c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

11 Juli 2024

14:00 WIB

Ekspor Indonesia Timur Bisa Langsung Ke Asia Pasifik, Apindo Dorong Optimalisasi Pelabuhan Bitung

Pemerintah telah menetapkan International Hub Sea Port di Kota Bitung, sehingga bisa menjadi jalur perdagangan internasional dari kawasan Indonesia Timur langsung ke Asia Pasifik.

Penulis: Erlinda Puspita

<p>Ekspor Indonesia Timur Bisa Langsung Ke Asia Pasifik, Apindo Dorong Optimalisasi Pelabuhan Bitung</p>
<p>Ekspor Indonesia Timur Bisa Langsung Ke Asia Pasifik, Apindo Dorong Optimalisasi Pelabuhan Bitung</p>

Pelabuhan Bitung. Dok. Pelindo

BITUNG - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengungkapkan pentingnya mengoptimalkan jalur perdagangan Asia-Pasifik dengan Indonesia bagian Timur, salah satunya dengan penetapan Kota Bitung sebagai International Hub Sea Port. 

Tujuan penetapan pelabuhan internasional ini sejalan dengan upaya pengembangan perdagangan internasional Indonesia.

Dipilihnya Kota Bitung sebagai lokasi pelabuhan internasional, menurut Shinta telah sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Perpres Nomor 3 Tahun 216 tentang Percepatan Strategis Nasional dan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional. 

"Bitung sebagai International Hub Support mempertegas posisinya sebagai hub utama yang menghubungkan Indonesia dengan negara tetangga di Asia Pasifik, termasuk China," ujar Shinta dalam diskusi Apindo secara daring, Kamis (11/7). 

Baca Juga: KEK Bitung Disiapkan Jadi Zona Industri-Ekspor dan Logistik

Dari data yang disampaikan Shinta, pada Maret 2024 lalu nilai ekspor dari Pelabuhan Bitung mencapai 56,87% dari total nilai ekspor Sulawesi Utara (Sulut) sebesar US$24,65 juta. 

Sementara untuk Provinsi Sulut, negara tujuan ekspor terbesar ada Maret 2024 adalah China yang berkontribusi 17% dari total ekspor komoditas. Ekspor tersebut didominasi dari komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati. 

Melihat potensi tersebut, Shinta menegaskan agar optimasi perdagangan ekspor melalui Sulut tidak bisa diabaikan begitu saja, karena dinilai dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. 

"Dalam catatan kami, berdasarkan sasaran di tahun 2025, kawasan Timur ini harus tumbuh lebih cepat daripada kawasan Barat Indonesia, karena kawasan Timur sering dianggap sebagai mata rantai terendah pertumbuhan perekonomian nasional," kata dia.

Shinta pun menargetkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur pada 2025 bisa tumbuh 6,4% hingga 6,9%. 

Baca Juga: KEK Bitung Dilirik Tiga Perusahaan

Selain itu, hadirnya pelabuhan internasional ini mampu mendorong sektor ekonomi lokal dalam penciptaan lapangan kerja dan peluang investasi.

Bahkan diharapkan pengaruhnya bukan hanya bagi Kota Bitung, namun seluruh Pulau Sulawesi hingga rantai perekonomian di kawasan Indonesia Timur. 

Ketua DPP Apindo Sulut Nicho Lieke juga menyampaikan, dari data Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Sulut, tahun 2023 Sulawesi Utara telah mencapai nilai ekspor sebesar US$888 juta. 

Jumlah tersebut menghasilkan surplus dagang senilai US$695 juta dan  nilai impor sebesar US$183 juta. 

"Pelabuhan Kota Bitung adalah potensi strategis. Masuknya SITC ke Sulut berhasil memangkas biaya dan waktu tempuh. Perjalanan yang dulunya mesti dari China ke Singapura dulu, kemudian ke Jakarta atau Surabaya baru ke sini. Ini bisa langsung ke Bitung, dan Bitung tentunya bisa ke Ambon, Papua, Makassar, dan lainnya. Ini menghemat biaya dan waktu tempuh 50% sampai 70%," tutur Nicho.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar