c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

03 November 2025

11:47 WIB

Ekspor RI Naik 8,14%, Terdongkrak Industri Pengolahan-Pertanian

BPS melaporkan ekspor Indonesia sepanjang Januari-September 2025 naik 8,14% mencapai US$209,8 miliar. Ekspor minyak sawit dan logam dasar bukan besi mendominasi.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>Ekspor RI Naik 8,14%, Terdongkrak Industri Pengolahan-Pertanian</p>
<p>Ekspor RI Naik 8,14%, Terdongkrak Industri Pengolahan-Pertanian</p>

Illustrasi: Pekerja memuat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Pematang Raman, Kumpeh, Muarojambi, Jambi( Antara Foto/Wahdi Septiawan

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mengalami kenaikan ekspor kumulatif sepanjang periode Januari-September 2025 sebesar 8,14% (cumulative-to-cumulative/ctc). Di periode ini, total ekspor Indonesia mencapai US$209,80 miliar, sementara total ekspor periode sama di 2024 sebesar US$194,01 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, kenaikan ekspor itu masih ditopang ekspor nonmigas yang naik 9,57% (ctc), dari US$182,33 miliar menjadi US$199,77 miliar. 

Sedangkan ekspor migas justru mengalami penurunan sebesar 14,09% (ctc), dari US$11,68 miliar menjadi hanya US$10,03 miliar di Januari-September 2025 ini.

“Jika dilihat menurut ekspor, peningkatan nonmigas secara kumulatif terjadi di sektor industri pengolahan dan pertanian,” kata Pudji dalam rilis BPS, Jakarta, Senin (3/11).

Baca Juga: Moncer! BI Proyeksi Ekspor-Bansos Perkuat Perekonomian Kuartal III

Persentase kenaikan ekspor nonmigas tertinggi terjadi pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang naik 34,33% (ctc), dari US$3,87 miliar menjadi US$5,19 miliar. Disusul kenaikan di sektor industri pengolahan yang naik 17,02% (ctc), dari US$143,44 miliar menjadi US$167,85 miliar.

“Sektor industri pengolahan, menjadi pendorong utama atas peningkatan kinerja ekspor nonmigas sejak Januari hingga September 2025 dengan andil sebesar 12,58%,” imbuh Pudji.

Dari ekspor sektor industri pengolahan yang mengalami kenaikan cukup besar adalah minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, barang perhiasan dan barang berharga, kimia dasar organik yang bersumber dari hasil pertanian, serta semikonduktor dan komponen elektronik lainnya.

Baca Juga: Potensi Ekspor Rp2.400 T, Kementan Ngotot Hilirisasi Kelapa-Pala Malut!

Sebaliknya, ekspor nonmigas di sektor pertambangan justru turun 23,70% (ctc), dari US$35,03 miliar menjadi US$26,73 miliar di periode tahun ini.

Negara Favorit Ekspor RI
Pudji menyampaikan, ekspor menuju Tiongkok menjadi yang tertinggi selama Januari-September 2025 dengan torehan sebesar US$46,47 miliar, naik dari US$42,56 miliar di periode sama tahun lalu.

Kemudian, ekspor menuju ASEAN sebesar US$38,53 miliar atau naik dari tahun lalu US$33,09 miliar. Lalu, ekspor nonmigas ke Amerika Serikat (AS) senilai US$23,03 miliar atau naik dari tahun lalu yang sebesar US$19,34 miliar.

Baca Juga: Tak Bergeming Perang Dagang, Mendag: Ekspor RI Ke AS dan China Lancar

Selanjutnya, ekspor terbesar ke Uni Eropa sebesar USS$14,46 miliar atau naik dari tahun lalu US$12,97 miliar. 

Sayangnya, ekspor ke India turun menjadi US$14,02 miliar, dari tahun lalu yang mencapai US$15,33 miliar. Sisanya, ekspor RI ke wilayah lain mengalami kenaikan menjadi US$83,26 miliar atau naik dari tahun lalu US$59,04 miliar. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar