c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

23 Agustus 2023

13:17 WIB

Dompet Dhuafa-Institut Kemandirian Resmikan Program Vokasi Ahli Tukang

Selain menciptakan SDM yang unggul di bidang konstruksi, inisiasi ini juga diharapkan mampu mengurangi pengangguran.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Dompet Dhuafa-Institut Kemandirian Resmikan Program Vokasi Ahli Tukang
Dompet Dhuafa-Institut Kemandirian Resmikan Program Vokasi Ahli Tukang
Peluncuran Sekolah Tukang Ahli (STUKA) sebagai program vokasi di bidang konstruksi bangunan sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia yang terampil. ValidNewsID/Nuzulia Nur Rahma

TANGERANG - Dompet Dhuafa hari ini, Rabu (23/8) lewat Institut Kemandirian resmi meluncurkan Sekolah Tukang Ahli (STUKA) sebagai program vokasi di bidang konstruksi bangunan sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia yang terampil.

Direktur Institut Kemandirian Abdurrahman Usman mengatakan, inisiasi program ini diharapkan mampu mendukung keterbutuhan tenaga kerja dibidang konstruksi bangunan dengan menciptakan sumber daya manusia yang kompeten baik dari aspek keterampilan maupun karakter.

"Sampai dengan hari ini kita terus berinovasi dan terus memberikan layanan yang terbaik sesuai dengan tuntutan zaman, tuntunan eranya. Sehingga tahun ini kita meluncurkan berbagai program yang di dalam dunia pekerjaan dibutuhkan, salah satunya yang akan kita saksikan peluncuran program baru sekolah tukang ahli," katanya dalam konferensi pers peluncuran STUKA, Rabu (23/8)

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 8,4 juta orang pada Agustus 2022, pengangguran ini paling banyak berasal dari kelompok usia 20-24 tahun yakni sebanyak 2,54 juta orang. Angka ini setara dengan 20,12% dari total pengangguran nasional.

Beberapa faktor penyebab masih tingginya angka pengangguran di Indonesia ini karena adanya gap keterampilan, termasuk kurangnya pelatihan relevan, ketidakcocokan antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri dan perubahan dinamis dalam tuntutan pasar kerja.

Usman menuturkan, mereka yang mendapatkan pelatihan ini adalah orang-orang yang tidak memiliki akses dan layanan untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sampai saat ini pihaknya mencatat telah melahirkan ribuan alumni dari berbagai program yang sebelumnya juga pernah diinovasikan.

"Tentu ini menjadi aset modal yang cukup luar biasa bagi kita semua dan itu menjadi bukti bagi kita sekalian bahwa Dompet Dhuafa terus memberikan efek yang cukup baik bagi umat," ujarnya.

Mengutip Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Usman menyebut, setiap ada kenaikan anggaran Rp1,4 triliun membutuhkan setidaknya 14.000 sumber daya manusia yang terampil di bidangnya.

Setelah melihat ini pihaknya menilai ada potensi yang cukup besar terutama di bidang konstruksi. Untuk itu Institut Kemandirian menyusun kurikulum dan program pengajaran yang tidak hanya cepat tapi juga fokus dan bisa tepat sehingga mampu menghasilkan SDM mumpuni.

"Dan efeknya bisa dirasakan langsung oleh penerima manfaat, sehingga untuk program STUKA ini kita bersinergi berkolaborasi dengan berbagai stakeholder. Apalagi setelah berbicara dan berdiskusi rupanya kebutuhan atau sumber daya manusia terkait tenaga ahli konstruksi itu sangat besar," sebutnya.

Baca Juga: Lulusan Vokasi Dominasi Pengangguran di Indonesia, Ini Kata Kadin

Ia juga menuturkan, setelah pihaknya merangkai lebih dalam lagi soal program STUKA, ini akan mampu memberikan efek yang multiplayer. Usman mengatakan ini bisa terjadi lantaran titik-titik aspek konstruksi ada banyak sekali bidang-bidangnya, seperti ahli AC, ahli lantai, ahli plafon, lift dan sebagainya.

Di samping itu ia juga menginformasikan bahwa gagasan filantropi dan Institut kemandirian akan bermanfaat. Ini dilihat dari bagaimana sumber daya dana zakat bisa pihaknya intervensi melalui pelatihan-pelatihan yang ada seperti halnya STUKA. Ia berharap ini mampu memberikan manfaat bagi sosial enterprise atau partner bisnis.

"Ini bisa diimplementasikan di seluruh aset wakaf, dan secara penerima manfaat dia mendapatkan keterampilan yang terus terasa dan juga mendapatkan penghasilan. Jadi kita yakin bahwa program ini Insyaallah akan bermanfaat bukan hanya untuk Dompet Dhuafa tapi juga untuk umat," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Dompet Dhuafa Rahmad Riyadi mengatakan, Institut Kemandirian bisa menjadi mediator untuk memfasilitasi penyedia tenaga kerja dan juga menjadi mediator untuk pelatihan.

"Karena dunia kerja membutuhkan tenaga ini, dan tentu kami berharap program ini memberikan manfaat yang langsung. Kami juga berterima kasih karena ini ide yang luar biasa," katanya.

Dia menuturkan, belakangan pihaknya selalu resah dengan keberadaan kemiskinan yang ada di Indonesia ini dan selalu menekankan bahwa pihaknya sebagai lembaga filantropi harus melakukan pemberdayaan secara langsung.

"Jadi saya berharap dalam pembukaan ini lebih komprehensif dan lebih memuliakan sehingga kita ini sebagai lembaga juga betul-betul sempurna dalam melayani pemberi manfaat," ucapnya.

Sebagai informasi, melansir dari laman Institut Kemandirian, selama 17 tahun berdiri ;telah menciptakan 11 program reguler, dengan 8.031 penerima manfaat dan 6 partner strategis.

Gandeng DD Konstruksi
Direktur Institut Kemandirian Abdurrahman Usman menjelaskan nantinya, DD Konstruksi sebagai mitra strategis akan menjadi tim pengajar, mensertifikasi sekaligus tim yang memverifikasi memvalidasi semua SDM yang akan belajar di Institut Kemandirian.

Secara kurikulum, ia menuturkan DD konstruksi memiliki lima materi kurikulum yang akan diberikan kepada calon tenaga ahli. Pertama, mereka pelatihan umum seperti Teknik Sipil yang berhubungan dengan sipil, kedua pelatihan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Ketiga, pelatihan spesialis baja ringan, keempat pelatihan spesialis plafon dan terakhir pelatihan spesialis elektrikal dan dipanisasi.

Secara kurikulum dan berapa lama pelatihannya, ia mengatakan setelah melakukan riset serta mencari berbagai data-data melalui sekolah vokasi bahkan hingga universitas akan membutuhkan waktu yang sangat lama, sehingga pihaknya memutuskan akan mempersingkat waktu pelatihan hanya 17 hari.

"Kalau mengikuti kurikulum yang ada itu lama sekali sedangkan kita ingin cepat, hemat dan cermat. 17 hari itu sudah bisa menjadi ahli," katanya kepada awak media, Rabu (23/8).

Ia mengatakan nantinya dalam waktu dan proses yang singkat itu dalam masa pelatihan akan menerapkan konsep 10:90. Artinya 10% teori dan 90% masa praktek. Ini lalu dilanjutkan dengan prosesi magang 15 hari hingga satu bulan.

"Insya Allah nanti DD konstruksi akan menerima seluruh peserta kita dan nanti di sertifikat itu akan terverifikasi betul atau tidak keahliannya. Nah itu rangkaian-rangkaian secara detail terkait dengan program STUKA," ujarnya.

Ia juga menegaskan, selain kurikulum tersebut pihaknya juga akan mengajarkan pembangunan karakter. Ini, katanya akan  menjadi mandatory bagi DD konstruksi bagaimana tukang yang ada diberi nilai-nilai kejujuran dan juga dibekali tentang ilmu keagamaan.

"Misalnya kalau mereka muslim,  dalam siang (waktu sholat) itu bisa juga diajarkan bagaimana menjamak sholat, nah itu yang akan diajarkan. Sehingga mereka pakar ahli tentu juga memiliki karakter yang kuat sehingga di dunia industri bisa diterima. Harapannya seperti itu," kata dia.

Baca Juga: Penghimpunan Zakat Dompet Dhuafa 2023 Naik 11,9%

Direktur DD Konstruksi Herdiansah menambahkan, pihaknya memiliki komitmen besar untuk melatih para penerima manfaat ini. Menurutnya, hari ini banyak sekali orang yang memiliki keterampilan hebat namun terhalang oleh sertifikasi akademik.

"Kalau kita dorong dengan kekuatan terbaik termasuk di tukang-tukang ini yang ternyata memang sangat besar kebutuhannya, kita ingin kuatkan lewat sertifikasi dan mereka harus maju, harus sukses, harus mandiri karena di prinsip kita untuk sekolah tukang ini adalah yang pertama pendidikan kemudian praktek kerja dan yang ketiga mandiri," tuturnya.

DD Konstruksi bertekad orang orang dengan latar belakang sulit dan memiliki keterbatasan agar bisa belajar bersama melalui STUKA. Pihaknya yakin dengan belajar praktek dan pembekalan magang hingga memberi sertifikasi akan mampu membantu penerima manfaat agar bisa memiliki keahlian.

Sebagai informasi, saat ini pihaknya memiliki setidaknya 13 macam pelatihan dan jurusan serta target 500 penerima manfaat. Untuk STUKA, akan ditargetkan sekitar 50 orang penerima manfaat.

Selain itu, semua biaya terkait pelatihan dan sertifikasi ini sepenuhnya gratis dan biaya akan ditangguhkan kepada Dompet Dhuafa. Untuk batasan usia, pihaknya mematok usia produktif mulai dari umur 17-40 tahun dengan syarat masih bisa berpikir, masih bisa menulis dan membaca.

Pendaftaran ini juga akan dibuka mulai bulan September hingga akhir tahun, Pihaknya nanti akan melakukan sosialisasi melalui semua kanal media sosial dan cabang cabang yang tersebar hampir di seluruh kota Indonesia.

"Nanti itu ada linknya untuk mendaftar atau kalau misalnya tidak punya handphone itu bisa datang langsung juga, nanti kita akan terima dan kita data untuk diseleksi," kata Herdiansyah.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar