c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

22 Agustus 2023

16:25 WIB

Di Bawah US$26.000, Bitcoin Alami Penurunan Terburuk Sejak Juni 2023

Penurunan Bitcoin ini terjadi setelah pertemuan The Fed yang memberi sinyal kenaikan inflasi

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Di Bawah US$26.000, Bitcoin Alami Penurunan Terburuk Sejak Juni 2023
Di Bawah US$26.000, Bitcoin Alami Penurunan Terburuk Sejak Juni 2023
Illustrasi Bitcoin. Envanto/Dok

JAKARTA – Dalam sepekan terakhir, harga BTC telah turun sebesar 11,20%. Ini penurunan mingguan terburuk sejak November 2022 setelah adanya kegagalan FTX. 

Pada Selasa (22/8), pukul 9.00 pagi, BTC bergerak di harga US$26.095 melemah 0,22 % dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar BTC saat ini berada di angka US$507 miliar turun lebih dari US$50 miliar dalam sepekan terakhir. 

Total kapitalisasi pasar kripto anjlok lebih dari 10% dalam sepekan terakhir turun dari angka US$1,151 hingga sempat turun ke bawah angka US$1 triliun pada Kamis (17/8). Namun mulai berangsur naik angka US$1,033 triliun pada Selasa (22/8).

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menganalisis penurunan harga Bitcoin terjadi sejak risalah pertemuan kebijakan Juli oleh The Federal Reserve dirilis pada Kamis pekan lalu (17/8).

Pada pekan lalu, harga Bitcoin bergerak di bawah US$26.000. Bahkan pada Kamis (17/8) pekan lalu, harga Bitcoin sempat menyentuh US$25.200, titik harga terendah sejak pertengahan Juni 2023.

Dalam risalah tersebut, The Fed memberikan sinyal adanya potensi kenaikan inflasi yang juga akan menyebabkan potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut. 

Baca Juga: Bitcoin Tampak Tenang, Ada Pertanda Apa?

Terakhir, The Fed menaikkan suku bunga pada FOMC di akhir Juli lalu sebesar 25 basis point ke level 5,25%-5,5%. The Fed telah menaikkan suku bunga 11 kalinya sejak perang Rusia - Ukraina dimulai pada awal 2022. Suku bunga The Fed sekaligus menjadi rekor suku bunga tertinggi Amerika Serikat (AS) sejak dua dekade terakhir.

“Sebagai reaksi dari sikap hawkish The Fed, pasar kripto mengalami penurunan. Di sisi lain, imbal hasil Treasury Amerika Serikat bertenor 10 tahun mencapai penutupan tertinggi sejak 2008 sehingga memberikan sentimen positif bagi pergerakan mata uang dolar AS,” kata Panji Yudha dalam pernyataan resmi.

Selain itu, pasar kripto juga mendapat tekanan setelah laporan dari The Walls Street Journal pada (17/8) lalu bahwa SpaceX mungkin telah melepas sebagian atau seluruh kepemilikan Bitcoin senilai US$373 juta.

Meski demikian, ia menilai belum ada pernyataan resmi dari Space X maupun Elon Musk terhadap rumor yang beredar ini. “Terlepas dari benar atau tidak, kabar ini telah menyebabkan kekhawatiran pasar yang menyebabkan aksi jual pada pekan lalu,” kata Panji.

Panji menjelaskan, Bitcoin sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar memiliki pengaruh yang kuat terhadap pergerakan aset kripto lainnya. Penurunan Bitcoin pekan lalu menyebabkan dampak negatif ke altcoin karena investor melihat pergerakan Bitcoin sebagai tonggak utama kepercayaan investor ketika berinvestasi di pasar kripto

Dua altcoin yang mengalami penurunan paling tinggi dalam tujuh hari terakhir antara lain Conflux (CFX) melemah 35,20% bertengger di US$0,1260 dan Yield Guild Games (YGG) terperosok 30,95% menjadi US$0,2285.

Sentimen Pekan Ini
ETF spot Bitcoin akan menjadi katalis paling kuat untuk menunjang tren kenaikan di pasar aset kripto di masa yang akan datang. 

Panji mengatakan, meskipun keputusan dari BlackRock dan Filedity belum jatuh tempo hingga 2 September mendatang, pelaku pasar pekan ini akan mencermati keputusan dalam kasus Grayscale dengan SEC terkait konversi Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) menjadi ETF spot yang diperkirakan rilis pada hari Selasa (22/8) atau Jumat (25/8). 

Selain itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan menyampaikan pembicaraan tentang prospek ekonomi pada Jumat (25/8) di rapat bank sentral yang diadakan setiap tahun di Jackson Hole.

Dalam kesempatan tersebut, Jerome Powell akan memberikan pandangan terbaru terkait pengetatan kebijakan untuk menurunkan inflasi di tengah pertumbuhan ekonomi yang kuat. 

“Pasar aset kripto harus bersiap menghadapi hari Jumat yang bergejolak. Pidato Powell berpotensi dapat menggerakkan pasar keuangan dan pasar aset kripto,” kata Panji.

Baca Juga: Bappebti Imbau Masyarakat Perhatikan 2L Dalam Investasi Kripto

Analisis Teknikal Bitcoin & Ethereum Minggu ini
BTC/USDT

Support: US$ 25.000

Resistance: US$ 28.500

Pekan lalu, BTC sempat turun hingga ke US$25.200. Dalam tiga hari terakhir pergerakan bitcoin cenderung mendatar dan pada Selasa (22/8) pukul 09:00 WIB BTC bertengger di harga US$26.095. Saat ini, BTC masih berupaya untuk bertahan di atas US$26.000 dan berpotensi untuk menguji ke area dynamic resistance MA-200 di kisaran US$27.250.

Jika gagal bertahan di atas US$26.000, maka BTC berpotensi akan kembali turun ke area support di kisaran US$25.000 Indikator Stochastic menunjukan indikasi naik dari area oversold dan MACD histogram bar memasuki momentum bearish terbatas. 

ETH/USDT

Support: US$1.650

Resistance: US$1.790

Pekan lalu, ETH turun dimulai dari hari Selasa (15/8) US$1.855 hingga sempat terperosok ke US$1.580 pada Kamis (22/8).  Selasa (8/8) pagi 09:00 WIB ETH bergerak di kisaran US$1.665, dekat dengan area support saat ini. 

Selanjutnya, pergerakan ETH berpotensi akan lanjut melemah jika gagal bertahan di atas US$1.650 dan akan menuju ke area support selanjutnya di US$1.580. Indikator stochastic naik menuju area centreline dan MACD histogram dalam momentum bearish terbatas. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar