c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

02 April 2019

14:46 WIB

KEK Bitung Disiapkan Jadi Zona Industri-Ekspor dan Logistik

Di areal Pelabuhan Hub Internasional Bitung telah dibangun terminal petikemas dengan kapasitas 500.000 Teus per tahun

Editor: Agung Muhammad Fatwa

KEK Bitung Disiapkan Jadi Zona Industri-Ekspor dan Logistik
KEK Bitung Disiapkan Jadi Zona Industri-Ekspor dan Logistik
Proyek strategis pemerintah Pelabuhan Bitung, merupakan Proyek Strategis Nasional di Provinsi Sulawesi Utara. (Dok.KPPIP)

MANADO – Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, Sulawesi Utara diplot menjadi zona pengembangan industri, ekspor dan logistik. Inti pengembangan bisnis di kawasan ini diarahkan pada pengolahan kelapa dan perikanan, logistik serat aneka industri.

"Zona pengembangan ini berada di atas lahan yang disiapkan seluas 534 hektare. Jadi ada aneka industri seperti farmasi, tidak hanya terbatas pada pengolahan kelapa dan perikanan. Kebutuhan untuk industri farmasi akan menggunakan bahan baku lokal seperti komoditas tanaman pala," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Utara (Sulut) Jenny Karouw.

Soal perizinan serta penggunaan lahan perusahaan yang akan berinvestasi, lanjut dia, untuk sementara berproses. Pemerintah saat ini terus merampungkan pembangunan infrastruktur pendukung KEK Bitung di antaranya Pelabuhan Hub Internasional Bitung dan Jalan Tol Manado-Bitung.

Di areal Pelabuhan Hub Internasional Bitung telah dibangun terminal petikemas dengan kapasitas 500.000 Teus per tahun. Sementara itu, jalan tol Manado-Bitung sedang dalam proses pembangunan dan ditargetkan dapat beroperasi di bulan Oktober 2019. Jalan tol yang dibangun sepanjang 39,9 kilometer dengan dua lajur dua arah (lebar lajur 3,6 meter) ini berkapasitas 14.000 kendaraan per hari.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan KEK Bitung dioperasikan untuk menarik investor dengan fokus pada pengolahan kelapa, perikanan, dan farmasi.

"Kenapa farmasi, karena memang ada beberapa investor yang ingin masuk," kata Darmin.

Ia menyebutkan yang diresmikan pengoperasiannya pada Senin (2/3) oleh Presiden Jokowi itu tidak hanya proyek strategis nasional di Sulut, tetapi juga di Morotai, Maluku Utara, dan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kalimantan Timur.

Darmin merinci, KEK Bitung memiliki luas 534 hektare, dengan fokus pada pengolahan kelapa, produk perikanan, dan farmasi. Sementara KEK Morotai dengan luas 1.501 hektare berfokus pada investasi pengolahan perikanan dan pariwisata.

"Kenapa pariwisata, karena memang di daerah yang dekat dengan Papua, ada banyak pulau cantik, ada bekas pangkalan tentara peninggalan perang dunia," katanya.

Sementara untuk KEK MBTK dengan luas 558 hektare akan fokus pada investasi untuk pengolahan kelapa sawit dan energi. Darmin mengatakan untuk KEK, asal tanahnya sudah siap, maka investor akan datang. Lahan di ketiga KEK itu menurut Darmin, sudah siap.

Ia mengatakan investasi yang masuk untuk KEK MBTK diperkirakan mencapai Rp37 triliun, KEK Morotai Rp 37 triliun, dan KEK Bitung Rp35 triliun. Selain proyek strategis nasional berupa KEK juga ada proyek strategis penunjang KEK Bitung yaitu Tol Bitung-Manado dan pelabuhan peti kemas Bitung.

"Jalan Tol Manado-Bitung belum 100% selesai, tapi kita sudah lihat kemarin memang dia memotong gunung, masuk lembah sehingga perlu bikin jembatan dan sebagainya," katanya.

Ia menyebutkan investasi jalan tol itu mencapai Rp9,7 triliun. (Faisal Rachman) 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar