21 April 2025
14:44 WIB
Didorong Sektor Non-Migas, Ekspor Maret 2025 Naik 5,95%
Nilai ekspor naik sebesar 5,95% secara bulanan (month to month/mtm) dibandingkan Februari 2025 yang senilai US$21,94 miliar.
Penulis: Siti Nur Arifa
Foto udara aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Kendari New Port, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (9/4/2025). AntaraFoto/Andry Denisah
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor RI pada Maret 2025 mencapai US$23,25 miliar. Angka ekspor mengalami kenaikan baik secara bulanan maupun tahunan.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, nilai ekspor naik sebesar 5,95% secara bulanan (mtm) dibandingkan Februari 2025 yang senilai US$21,94 miliar.
Capaian ekspor juga naik 3,16% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Maret 2024 yang senilai US$22,54 miliar.
"Pada Maret 2025, nilai ekspor mencapai US$23,25 miliar, atau naik sebesar 5,95% dibandingkan Februari 2025," ujarnya dalam Rilis BRS Perkembangan Ekspor-Impor Februari 2025, Jakarta, Senin (21/4).
Baca Juga: BPS: Surplus Neraca Perdagangan RI Maret 2025 Naik Jadi US$4,33 M
Amalia memerinci, perkembangan nilai ekspor pada Maret 2025 terdiri dari ekspor migas senilai US$1,45 miliar, dan non-migas senilai US$21,80 miliar.
Dia menyebutkan angka ekspor komoditas migas dan non-migas kompak melesat secara bulanan (mtm), masing-masing naik sebesar 28,81% dan 4,71%.
"Peningkatan nilai ekspor di bulan Maret 2025 ini yang secara bulanan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor non-migas, utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan yang naik sebesar 2,98% dengan andil sebesar 2,40%," jelas dia.
Kemudian, lanjut dia, kenaikan juga terjadi pada komoditas biji logam kerak dan abu atau (HS26), besi dan baja (HS72), dan mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya atau (HS85)
Sementara, kenaikan nilai ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak yang memberikan andil sebesar 1,18%
Secara tahunan, nilai ekspor Maret 2025 mengalami peningkatan sebesar 3,16% (yoy). Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor non-migas pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati (HS15), kemudian nikel dan barang daripadanya (HS75), serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau (HS85).
Perkembangan Ekspor Non-Migas Menurut Sektor
Amalia juga menyampaikan perkembangan ekspor non-migas Indonesia menurut sektor. Pada Maret 2025, total ekspor non-migas sebesar US$21,80 miliar.
Rinciannya menurut sektor, antara lain sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan berkontribusi sebesar US$0,57 miliar, sektor pertambangan dan lainnya sebesar US$3,07 miliar, dan sektor industri pengolahan sebesar US$18,16 miliar.
"Dengan demikian, seluruh sektor mengalami kenaikan ekspor secara bulanan," terang Amalia.
Baca Juga: Negosiasi Tarif AS Ditarget Rampung dalam 60 Hari, Ekonom Peringatkan Hal Ini
Peningkatan nilai ekspor non-migas, utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan yang naik sebesar 2,98% dengan andil sebesar 2,40%. Peningkatan secara bulanan ini terutama disebabkan oleh kenaikan nilai ekspor komoditas logam dasar bukan besi, nikel, semikonduktor, dan komponen elektronik lainnya, aluminium, serta peralatan listrik lainnya.
Secara tahunan, semua sektor mengalami peningkatan kecuali pertambangan. Peningkatan nilai ekspor non-migas secara tahunan terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 9% dan memberikan andil sebesar 6,65%.