17 Februari 2025
19:11 WIB
Dirut IBC Beberkan Pentingnya Daur Ulang Baterai EV
Recycling baterai kendaraan listrik baru bisa dimulai paling cepat pada tahun 2028.
Penulis: Yoseph Krishna
Warga melakukan pengisian daya kendaraan listriknya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SP KLU) PLN di Jakarta, Minggu (10/9/2023). Antara Foto/Hafidz Mubarak A
JAKARTA - Direktur Utama Indonesia Battery Corporation Toto Nugroho mengungkapkan recycling baterai kendaraan listrik menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga lingkungan.
Dia menyebut harus ada regulasi tersendiri untuk mengatur tata kelola daur ulang baterai EV. Hal itu dikarenakan teknologi yang ada di sebagian besar kendaraan bermotor di Indonesia berbasis pada lead acid.
"Lead acid itu sangat berbahaya untuk lingkungan dan kita harus membuat regulasi bagaimana mengatur supaya Indonesia secara bertahap keluar dari lead acid itu untuk menuju baterai yang benar-benar bisa memiliki advantage," ungkap Toto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR, Senin (17/2).
Sekadar informasi, lead acid atau baterai timbal-asam punya dampak negatif bagi lingkungan, seperti bahan kimia yang bocor ke lingkungan bisa mencemari air tanah dan mengancam kehidupan akuatik, hingga tumpahan asam baterai yang tidak disengaja bisa merusak lantai dan permukaan.
Tapi di lain sisi, daur ulang baterai timbal-asam tanpa tata kelola atau regulasi yang jelas bisa berakibat pada tingginya tingkat pencemaran timbal di lingkungan.
Baca Juga: Bos IBC Ungkap Penjualan Mobil Listrik Meroket 200% Pada 2024
Karena itu, Toto menyebut baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik dapat didaur ulang kembali. Dengan begitu, sumber daya nikel yang terkandung di dalam baterai tersebut bisa kembali digunakan.
"Nikelnya bisa kita gunakan kembali dan recycling-nya itu hampir 99% lebih," jelasnya.
Dengan demikian, industri bisa menjaga aspek keberlanjutan atau sustainability. Selain itu, kekhawatiran nikel akan hilang untuk baterai EV pun bisa teratasi.
Baca Juga: Ekonom: Upaya Dekarbonisasi Industri Otomotif Tak Cuma Elektrifikasi
"Baterai recycling itu bagaimana caranya dari baterai-baterai yang tadi sudah kita spend, itu bisa kita recycling kembali. Jadi kalau kami laporkan yang khusus untuk IBC, dari kerja sama end-to-end ini ada di kami ada baterai materials, baterai sel, dan baterai recycling," kata Toto.
Namun demikian, Toto memperkirakan proses recycling baterai baru bisa dilakukan pada tahun 2028 mendatang. Pasalnya, daur ulang tersebut baru bisa dilakukan setelah baterai EV terproduksi secara masif.
"Karena dia harus menunggu baterai itu terproduksi dulu, biasanya ada life cycle sekitar 8 tahun untuk bisa melakukan recycling," paparnya.