06 Maret 2025
17:21 WIB
Digandeng Samsung Pharm, Kimia Farma Sediakan Fasilitas Produksi Suplemen
Kimia Farma menyediakan jasa toll manufacturing bagi perusahaan lainnya sesuai dengan permintaan dan kerja sama, seperti yang disepakati antara perseroan dengan Samsung Pharm.
Editor: Fin Harini
Direktur Utama Kimia Farma Djagad Prakasa Dwialam (kiri) dan CEO Samsung Pharm Sung Taek Jung (kanan) menunjukkan MoU kerja sama penyediaaan fasilitas produksi suplemen kesehatan di Jakarta, Senin (3/3/2025). ANTARA/HO-Kimia Farma.
JAKARTA- BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk (kode emiten: KAEF) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk menyediakan fasilitas produksi suplemen kesehatan untuk Samsung Pharm Co., Ltd. (Samsung Pharm) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
“Kolaborasi yang terjalin ini menjadi bukti komitmen Perseroan dalam menjaga kepercayaan mitra, khususnya dalam hal penyediaan fasilitas produksi yang bermutu dan terstandar,” ujar Direktur Utama Kimia Farma Djagad Prakasa Dwialam di Jakarta, Kamis (6/3), dikutip dari Antara.
Djagad menuturkan, Kimia Farma sebagai perusahaan farmasi yang telah lama beroperasi di Indonesia memiliki fasilitas produksi yang telah mengantongi sertifikasi. Antara lain sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik, dan Produksi Industri Obat Tradisional yang diperoleh dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan.
Baca Juga: Ada Dugaan Fraud Indofarma dan Kimia Farma, Ini Langkah BEI
Perseroan juga telah mengantongi Sertifikat Halal, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2015, dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ISO 45001:2018.
Djagad menyatakan sertifikasi tersebut merupakan wujud komitmen Kimia Farma dalam penjaminan mutu pada setiap proses pengolahan, agar menghasilkan produk yang bermutu, berkhasiat, dan aman.
Selain itu, pihaknya juga menyediakan jasa toll manufacturing bagi perusahaan lainnya sesuai dengan permintaan dan kerja sama, seperti yang disepakati antara perseroan dengan Samsung Pharm.
Ia mengatakan pihaknya meyakini sinergi tersebut dapat menghasilkan produk kesehatan yang bisa bersaing, khususnya untuk menunjang kesehatan masyarakat Indonesia.
“Melalui kolaborasi ini, harapannya kedua belah pihak dapat mewujudkan inovasi produk kesehatan yang tujuannya akan bermanfaat bagi masyarakat,” kata Djagad.
Samsung Pharm merupakan perusahaan farmasi asal Korea Selatan yang bergerak di bidang manufaktur, penyediaan, dan distribusi produk farmasi.
Samsung Pharm telah memproduksi beberapa produk farmasi mulai dari ethical pharmaceuticals products, healthcare products, hingga over the counter drugs products.
Baca Juga: Farmasi Indonesia, Dari Jamu Tradisional Menuju Farmasi Modern
Kimia Farma masih membukukan kerugian hingga akhir kuartal III/2024 senilai Rp421,83 miliar. Angka tersebut melonjak 136,3% jika dibandingkan periode yang sama di 2023 sebesar Rp177,36 miliar.
Perusahaan pelat merah ini masih mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 1,94%, dari Rp7,71 triliun menjadi Rp7,86 triliun. Namun, beban penjualan pokok ikut naik menjadi Rp5,51 triliun, dari sebelumnya Rp4,89 triliun. Dengan demikian, laba bruto yang dihasilkan sebesar Rp2,35 triliun.
Selain itu, Kimia Farma juga masih membukukan kerugian selisih kurs mata uang asing sebesar Rp3,53 miliar, melonjak dari sebelumnya Rp25,84 juta. Beban bunga dan keuangan juga naik menjadi Rp442,24 miliar, naik dari Rp410,37 miliar. Hasilnya, rugi sebelum pajak penghasilan melonjak menjadi Rp633,65 miliar, dari Rp149,63 miliar.