08 Oktober 2025
14:25 WIB
Perkuat Ekonomi Syariah, Airlangga Dorong Pesantren Menabung Emas
Menko Airlangga mendorong pesantren memiliki simpanan dalam bentuk tabungan emas. Menurutnya, hal ini jadi salah satu strategi mengembangkan ekonomi maupun ekosistem keuangan syariah RI.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Ilustrasi - Para santri Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil duduk menyimak pidato Menko PM Abdul Muhaimin Iskandar di Pondok Pesantren Syaichona Muhammad Cholil, Bangkalan, Jawa Timur, Senin (26/5/2025). Antara/HO-Kemenko PM
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan beberapa strategi yang bisa Indonesia jalankan agar ekonomi maupun ekosistem keuangan syariah dan industri halal bisa terus berkembang.
"Pertama, memperluas KUR syariah. Kedua, tentunya kita dorong pemanfaatan seoptimal mungkin bullion bank yang sudah diluncurkan Bapak Presiden (Prabowo), baik itu Bank Syariah Indonesia (BSI) maupun melalui Pegadaian," kata Airlangga dalam opening ceremony Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta, Rabu (8/10).
Baca Juga: OJK: Bisnis Bullion Pegadaian Tembus 5,3 Ton per April 2025
BSI Optimistis Kebijakan PPh 22 Baru Mampu Dorong Bisnis Bullion
Dia menjelaskan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan bullion bank (bank emas). Hal ini didorong oleh industri emas domestik yang mampu memproduksi hampir 110 ton emas per tahun dari tambang-tambang yang ada
Airlangga meyakini, kondisi tersebut bisa menjadi dasar (underlying) untuk ekonomi syariah. Untuk itu, dia mendorong setiap pesantren dapat menyimpan atau menabung emas. Lantaran, emas dinilai tahan terhadap resesi dan ketidakstabilan ekonomi global.
"Dan penting disimpan oleh pesantren, simpanannya dalam bentuk emas. Kalau pesantren menyimpan, menabung emas, maka tentu mau ada gonjang-ganjing global ekonomi yang nilainya selalu tinggi, recession proof sama turbulent proof adalah emas. Nah, ini yang perlu kita terus dorong," jelas dia.
Info saja, harga emas batangan Antam di Jakarta pada Rabu (8/10) masih melanjutkan reli dengan naik Rp12.000 ke level tertinggi baru Rp2.296.000 per gram.
Belum lama ini, harga emas sempat membukukan all time high (ATH), yakni pada Selasa (7/10) di posisi Rp2.284.000 per gram, dan Senin (6/10) sebesar Rp2.250.000 per gram.
Baca Juga: Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%, Airlangga: Ekonomi Syariah Perlu Digenjot
Kemudian, Airlangga melanjutkan, penyaluran KUR syariah dalam satu dekade sudah mencapai Rp75 triliun, dengan jumlah debitur mencapai 1,3 juta debitur.
Pendalaman Literasi Keuangan Syariah
Selain itu, Airlangga juga turut menyoroti pentingnya literasi keuangan syariah melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI). Menurutnya, perluasan pendalaman akses keuangan syariah di seluruh Indonesia sangatlah penting.
Selanjutnya, integrasi sistem halal di Indonesia secara digital lewat SiHalal, sehingga sertifikasi ketentuan ini bisa makin meningkat jumlahnya.
"Alhamdulillah tahun ini sudah 5,9 juta sertifikat (halal) diterbitkan, dari target 10 juta, jadi masih terus kita dorong," ungkapnya.
Baca Juga: Indef Ungkap 6 Poin Ekonomi Syariah Pendongkrak Ekonomi RI 2026
Pihaknya pun terus mendorong keuangan syariah dan industri halal agar makin kokoh-berdaya saing tinggi dengan sinergi penguatan akses pembiayaan, literasi, dan transformasi digital.
Dia pun mengingatkan, sinergi seluruh stakeholder seperti pengembangan pusat informasi terpadu zakat, infaq dan sedekah, perluasan fitur sukuk Bank Indonesia (SukBI) bagi investor nonbank dan nonresiden.
Pemerintah juga telah memfasilitasi empat kawasan industri halal, yaitu di Jababeka Cikarang, Serang, Bintan, dan Sidoarjo, serta telah mendirikan Indonesia Islamic Financial Center.
"Tentu langkah ini diharapkan partisipasi publik yang lebih tinggi, sehingga tentu peran dari ekonomi syariah semakin tinggi," ujar Airlangga.
Baca Juga: INDEF Yakin Ekonomi Syariah Mampu Jawab Tuntutan 17+8
Airlangga mengatakan, ekonomi syariah bukan hanya tentang aspek halal dan haram semata, namun juga menaikkan jalan menuju pembangunan yang berkeadilan, inklusif, dan berkelanjutan.
"Dengan semangat optimis namun waspada, mari kita jadikan ekonomi syariah sebagai motor penggerak menuju visi Indonesia Emas 2045. ISEF menjadi momentum untuk melahirkan inovasi, memperluas jejaring global, serta menghadirkan solusi konkret untuk membangun ekonomi yang inklusif, adil, dan berkelanjutan" pungkasnya.