinan besar pemerintahan Tiongkok ini akan menggelontorkan stimulus secara besar-besaran dengan tujuan agar industrial product di Tiongkok ini kembali bangkit.

"Informasi tentang stimulus ini membuat para investor kembali lagi bergairah untuk kembali untuk melakukan pembelian terhadap logam mulia sebagai safe haven," jelas dia.

Faktor selanjutnya, data ekonomi di Eropa terus mengalami penurunan, terutama adalah aktivitas manufaktur yang terjadi kontraksi, baik di Jerman maupun di Italia.

Padahal, Jerman merupakan salah satu ekonomi terbesar pertama di Eropa dan kemudian diikuti oleh Italia. Akan tetapi, keduanya terjadi kontraksi, sehingga berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa. 

Oleh karena itu, Ibrahim menilai bahwa ada kemungkinan besar Bank Sentral Eropa akan menurunkan suku bunga pada bulan Oktober 2024.

"Bisa saja penurunan suku bunga ini 50 bps atau 60 bps, sama juga di minggu kemarin yang menurunkan suku bunga bukan 25 bps tetapi 60 bps. Ini pun juga akan membuat stimulus besar-besaran di Eropa yang akan mengakibatkan investor ini akan kembali untuk mendulang logam mulia sebagai safe haven," ujarnya.

Baca Juga: Naik Noban Per Gram, Harga Emas Antam Kembali Sentuh Rekor

Faktor terakhir yang juga mempengaruhi penguatan terhadap harga emas dunia adalah terkait tensi geopolitik di Timur Tengah yang terus memanas, terutama di Dataran Tinggi Golan, di mana 40 ribu milisi dari Yaman, Irak, Suriah, Lebanon sudah bergabung dan tinggal menunggu aba-aba dari pemimpin Besar Hisbullah untuk melakukan penyerangan terhadap Israel. 

Hal ini yang sebenarnya membuat ketegangan baru yang cukup luar biasa, walaupun Joe Biden dalam pidato di PBB menginginkan agar perang antara Hisbullah dan Israel di Dataran Tinggi Golan dihentikan.

"Tetapi kita tahu bahwa pidato hanyalah pidato, kemungkinan besar akan terjadi perang besar di Dataran Tinggi Golan dan ini yang membuat eskalasi Timur Tengah terus memanas tinggi dan ini dimanfaatkan oleh para investor untuk kembali melakukan pembelian terhadap logam mulia. (Level) US$2.700 per troy ounce kemungkinan besar akan terjadi di bulan Oktober," kata Ibrahim.

Untuk itu, dia menyarankan bagi para investor yang memiliki logam mulia sampai saat ini, untuk jangan dijual terlebih dahulu. 

Lantaran jika seandainya sudah menyentuh level US$2.700 per troy ounce, ada kemungkinan besar masih akan terus merangkak naik.

"Di bulan November-Desember, Bank Sentral Global masih akan tetap menurunkan suku bunga," ujar dia mengingatkan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar