c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 Maret 2024

16:00 WIB

Ekspor Indonesia Lanjut Melemah, Kinerja Impor Juga Turun

Meski neraca dagang RI surplus, tren pelemahan ekspor berlanjut pada Februari 2024. Begitu pula dengan kinerja impor yang mengalami penurunan secara bulanan.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Ekspor Indonesia Lanjut Melemah, Kinerja Impor Juga Turun
Ekspor Indonesia Lanjut Melemah, Kinerja Impor Juga Turun
Truk trailer melintas di kawasan penumpukan kontainer (container yard) PT Terminal Petikemas Surabaya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/12/2023). Antara Foto/Didik Suhartono

JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia masih mencetak surplus 46 bulan berturut-turut di angka US$0,87 miliar per Februari 2024. Namun tren pelemahan ekspor kian berlanjut, baik secara bulanan maupun tahunan. 

Nilai ekspor pada Februari 2024 mencapai US$19,31 miliar atau turun 5,97% dibandingkan Januari 2024 yang senilai US$20,49 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan ekspor terjadi pada sektor migas dan nonmigas.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan pada Februari 2024, nilai ekspor migas sebesar US$1,22 miliar atau turun 12,93% dibandingkan Januari 2024 yang senilai US$1,40 miliar.

Kemudian nilai ekspor nonmigas terealisasi US$18,09 miliar pada Februari 2024. Namun angkanya juga mengalami penurunan 5,27% dibandingkan Januari 2024 yang senilai US$19,10 miliar.

"Penurunan nilai ekspor Februari 2024 didorong oleh penurunan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas besi dan baja (HS72) dengan andil penurunan sebesar 3,26%," ujar Amalia dalam Rilis BPS, Jumat (15/3).

Tidak hanya itu, BPS mencatat penurunan ekspor juga terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewani nabati (HS15) dengan andil sebesar 2,6%, serta logam mulia dan perhiasan permata (HS71) dengan andil sebesar 0,60%.

Baca Juga: Neraca Dagang RI Surplus US$0,87 Miliar pada Februari 2024

Sementara itu, penurunan ekspor migas didorong oleh penurunan nilai ekspor gas dengan adil penurunan sebesar 1,58%.

Amalia menyampaikan secara tahunan, nilai ekspor Februari 2024 mengalami penurunan sebesar 9,45%. Ia menjelaskan kontraksi itu didorong oleh penurunan ekspor nonmigas, terutama pada lemak dan minyak hewan dan (HS15), bahan bakar mineral (HS27) dan besi baja (HS72).

BPS melaporkan secara kumulatif, nilai ekspor RI periode Januari-Februari 2024 mengalami penurunan. Adapun total ekspornya mencapai US$39,80 miliar atau turun 8,81% dibandingkan periode yang sama 2023.

"Penurunan ini memang didorong oleh penurunan ekspor migas dan nonmigas," kata Amalia.

Dia mengatakan ekspor nonmigas Januari-Februari 2024 mencapai US$37,19 miliar atau turun 9,24%. Begitu pula dengan ekspor migas senilai US$2,61 miliar atau turun sebesar 2,24%.

Kinerja Impor Secara Bulanan Menurun
Di samping ekspor yang melemah, kinerja impor juga mengalami penurunan. BPS mencatat nilai impor turun secara bulanan, namun meningkat secara tahunan.

Amalia menyampaikan nilai impor Indonesia pada Februari 2024 mencapai US$18,44 miliar. Angka itu turun 0,29% dibandingkan capaian impor Januari 2024 yang senilai US$18,49 miliar.

Hal ini disebabkan adanya kenaikan impor komoditas migas, tapi impor nonmigas menurun. BPS mencatat impor migas Februari 2024 senilai US$2,98 miliar atau naik 10,42% secara bulanan. Sementara impor nonmigas senilai US$15,46 miliar atau turun sebesar 2,12%.

"Penurunan nilai impor secara bulanan disebabkan oleh penurunan nilai impor nonmigas dengan adil penurunan 1,81%," terang Amalia.

Secara bulanan kinerja impor menurun, namun seperti yang diutarakan di awal kinerja impor secara tahunan naik sebesar 15,84% dibandingkan Februari 2023. Itu terdiri dari impor migas yang naik 23,82%, serta impor nonmigas meningkat 14,42%.

Baca Juga: Neraca Dagang Merosot, Kemendag Perketat Impor dan Permudah Ekspor 

Amalia mengatakan, peningkatan impor nonmigas didorong oleh beberapa peningkatan komoditas. Di antaranya mesin peralatan mekanis dan bagiannya (HS84) dengan andil 3,43%. Kemudian plastik dan barang dari plastik (HS39) dengan andil peningkatan 2,17%.

Juga, impor komoditas mesin, perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS85). Komoditas ini memberikan andil peningkatan terhadap impor non migas sebesar 2%.

Kemudian, secara kumulatif kinerja impor periode Januari-Februari 2024 mencetak angka US$36,93 miliar. Capaian impor itu meningkat 7,49% dibandingkan periode yang sama pada 2023.

Nilai impor US$36,93 miliar tersebut masih lebih kecil dibandingkan nilai ekspor yang berada di angka US$39,80 miliar. Itu sebabnya, neraca perdagangan barang RI masih mencetak surplus.

Adapun surplus neraca perdagangan RI secara kumulatif Januari-Februari 2024 sebesar US$2,87 miliar. Sementara untuk bulan Februari 2024 saja, surplus neraca dagang di angka US$0,87 miliar. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar