c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

13 Oktober 2025

16:27 WIB

Ekspor Perhiasan Melesat 23%, Bank Emas Permudah IKM Bahan Baku

Kemenperin kawal implementasi ekosistem bank emas agar dapat memudahkan pelaku IKM perhiasan. Ekspor perhiasan RI Januari-Juni 2025 naik 23% jadi US$4,05 miliar.

<p>Ekspor Perhiasan Melesat 23%, Bank Emas Permudah IKM Bahan Baku</p>
<p>Ekspor Perhiasan Melesat 23%, Bank Emas Permudah IKM Bahan Baku</p>
Dirjen IKMA Kemenperin Reni Yanita (ketiga dari kiri) memukul gong tanda pembukaan Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2025 di Surabaya, Kamis (9/10/2025). Antara/HO-Kemenperin

JAKARTA - Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menyampaikan, pemerintah terus mengawal implementasi ekosistem bank emas (bullion bank) agar dapat memudahkan pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) perhiasan, khususnya memperoleh bahan baku emas.

"Salah satu langkah strategis adalah pembentukan bank bullion yang diluncurkan pada Februari 2025 oleh Bapak Presiden RI. Bank ini diharapkan dapat memperkuat likuiditas dan akses pembiayaan emas bagi industri, memudahkan perolehan bahan baku, meningkatkan efisiensi rantai pasok, serta memperkokoh daya saing industri perhiasan nasional," katanya di Jakarta, Senin (13/10) melansir Antara.

Baca Juga: Perkuat Ekonomi Syariah, Airlangga Dorong Pesantren Menabung Emas

Selain mengawal ekosistem bank emas, Kemenperin juga melaksanakan berbagai program dan kebijakan strategis untuk memperluas akses pasar dan meningkatkan daya saing industri perhiasan.

Seperti partisipasi pada pameran dalam dan luar negeri, program e-Smart IKM, kegiatan business matching bersama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan atase perdagangan (atdag), program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN), restrukturisasi mesin dan peralatan, serta pelatihan teknis bagi para perajin.

Reni juga mendorong pelaku industri perhiasan agar terus berinovasi, memperkuat kolaborasi, dan menjaga kualitas produk.

Baca Juga: Hartadinata Nilai Bullion Bank Jadi Solusi Masalah Ekspor-Impor Emas Indonesia

Menurut Reni, industri perhiasan merupakan sektor bernilai tambah tinggi dengan potensi ekspor yang besar. Kemenperin mencatat ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai US$4,05 miliar pada periode Januari-Juni 2025, meningkat 23% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$3,29 miliar.

Pada 2024, pangsa pasar ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia mencapai 2,5% dan menempati posisi ke-12 di dunia, dengan negara tujuan utama seperti Swiss, Hong Kong, India, Uni Emirat Arab (UEA), dan Yordania.

Potensi Besar Industri Perhiasan RI
Sementara itu, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan industri perhiasan Indonesia memiliki potensi besar yang perlu terus dikembangkan.

Potensi ini didukung oleh kekayaan budaya, keberagaman sumber daya alam seperti emas, perak, dan batu mulia, serta kreativitas tinggi para perajin lokal dalam menghasilkan karya yang memukau.

"Sebagai negara dengan tradisi panjang dalam pembuatan perhiasan, Indonesia mampu melahirkan produk yang tidak hanya diminati pasar domestik, tetapi juga menarik perhatian pasar internasional," ucap Menperin.

Baca Juga: Harga Emas Antam 13 Oktober 2025 Kembali Sentuh ATH Di Level Rp2,305 Juta/Gram

Bank emas adalah bank yang memiliki izin khusus untuk melakukan transaksi emas dalam berbagai bentuk, seperti jual beli, penyimpanan, hingga pembiayaan berbasis emas.

Dengan adanya bullion bank, masyarakat dapat berinvestasi emas tanpa harus membeli emas fisik secara langsung.

Di Indonesia, bullion bank didirikan melalui kolaborasi antara Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Pegadaian. Bank ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem industri emas dalam negeri serta mengurangi ketergantungan pada impor emas.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar