01 November 2025
16:30 WIB
Danantara: Pabrik Soda Ash Di Bontang Untuk Kemandirian Industri Kimia Hijau
Selain mensubtitusi impor soda ash, pembangunan pabrik ini diharapkan juga menurunkan emisi CO2. Diharapkan, pabrik soda ash ini menjadi benchmark baru bagi industri kimia hijau di Indonesia.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Senior Director of Business Performance & Assets Optimization PT Danantara Asset Management/DAM) (Persero) Bhimo Aryanto (kanan) di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025). ANTARA/Muhammad Baqir Idrus Alatas
JAKARTA - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia membangun pabrik soda ash di Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) dengan konsep industri hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Diharapkan, pabrik soda ash ini menjadi benchmark baru bagi industri kimia hijau di Indonesia.
“(Benchmark yang dimaksud) simbol bahwa efisiensi, profitabilitas dan berkelanjutan dapat berjalan beriringan,” kata Senior Director of Business Performance & Assets Optimization PT Danantara Asset Management (Persero), Bhimo Aryanto dilansir Antara pada Sabtu (1/11).
Menurut dia, pembangunan pabrik soda ash ini pertama di Indonesia merupakan langkah besar menuju kemandirian industri kimia nasional dan menjadi komitmen dari Danantara dalam mewujudkan transformasi hilirisasi industri di Tanah Air.
Pabrik tersebut dibangun oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui PT Pupuk Kaltim dengan nilai investasi sebesar Rp5 triliun dari pendanaan perseroan dan perbankan nasional. Targetnya, pabrik ini selesai pada Maret 2028.
“Kehadiran pabrik soda ash memiliki arti strategis dan sangat penting bagi Indonesia. Komoditas itu adalah bahan baku utama industri kaca, detergen, tekstil, pulp and paper, hingga baterai kendaraan,” ujarnya.
Baca Juga: Pabrik Soda Ash PKT Siap Penuhi 30% Kebutuhan Nasional
Selama ini, kata Bhimo, kebutuhan soda ash nasional dan ammonium chloride 100% dipenuhi melalui impor. Pemerintah mengimpor 801,67 ribu ton soda ash pada tahun 2024, sementara permintaan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Diharapkan pembangunan pabrik tersebut mampu menjadi subtitusi impor sekitar 30%. Kapasitas produksi pabrik ini untuk ammonium chloride dan soda ash masing-masing sebesar 300 ribu metrik ton per tahun (MTPY) dengan target pasar domestik maupun ekspor.
Melalui pembangunan pabrik tersebut, Danantara bersama Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim mengambil langkah nyata untuk memenuhi kebutuhan soda ash dalam negeri, sekaligus mendukung program hilirisasi industri serta peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dengan kapasitas produksi yang signifikan, pabrik ini diharapkan mampu menggantikan impor secara bertahap, dan membuka jalan bagi potensi ekspor di masa depan,” imbuhnya.
Selain itu, Bhimo menjelaskan pembangunan pabrik soda ash juga sebagai upaya mendukung program Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, khususnya pilar hilirisasi industri dan kemandirian ekonomi nasional, guna memperkuat rantai nilai industri dalam negeri hingga penyediaan lapangan kerja berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
Pembangunan pabrik ini diharapkan juga menurunkan emisi karbondioksida (CO2) melalui penyerapan ekses CO2 sebagai bahan baku soda ash sebesar 174 ribu ton per tahun.
Selain itu, mendukung ketahanan pangan melalui pemanfaatan ammonium chloride sebagai direct fertilizer (sumber nitrogen) atau campuran bahan baku NPK (nitrogen, fosfor, kalium), serta meningkatkan revenue melalui penjualan soda ash dan ammonium chloride (produk samping hasil pabrik soda ash).
Dampak Pembangunan Pabrik
Selanjutnya, Bhima menambahkan pembangunan pabrik soda ash di Bontang juga bakal memberikan efek berganda besar bagi perekonomian daerah. Selama tahap konstruksi, kata dia, proyek ini akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal hingga setelah beroperasi dapat menciptakan ratusan pekerjaan permanen dengan keahlian tinggi.
Bhimo menegaskan Danantara melalui Pupuk Indonesia dan Pupuk Kaltim berkomitmen mengembangkan ekosistem industri lokal melalui pelatihan tenaga kerja, kemitraan dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan pertumbuhan bertanggung jawab melalui program-program sosial nan berkelanjutan.
Baca Juga: Pupuk Kaltim Bidik Target Produksi Soda Ash 300 Ribu Metrik Ton Per Tahun
Danantara meyakini bahwa Bontang akan menjadi salah satu pusat industri kimia berkelanjutan di Asia Tenggara, dan Pupuk Kaltim akan menjadi pelopor dalam inovasi industri hijau nasional.
“Kami ingin pertumbuhan ekonomi ini tidak hanya terasa di pabrik, tetapi juga dirasakan oleh masyarakat Bontang dan Kalimantan Timur secara luas. Kami berharap pabrik soda ash ini menjadi awal dari lahirnya rantai industri kimia berkelanjutan di Indonesia. Mulai dari natrium karbonat hingga bahan pendukung energi baru terbarukan,” kata Bhimo lagi.