12 September 2024
19:22 WIB
Dukung Program Susu Ikan, KKP Targetkan Produksi Dari Pantura Dan Papua
KKP genjot produksi susu ikan melalui ekstraksi protein ikan hasil tangkapan nelayan yang memiliki harga murah. KKP akan menargetkan produksi dari Pantura dan Papua.
Penulis: Erlinda Puspita
Dua orang anak menunjukkan produk susu ikan saat peluncuran di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (15/8/2023). Antara Foto/Dedhez Anggara.
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menggenjot produksi susu ikan melalui UMKM yang dikelola para nelayan di sekitar Pantai Utara (Pantura) Jawa dan pantai-pantai di Papua.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistyo mengatakan, langkah itu guna mendukung penyerapan hasil perikanan nasional dan peningkatan konsumsi protein pada masyarakat, yang salah satunya melalui program susu ikan di pemerintahan presiden terpilih Prabowo.
Budi menuturkan, inovasi susu ikan sebenarnya telah hadir sejak tahun 2021 lalu, dari pengembangan ekstraksi protein ikan di tahun 2017.
Inovasi ini muncul lantaran banyak ikan hasil tangkapan nelayan yang memiliki nilai ekonomis rendah atau bernilai murah. Di waktu yang bersamaan, pemerintah juga tengah meningkatkan kemandirian protein nasional.
“Maka digalilah sumber-sumber protein itu, salah satunya muncul protein dari ekstraksi ikan yang murah, seperti ikan petek, ikan layur yang biasanya jadi ikan asin,” kata Budi usai Raker dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (12/9).
Oleh karena itu, KKP melalui pembinaan di beberapa UMKM di sekitar Pantura, seperti Indramayu mulai mengolah ikan laut tersebut untuk diekstraksi menjadi protein ikan, atau disebut proses hidrolisat protein ikan (PHI).
Baca Juga: Mengurai Susu Ikan Alternatif Susu Sapi
Selain itu, kata Budi konsumsi protein masyarakat Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara di Asean lainnya.
Dari data BPS yang ia sampaikan, pada tahun 2023 tingkat konsumsi protein di Indonesia hanya 62,3 gram per kapita per hari. Angka tersebut kalah di bawah Kamboja, Filipina, dan Thailand. Bahkan Vietnam telah mencapai 94 gr per kapita per hari, dan negara maju mencapai 100 gam per kapita per hari.
Lebih lanjut, berkaitan dengan kapasitas produksi protein ikan di Indramayu, saat ini menurut Budi, pabrik-pabrik yang ada baru mampu memproduksi 30 ton per bulan. Kapasitas ini ke depan akan digenjot setidaknya menjadi 50 ton per bulan, bahkan 80 ton per bulan.
Baca Juga: Mengenal Manfaat Dan Tantangan Pada Susu Ikan
“November Desember ditargetkan rampung, akan terlihat kapasitas produksinya meningkat. Untuk percontohan, nanti KKP akan membangun pabrik percontohan di Pantura, seperti di Pekalongan. Nanti jika ada yang berminat, itu di Pantura dan pantai-pantai Timur seperti di Papua,” imbuhnya.
Dia pun mengklaim akan banyak investor yang tertarik berinvestasi pada program susu ikan ini. Tak hanya itu, beberapa kelebihan susu ikan ini diakui Budi adalah bebas laktosa dan zat alergen, kemudian juga kandungan protein pada susu ikan lebih mudah dan cepat diserap oleh tubuh.