26 Mei 2025
14:57 WIB
DEN Targetkan Hilirisasi Kemenyan Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mendorong hilirisasi kemenyan untuk memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani di Sumatera Utara.
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mendorong hilirisasi kemenyan untuk memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani di Sumatera Utara.
“Hilirisasi bukan hanya soal menciptakan nilai tambah dari kekayaan alam, tetapi juga bagaimana manfaat ekonominya bisa mengalir hingga ke desa-desa tempat sumber daya tersebut berasal,” kata Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan mengutip Antara, Jakarta, Senin (26/5).
Baca Juga: Minyak Kemenyan Tarik Perhatian Investor di IID 2019
Dia menambahkan, kemenyan merupakan komoditas yang sering terabaikan meskipun memiliki nilai besar dan dampak yang nyata bagi masyarakat, khususnya di Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan.
Padahal, lanjut dia, kemenyan alami dari Sumatera Utara adalah yang terbaik di dunia dan sudah diekspor ke banyak negara di Asia dan Eropa.
“Resin dari pohon Styrax benzoin ini dibutuhkan di berbagai industri, seperti parfum, aromaterapi, makanan, hingga farmasi. Namun, harga yang diterima petani masih sangat rendah, padahal ekspor kemenyan kita pada 2024 mencapai 43 ribu ton dengan nilai lebih dari US$52 juta,” ujarnya.
Ketua DEN juga menekankan pentingnya hilirisasi berbasis komunitas. Dengan menggunakan teknologi sederhana seperti distilasi uap, petani dapat menghasilkan minyak kemenyan, resin terstandar, hingga bioaktif siap ekspor.
Atas dasar itu, DEN berencana mulai mengembangkan hilirisasi kemenyan berbasis komunitas.
“Minat dari pelaku usaha dan mitra potensial sudah mulai terbentuk. Namun, yang terpenting adalah kerja sama yang terintegrasi antara lintas kementerian, pemerintah daerah, dan pelaku usaha agar hilirisasi kemenyan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat setempat,” jelas dia.
Luhut juga telah mendiskusikan digital sebaran lahan dan pohon kemenyan bersama Kementerian Kehutanan, Badan Pengelola Kawasan Hutan, Bupati Tapanuli Utara, Bupati Humbang Hasundutan, serta Forkompimda setempat.
Baca Juga: Sejak Kapan Manusia Memakai Parfum?
Hal itu bertujuan untuk memastikan tiap langkah pembangunan dilakukan berbasis data yang akurat dan kebutuhan di lapangan.
Luhut menegaskan bahwa hilirisasi kemenyan adalah salah satu contoh konkret upaya pemerintah untuk memperkuat ekonomi lokal, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menjaga biodiversitas hutan.
Langkah itu juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
“Jika dikelola dengan tepat, kemenyan bisa menjadi contoh nyata keberhasilan hilirisasi berbasis komunitas. Program ini tidak hanya tumbuh dari desa, tetapi juga memberikan dampak besar bagi dunia,” tuturnya.
BPS mencatat, volume ekspor kemenyan di 2024 terpantau menurun dibanding tahun sebelumnya, dari 45.505 ton menjadi 43.069 ton. Meski bobotnya menurun, namun nilai ekspornya terpantau naik pada periode yang sama, dari US$49 juta menjadi US$52 juta.
BPS mengidentifikasi, negara tujuan ekspor kemenyan tanah air utamanya ke China, Prancis, Bangladesh, Mesir, dan India.
Kemenyan Tanaman Khas Humbahas
Sebelumnya, Wapres Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi berbagai inovasi riset dan hilirisasi produk herbal dan hortikultura di Taman Sains Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumut.
Baca Juga: Delima Silalahi; Tekad Kuat Mengembalikan Tanah Adat
Gibran juga memuji atas pengembangan hilirisasi tanaman kemenyan yang merupakan tanaman unggulan dari Kabupaten Humbahas ini.
"Saya rasa ini sangat luar biasa. Biasanya kita membicarakan hilirisasi nikel dan lain-lain, ini ada hilirisasi kemenyan. Ini sangat mendukung visi Presiden Prabowo Subianto mewujudkan kemandirian pangan nasional," ucap Gibran, Sabtu (17/5).
Wapres juga menyampaikan, penguatan sektor pertanian menjadi fokus utama Presiden RI Prabowo Subianto. Untuk itu, dia berharap, TSTH2 di Pollung, Humbang Hasundutan dapat menjadi pusat penyedia bibit unggul dalam negeri guna mempercepat swasembada pangan nasional.
Direktur TSTH2 Sri Fatmawati melaporkan, kawasan TSTH2 berdiri di atas lahan seluas 500 hektare di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK).
Ia melanjutkan, kawasan ini dilengkapi fasilitas modern, seperti rumah kaca, rumah jaring, uji coba tanaman ekstraksi herbal, laboratorium pascapanen, tempat penyimpanan tanaman obat, dan fasilitas produksi biofertilizer atau pupuk hayati.
"TSTH2 tengah mengembangkan hilirisasi kemenyan dan tanaman herbal lain, seperti kunyit dan bunga telang untuk produk fungsional," ujar Sri.