25 Agustus 2025
16:37 WIB
Cek Potensi Litium, Eramet Boyong Sampel Dari Bledug Kuwu Ke Prancis
Eramet Indonesia meneliti potensi litium Bledug Kuwu, Grobogan di Prancis. Penelitian ini untuk memastikan kadar litium layak dikomersialisasi demi mendukung ekosistem kendaraan listrik.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Letupan lumpur dari kawah Bledug Kuwu. Mongabay Indonesia/Nuswantoro
JAKARTA - Eramet Indonesia tengah memastikan kebenaran potensi litium yang terdapat di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah, dalam rangka mendukung terbentuknya ekosistem kendaraan listrik.
CEO Eramet Indonesia Jérôme Baudelet mengatakan, pihaknya telah memeriksa sampel dari Bledug Kuwu di pusat penelitian yang terletak di Kantor Pusat Eramet, yakni Prancis.
"Untuk litium, kami sudah melakukan pengambilan sampel dan saat ini sedang melakukan analisis untuk melihat apakah konsentrasi litiumnya cukup," ucap Jérôme di sela sesi Eramet Journalist Class di Jakarta, Senin (25/8).
Baca Juga: Ekosistem Baterai EV, Bahlil: RI Buka Peluang Impor Litium Australia
Potensi litium, sambung Jérôme, bisa saja ditemukan di banyak daerah. Tapi jika kadarnya terlalu rendah, industrialisasi atas potensi tersebut tidak mungkin untuk dilakukan oleh perusahaan.
"Jadi, itulah yang sedang kami periksa saat ini dengan pusat penelitian kami di Prancis," imbuhnya.
Upaya memvalidasi potensi litium di Bledug Kuwu pun dilakukan Eramet Indonesia bersama Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai regulator di Indonesia.
Jérôme meyakini, kerja sama dengan Badan Geologi Kementerian ESDM tersebut sudah berada di jalur yang tepat dalam upaya mewujudkan terciptanya ekosistem baterai kendaraan listrik di tanah air.
"Kami punya program ini bersama Badan Geologi. Hari ini, kami sudah mengambil sampel. Intinya, litium itu terkandung di daerah vulkanik, ada semacam area air panas," sebut dia.
Baca Juga: Eropa Ogah Bangun Pabrik Baterai EV Di RI, Bahlil: Kita Pajaki Bahan Bakunya
Sebelumnya, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid menegaskan, pihaknya bakal menggelar eksplorasi untuk mendapatkan sumber daya litium.
Meski saat ini eksplorasi belum dimulai, kegiatan tersebut bakal tetap dilakukan di tengah rencana pembelian litium dari Australia untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Saya belum ter-update mengenai impor-impor itu. Tapi, kan kalau namanya litium itu, kita tetap mencari, mencari terus," tegas Wafid di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (7/8).
Dari hasil survei, Wafid menginformasikan, Indonesia masih memiliki potensi litium di Bledug Kuwu, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Penelitian pun sudah dilakukan sejak lama, sekalipun belum ditindaklanjuti dengan kegiatan eksplorasi.
"Masih ada (potensi litium) di Bledug Kuwu ya. Kalau penelitiannya sudah dari dulu," sambung dia.
Baca Juga: Serius Garap Baterai EV, Antam Terlibat Di Enam Perusahaan Patungan
Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi sendiri sudah pernah mengambil sampel air dan lumpur di Bledug Kuwu, Bledug Cangkring, Crewek, Jono, dan Bledug Kesong pada 2023 silam.
Khusus Bledug Kuwu dan Bledug Cangkring, sampel air diambil dari gunung lumpur yang baru terendapkan sehari, diendapkan selama dua hari, dan sisa-sisa air yang tidak mengkristal menjadi garam.
Setelah diperiksa, PSDMBP menemukan adanya kandungan litium 103-111 ppm dan Boron sebesar 464-534 ppm pada air dari gunung lumpur Bledug Kuwu.
Sementara itu, air sisa pada tambang garam mempunyai kadar litium mencapai 1059-1110 ppm dan boron 2660-2781 ppm, lalu pada sampel lumpur terdapat kadar litium 115 ppm.